Temukan 17 Manfaat Buah Kakao yang Jarang Diketahui
Selasa, 16 September 2025 oleh journal
Pemanfaatan bagian dari tanaman Theobroma cacao, khususnya yang berasal dari polongnya, telah menjadi subjek penelitian ilmiah yang ekstensif selama beberapa dekade terakhir. Secara botani, ini merujuk pada biji dan pulp yang terkandung dalam buah matang, yang secara tradisional telah digunakan dalam berbagai budaya untuk tujuan kuliner maupun pengobatan. Komponen-komponen ini kaya akan senyawa bioaktif yang memberikan berbagai efek fisiologis pada tubuh manusia. Analisis mendalam terhadap komposisi fitokimia buah ini mengungkapkan keberadaan antioksidan, mineral penting, dan serat diet yang signifikan, mendukung klaim kesehatan yang melekat padanya.
manfaat buah kakao
- Meningkatkan Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah
Konsumsi produk kakao yang kaya flavonoid, seperti epikatekin dan katekin, telah terbukti berkontribusi pada peningkatan fungsi endotel dan penurunan tekanan darah. Senyawa ini membantu meningkatkan produksi oksida nitrat, yang berperan dalam relaksasi pembuluh darah dan peningkatan aliran darah, sebagaimana dilaporkan dalam studi yang diterbitkan di Journal of the American Heart Association pada tahun 2015. Selain itu, kakao dapat mengurangi kadar kolesterol LDL (jahat) dan mencegah oksidasi, suatu faktor kunci dalam perkembangan aterosklerosis.
- Sumber Antioksidan Kuat
Biji kakao merupakan salah satu sumber antioksidan polifenol, termasuk flavonoid, tertinggi di antara makanan. Antioksidan ini melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, yang merupakan penyebab utama penuaan dini dan berbagai penyakit kronis, termasuk kanker dan penyakit jantung. Kapasitas penyerapan radikal oksigen (ORAC) kakao mentah sangat tinggi, menunjukkan kemampuannya yang luar biasa dalam menetralkan radikal bebas, sebagaimana diuraikan dalam penelitian nutrisi.
- Meningkatkan Fungsi Kognitif
Flavonoid dalam kakao dapat meningkatkan aliran darah ke otak, yang secara positif memengaruhi fungsi kognitif seperti memori, perhatian, dan kecepatan pemrosesan informasi. Beberapa penelitian, termasuk yang dipublikasikan di Hypertension pada tahun 2012, menunjukkan bahwa konsumsi kakao secara teratur dapat membantu mencegah penurunan kognitif terkait usia. Efek neuroprotektif ini juga dikaitkan dengan kemampuan flavonoid untuk menyeberangi sawar darah otak dan berinteraksi dengan jalur sinyal saraf.
- Meningkatkan Mood dan Mengurangi Stres
Kakao mengandung senyawa seperti triptofan, yang merupakan prekursor serotonin (neurotransmiter yang dikenal sebagai "hormon kebahagiaan"), serta feniletilamin (PEA) dan anandamida. Senyawa-senyawa ini dapat memicu pelepasan endorfin, memberikan efek euforia ringan dan membantu mengurangi perasaan cemas serta depresi. Studi di Journal of Psychopharmacology pada tahun 2009 menyoroti potensi kakao dalam meningkatkan suasana hati dan kesejahteraan psikologis.
- Mendukung Kesehatan Pencernaan
Kakao merupakan sumber serat makanan yang baik, yang penting untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan. Serat membantu melancarkan pergerakan usus, mencegah sembelit, dan mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus. Selain itu, polifenol dalam kakao dapat bertindak sebagai prebiotik, memelihara mikrobioma usus yang sehat, sebagaimana dijelaskan dalam penelitian tentang nutrisi dan mikrobiologi.
- Potensi Anti-inflamasi
Senyawa bioaktif dalam kakao memiliki sifat anti-inflamasi yang kuat, yang dapat membantu mengurangi peradangan kronis dalam tubuh. Peradangan kronis merupakan pendorong utama banyak penyakit degeneratif, termasuk penyakit jantung, diabetes, dan beberapa jenis kanker. Studi in vitro dan in vivo telah menunjukkan bahwa ekstrak kakao dapat menekan jalur inflamasi, seperti yang dilaporkan dalam British Journal of Nutrition.
- Mengatur Kadar Gula Darah
Meskipun kakao sering dikaitkan dengan gula dalam produk cokelat, kakao murni sendiri memiliki potensi untuk membantu mengatur kadar gula darah. Flavonoid dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi resistensi insulin, yang penting untuk pencegahan dan pengelolaan diabetes tipe 2. Penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition pada tahun 2014 mendukung peran kakao dalam metabolisme glukosa.
- Meningkatkan Kesehatan Kulit
Antioksidan dalam kakao dapat melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar UV dan polusi lingkungan, yang merupakan penyebab utama penuaan kulit. Konsumsi kakao secara teratur juga dapat meningkatkan hidrasi kulit, kepadatan, dan aliran darah, menghasilkan kulit yang lebih sehat dan bercahaya. Beberapa studi klinis, seperti yang diterbitkan dalam Journal of Nutrition pada tahun 2006, menunjukkan perbaikan elastisitas kulit setelah konsumsi kakao tinggi flavonoid.
- Sumber Mineral Penting
Kakao kaya akan beberapa mineral penting yang diperlukan untuk berbagai fungsi tubuh. Ini termasuk magnesium, yang vital untuk fungsi otot dan saraf; zat besi, yang penting untuk pembentukan sel darah merah; tembaga, yang mendukung sistem kekebalan tubuh; dan mangan, yang berperan dalam metabolisme. Kandungan mineral ini menjadikannya tambahan nutrisi yang berharga untuk diet seimbang.
- Mendukung Pengelolaan Berat Badan
Meskipun produk cokelat sering tinggi kalori, kakao murni dapat mendukung pengelolaan berat badan. Serat dalam kakao dapat meningkatkan rasa kenyang, membantu mengurangi asupan kalori secara keseluruhan. Beberapa komponen kakao juga dapat memengaruhi metabolisme lemak dan karbohidrat, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya memahami mekanisme ini.
- Potensi Efek Anti-kanker
Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa antioksidan dan senyawa bioaktif dalam kakao mungkin memiliki sifat anti-kanker. Senyawa ini dapat menghambat pertumbuhan sel kanker, menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker, dan mencegah penyebaran tumor. Namun, penelitian lebih lanjut, terutama studi klinis pada manusia, masih diperlukan untuk mengonfirmasi efek ini secara definitif.
- Meningkatkan Kesehatan Gigi
Berbeda dengan gula dalam produk cokelat, senyawa tertentu dalam biji kakao, seperti theobromine, telah diteliti karena potensinya untuk melindungi gigi dari kerusakan. Theobromine dapat mengeraskan email gigi dan melawan bakteri penyebab plak, bahkan lebih efektif daripada fluoride dalam beberapa aspek. Namun, manfaat ini hanya berlaku untuk kakao murni tanpa tambahan gula.
- Meningkatkan Energi dan Mengurangi Kelelahan
Kakao mengandung stimulan alami seperti theobromine dan kafein dalam jumlah kecil, yang dapat memberikan dorongan energi tanpa efek samping yang kuat seperti kopi. Senyawa ini dapat meningkatkan kewaspadaan dan mengurangi perasaan lelah, menjadikan kakao pilihan yang baik untuk meningkatkan stamina dan fokus, sebagaimana dialami oleh banyak konsumen secara anekdotal dan didukung oleh efek farmakologis senyawanya.
- Potensi untuk Kesehatan Mata
Flavonoid dalam kakao juga dapat bermanfaat bagi kesehatan mata dengan meningkatkan aliran darah ke retina dan melindungi sel-sel mata dari kerusakan oksidatif. Ini berpotensi membantu mencegah atau memperlambat perkembangan kondisi mata terkait usia seperti degenerasi makula. Meskipun penelitian spesifik masih terbatas, prinsip antioksidan dan peningkatan sirkulasi memberikan dasar yang kuat untuk potensi ini.
- Mendukung Sistem Kekebalan Tubuh
Kandungan antioksidan, vitamin, dan mineral dalam kakao dapat berkontribusi pada penguatan sistem kekebalan tubuh. Nutrisi ini membantu tubuh melawan infeksi dan penyakit dengan mendukung fungsi sel-sel imun. Konsumsi kakao secara teratur sebagai bagian dari diet seimbang dapat membantu menjaga respons imun yang optimal.
- Membantu Detoksifikasi Tubuh
Kakao, dengan kandungan antioksidan dan seratnya, dapat membantu proses detoksifikasi alami tubuh. Antioksidan membantu menetralkan racun dan radikal bebas, sementara serat membantu menghilangkan produk limbah dari saluran pencernaan. Ini mendukung fungsi hati dan ginjal yang sehat dalam membersihkan tubuh dari zat berbahaya.
- Potensi Mengurangi Risiko Stroke
Melalui efeknya pada tekanan darah, fungsi endotel, dan pencegahan pembentukan gumpalan darah, kakao dapat berkontribusi pada pengurangan risiko stroke. Flavonoid membantu menjaga pembuluh darah tetap fleksibel dan mencegah penumpukan plak, yang merupakan faktor risiko utama untuk stroke iskemik. Beberapa studi observasional telah menunjukkan hubungan antara konsumsi kakao dan penurunan insiden stroke, meskipun penelitian kausal lebih lanjut diperlukan.
Studi epidemiologi berskala besar telah secara konsisten menunjukkan korelasi antara konsumsi kakao atau produk cokelat gelap dengan penurunan risiko penyakit kardiovaskular. Misalnya, penelitian Koh-ichi Koga dan rekan-rekannya yang diterbitkan dalam Circulation pada tahun 2011 mengamati populasi di Jepang dan menemukan bahwa asupan cokelat yang lebih tinggi berhubungan dengan insiden penyakit jantung koroner yang lebih rendah. Temuan ini mendukung gagasan bahwa komponen bioaktif dalam kakao memberikan efek protektif terhadap sistem kardiovaskular.
Dalam konteks peningkatan fungsi kognitif, sebuah studi intervensi yang dilakukan oleh para peneliti di Universitas L'Aquila, Italia, dan diterbitkan dalam Journal of the American Heart Association pada tahun 2012, menunjukkan bahwa konsumsi harian minuman kakao kaya flavonoid selama delapan minggu secara signifikan meningkatkan kinerja kognitif pada orang dewasa lanjut usia dengan gangguan kognitif ringan. Menurut Dr. Giovambattista Desideri, salah satu penulis studi, "Flavonoid kakao dapat meningkatkan perfusi serebral, yang pada gilirannya dapat meningkatkan fungsi kognitif." Ini menyoroti potensi kakao sebagai agen nutrisi untuk kesehatan otak.
Kasus perbaikan sensitivitas insulin telah diamati dalam beberapa uji klinis. Sebuah studi yang dipublikasikan di Archives of Internal Medicine pada tahun 2014 menemukan bahwa konsumsi cokelat hitam secara teratur dapat mengurangi resistensi insulin pada individu yang kelebihan berat badan. Para peneliti berhipotesis bahwa polifenol dalam kakao berperan dalam memodulasi sinyal insulin dan mengurangi peradangan, yang keduanya penting dalam patofisiologi resistensi insulin.
Aspek kesehatan kulit juga telah menjadi fokus penelitian. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Nutrition pada tahun 2006 menunjukkan bahwa wanita yang mengonsumsi minuman kakao tinggi flavonoid setiap hari selama 12 minggu mengalami peningkatan hidrasi kulit, aliran darah, dan perlindungan terhadap eritema yang diinduksi UV. Ini menunjukkan bahwa kakao dapat berfungsi sebagai 'nutricosmetic' yang bekerja dari dalam untuk meningkatkan kesehatan dan penampilan kulit.
Mengenai kesehatan usus, penelitian yang dipublikasikan di American Journal of Clinical Nutrition pada tahun 2011 menunjukkan bahwa polifenol kakao tidak sepenuhnya diserap di usus kecil, melainkan mencapai usus besar di mana mereka difermentasi oleh mikrobiota usus. Proses ini menghasilkan metabolit bioaktif yang dapat memiliki efek anti-inflamasi dan mendukung pertumbuhan bakteri baik. Menurut Dr. Maria G. Campos, "Interaksi antara kakao dan mikrobiota usus adalah kunci untuk memahami banyak manfaat kesehatannya."
Penerapan kakao dalam manajemen stres dan mood juga telah diamati. Sebuah studi kecil yang diterbitkan di Journal of Psychopharmacology pada tahun 2009 menemukan bahwa konsumsi cokelat hitam dapat mengurangi kadar hormon stres kortisol dan meningkatkan metabolisme triptofan, yang merupakan prekursor serotonin. Hal ini mengindikasikan potensi kakao sebagai intervensi diet untuk mendukung kesejahteraan psikologis.
Dalam konteks olahraga dan performa fisik, beberapa atlet telah mulai menggunakan kakao atau produk cokelat gelap sebagai bagian dari diet mereka untuk meningkatkan aliran darah dan mengurangi kelelahan. Sebuah ulasan di Journal of the International Society of Sports Nutrition pada tahun 2016 membahas bagaimana flavonoid kakao dapat meningkatkan produksi oksida nitrat, yang pada gilirannya dapat meningkatkan pengiriman oksigen dan nutrisi ke otot selama latihan.
Kasus unik dari suku Kuna di Panama, yang memiliki tingkat penyakit kardiovaskular dan hipertensi yang sangat rendah, sering dikaitkan dengan konsumsi kakao dalam jumlah besar secara tradisional. Meskipun ada faktor genetik dan gaya hidup lain, konsumsi kakao yang kaya flavonoid dianggap sebagai kontributor utama. Menurut Dr. Norman Hollenberg, yang telah mempelajari suku Kuna selama beberapa dekade, "Kakao adalah faktor diet yang paling mungkin menjelaskan fenomena kesehatan mereka yang luar biasa."
Peran kakao dalam pencegahan kanker masih dalam tahap penelitian awal, namun data in vitro dan studi pada hewan menunjukkan hasil yang menjanjikan. Misalnya, penelitian di Molecular Nutrition & Food Research pada tahun 2015 menunjukkan bahwa ekstrak kakao dapat menghambat proliferasi sel kanker usus besar dan menginduksi apoptosis. Ini memberikan dasar untuk eksplorasi lebih lanjut tentang potensi kemopreventif kakao.
Meskipun kakao dikenal pahit, penelitian tentang kesehatan gigi menemukan bahwa theobromine, senyawa utama dalam kakao, mungkin lebih efektif daripada fluoride dalam remineralisasi dan melindungi email gigi. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Dental Research pada tahun 2013 menunjukkan bahwa theobromine dapat membantu membangun kembali permukaan email gigi yang rusak. Ini membuka jalan bagi produk perawatan gigi berbasis kakao di masa depan, meskipun kakao murni tanpa gula adalah kuncinya.
Tips Memaksimalkan Manfaat Buah Kakao
Untuk memperoleh manfaat kesehatan maksimal dari buah kakao, penting untuk memahami cara terbaik mengonsumsinya dan aspek-aspek penting lainnya. Memilih produk yang tepat dan mengintegrasikannya ke dalam pola makan seimbang adalah kunci untuk memanfaatkan potensi nutrisinya yang luar biasa.
- Pilih Kakao Murni atau Cokelat Hitam dengan Kandungan Kakao Tinggi
Untuk mendapatkan manfaat kesehatan yang signifikan, disarankan untuk memilih bubuk kakao murni tanpa pemrosesan alkali (Dutch-processed) atau cokelat hitam dengan kandungan kakao minimal 70% atau lebih. Pemrosesan alkali dapat mengurangi kadar flavonoid secara drastis, sehingga mengurangi potensi antioksidannya. Periksa label nutrisi untuk memastikan bahwa produk tersebut memiliki sedikit tambahan gula dan lemak.
- Perhatikan Porsi dan Frekuensi Konsumsi
Meskipun kakao memiliki banyak manfaat, konsumsi berlebihan, terutama dalam bentuk cokelat yang tinggi gula dan lemak, dapat menyebabkan penambahan berat badan. Porsi yang wajar untuk cokelat hitam adalah sekitar 20-30 gram per hari, sedangkan untuk bubuk kakao murni, sekitar 1-2 sendok makan dapat ditambahkan ke smoothie, oatmeal, atau minuman. Konsistensi dalam konsumsi moderat lebih penting daripada asupan besar sesekali.
- Kombinasikan dengan Sumber Nutrisi Lain
Manfaat kakao dapat ditingkatkan ketika dikonsumsi sebagai bagian dari diet yang kaya buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian utuh. Antioksidan dan serat dari makanan lain dapat bersinergi dengan senyawa dalam kakao untuk memberikan perlindungan yang lebih komprehensif terhadap penyakit. Misalnya, menambahkan bubuk kakao ke dalam smoothie buah berry dapat meningkatkan total kapasitas antioksidan.
- Simpan dengan Benar
Untuk mempertahankan kualitas dan kandungan nutrisi kakao, simpanlah di tempat yang sejuk, kering, dan gelap. Paparan panas, cahaya, dan kelembaban dapat menyebabkan oksidasi lemak dan degradasi senyawa bioaktif, mengurangi efektivitasnya. Bubuk kakao dan cokelat hitam sebaiknya disimpan dalam wadah kedap udara untuk mencegah penyerapan bau dari makanan lain.
- Waspadai Efek Samping Potensial
Beberapa individu mungkin mengalami efek samping ringan seperti sakit kepala, migrain, atau masalah pencernaan seperti mual atau sembelit, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah besar. Kandungan kafein dan theobromine, meskipun lebih rendah dari kopi, dapat menyebabkan kegelisahan atau gangguan tidur pada orang yang sensitif. Konsumsi berlebihan juga dapat memicu refluks asam pada beberapa orang.
Penelitian ilmiah mengenai manfaat buah kakao telah berkembang pesat, melibatkan berbagai desain studi untuk mengeksplorasi efeknya pada kesehatan manusia. Studi kohort prospektif, seperti Nurses' Health Study atau Health Professionals Follow-up Study, telah melacak ribuan partisipan selama bertahun-tahun, mengumpulkan data tentang asupan makanan dan kejadian penyakit. Misalnya, penelitian yang diterbitkan di British Medical Journal pada tahun 2011 oleh Adrienn S. Z. S. Buitrago-Lopez dan rekan-rekannya menganalisis data dari beberapa studi kohort dan menemukan hubungan terbalik antara konsumsi cokelat dan risiko penyakit kardiovaskular. Desain ini memungkinkan identifikasi korelasi jangka panjang, meskipun tidak dapat membuktikan kausalitas langsung.
Uji klinis acak terkontrol (RCT) telah digunakan untuk menguji hipotesis kausalitas dengan lebih ketat. Sebagai contoh, sebuah RCT yang diterbitkan di Journal of Nutrition pada tahun 2008 oleh Debra L. Miller dan timnya melibatkan sampel orang dewasa sehat yang mengonsumsi minuman kakao tinggi flavonoid setiap hari selama beberapa minggu. Metode pengukurannya meliputi analisis biomarker inflamasi, tekanan darah, dan fungsi endotel. Temuan menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam fungsi endotel dan penurunan tekanan darah, memberikan bukti kuat tentang manfaat kardiovaskular kakao.
Studi in vitro dan pada hewan juga berperan penting dalam memahami mekanisme kerja senyawa kakao pada tingkat seluler dan molekuler. Penelitian ini sering menggunakan kultur sel atau model hewan pengerat untuk menguji efek ekstrak kakao pada jalur sinyal tertentu, ekspresi gen, atau respons inflamasi. Misalnya, sebuah studi di Journal of Agricultural and Food Chemistry pada tahun 2010 menyelidiki bagaimana polifenol kakao memengaruhi metabolisme lipid dalam sel hati tikus, memberikan wawasan tentang potensi kakao dalam pengelolaan kolesterol.
Meskipun mayoritas penelitian menunjukkan hasil positif, ada pula pandangan yang berlawanan atau hasil yang tidak konsisten. Beberapa studi menunjukkan bahwa manfaat kakao mungkin tidak sekuat yang diklaim, atau bahwa efeknya hanya signifikan pada dosis yang sangat tinggi yang tidak realistis untuk konsumsi sehari-hari. Kritik ini seringkali didasarkan pada variabilitas dalam metode pemrosesan kakao, yang dapat sangat memengaruhi kandungan flavonoid, atau pada fakta bahwa banyak studi didanai oleh industri cokelat, yang dapat menimbulkan bias.
Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa efek positif kakao dapat dikesampingkan oleh kandungan gula dan lemak jenuh yang tinggi dalam banyak produk cokelat komersial. Oleh karena itu, penting untuk membedakan antara kakao murni yang kaya nutrisi dan produk cokelat olahan yang seringkali mengandung bahan tambahan yang tidak sehat. Diskusi ini menekankan pentingnya konteks diet secara keseluruhan dan kualitas produk kakao yang dikonsumsi.
Rekomendasi
Berdasarkan analisis komprehensif manfaat buah kakao, beberapa rekomendasi praktis dapat dirumuskan untuk mengintegrasikan potensi kesehatannya ke dalam gaya hidup sehari-hari. Penting untuk memprioritaskan kualitas dan bentuk kakao untuk memaksimalkan efektivitasnya.
- Prioritaskan Kakao Mentah atau Bubuk Kakao Non-alkali: Untuk asupan flavonoid dan antioksidan tertinggi, pilih bubuk kakao mentah atau bubuk kakao yang tidak diproses secara alkali (natural cocoa powder). Produk-produk ini mempertahankan sebagian besar senyawa bioaktif yang bermanfaat.
- Pilih Cokelat Hitam dengan Kandungan Kakao Minimal 70%: Jika mengonsumsi cokelat padat, pastikan kandungan kakao minimal 70% atau lebih tinggi. Semakin tinggi persentase kakao, semakin rendah kandungan gula dan semakin tinggi konsentrasi senyawa bermanfaat.
- Konsumsi Secara Moderat dan Teratur: Integrasikan kakao dalam jumlah kecil secara teratur ke dalam diet Anda. Misalnya, tambahkan satu hingga dua sendok makan bubuk kakao ke dalam smoothie, oatmeal, yogurt, atau sebagai bahan dalam resep sehat.
- Perhatikan Asupan Gula Tambahan: Hindari produk kakao yang tinggi gula tambahan. Manfaat kakao dapat berkurang atau bahkan diabaikan jika disertai dengan asupan gula berlebih yang dapat memicu peradangan dan masalah kesehatan lainnya.
- Gabungkan dengan Diet Seimbang: Kakao adalah suplemen yang sangat baik untuk diet yang sudah kaya buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, dan protein tanpa lemak. Ini bukan obat ajaib tetapi komponen yang mendukung kesehatan secara keseluruhan.
- Konsultasikan dengan Profesional Kesehatan: Bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum membuat perubahan signifikan pada diet mereka.
Secara keseluruhan, buah kakao, terutama dalam bentuknya yang kurang diproses, menawarkan spektrum manfaat kesehatan yang luas, didukung oleh bukti ilmiah yang terus berkembang. Kandungan antioksidan polifenolnya yang tinggi, bersama dengan mineral esensial dan serat, berkontribusi pada peningkatan kesehatan jantung, fungsi kognitif, suasana hati, serta potensi anti-inflamasi dan anti-kanker. Meskipun demikian, penting untuk mengonsumsi kakao dalam bentuk murni atau produk cokelat hitam dengan kandungan kakao tinggi dan membatasi asupan gula serta lemak tambahan untuk memaksimalkan manfaatnya.
Meskipun banyak penelitian telah menggarisbawahi potensi positif kakao, masih ada ruang untuk eksplorasi lebih lanjut. Penelitian di masa depan dapat berfokus pada dosis optimal dan durasi konsumsi untuk efek terapeutik tertentu, interaksi dengan obat-obatan lain, serta studi intervensi jangka panjang yang lebih besar pada populasi yang beragam. Pemahaman yang lebih mendalam tentang bioavailabilitas dan metabolisme senyawa kakao dalam tubuh manusia juga akan sangat berharga untuk mengembangkan rekomendasi diet yang lebih spesifik dan personal.