Intip 7 Manfaat Buah Mangga bagi Tubuh yang Jarang Diketahui

Rabu, 17 September 2025 oleh journal

Manfaat, sebagai inti dari kata kunci yang menjadi fokus utama pembahasan ini, merujuk pada segala bentuk dampak positif atau keuntungan yang diperoleh dari suatu substansi atau aktivitas terhadap kondisi fisiologis dan kesehatan umum tubuh. Dalam konteks nutrisi, manfaat dapat diartikan sebagai kontribusi zat gizi esensial, senyawa bioaktif, atau komponen lain yang mendukung fungsi organ, meningkatkan sistem kekebalan, atau mencegah penyakit. Pemahaman mendalam tentang manfaat memungkinkan individu untuk membuat pilihan diet yang lebih informatif, mengoptimalkan asupan nutrisi, dan pada akhirnya meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Fokus pada manfaat spesifik suatu makanan, seperti buah mangga, akan memberikan panduan ilmiah mengenai potensi kontribusinya bagi kesehatan. Oleh karena itu, artikel ini akan menguraikan secara komprehensif berbagai aspek positif yang ditawarkan oleh buah mangga bagi tubuh manusia.

manfaat buah mangga bagi tubuh

  1. Kaya Antioksidan untuk Melawan Radikal Bebas

    Mangga merupakan sumber antioksidan yang luar biasa, termasuk vitamin C, vitamin E, karotenoid seperti beta-karoten, serta berbagai polifenol seperti mangiferin. Senyawa-senyawa ini bekerja secara sinergis untuk menetralkan radikal bebas dalam tubuh, molekul tidak stabil yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan berkontribusi pada perkembangan penyakit kronis seperti kanker dan penyakit jantung. Konsumsi mangga secara teratur dapat membantu melindungi sel-sel dari stres oksidatif, menjaga integritas jaringan, dan memperlambat proses penuaan dini. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry pada tahun 2005 menyoroti profil antioksidan mangga yang kaya, menegaskan perannya dalam pertahanan tubuh.

    Intip 7 Manfaat Buah Mangga bagi Tubuh yang Jarang Diketahui
  2. Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh

    Kandungan vitamin C yang tinggi dalam mangga menjadikannya buah yang sangat baik untuk mendukung fungsi sistem kekebalan tubuh. Vitamin C dikenal sebagai imunomodulator kuat yang merangsang produksi sel darah putih, terutama limfosit dan fagosit, yang bertanggung jawab melawan infeksi. Selain itu, mangga juga mengandung vitamin A, folat, dan tembaga, nutrisi penting lainnya yang berperan dalam menjaga respons imun yang optimal. Asupan nutrisi ini secara teratur dapat membantu tubuh lebih efektif dalam menangkis patogen dan mengurangi durasi serta keparahan penyakit umum. Penelitian yang dimuat di jurnal Nutrients pada tahun 2017 menunjukkan bahwa asupan vitamin C yang adekuat sangat penting untuk fungsi kekebalan tubuh yang sehat.

  3. Mendukung Kesehatan Pencernaan

    Mangga adalah sumber serat makanan yang baik, baik serat larut maupun tidak larut, yang esensial untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan. Serat membantu melancarkan pergerakan usus, mencegah sembelit, dan mendukung pertumbuhan bakteri baik dalam usus, yang penting untuk mikrobioma yang seimbang. Selain serat, mangga juga mengandung enzim pencernaan seperti amilase, yang membantu memecah karbohidrat kompleks menjadi gula sederhana, sehingga memudahkan penyerapan nutrisi. Menurut sebuah tinjauan di American Journal of Clinical Nutrition (2012), konsumsi serat yang cukup berkorelasi positif dengan kesehatan pencernaan yang optimal dan penurunan risiko gangguan usus.

  4. Menjaga Kesehatan Mata

    Kandungan vitamin A yang melimpah dalam mangga, terutama dalam bentuk beta-karoten yang diubah menjadi vitamin A di dalam tubuh, sangat krusial untuk kesehatan mata. Vitamin A adalah komponen vital dari rhodopsin, protein dalam retina yang memungkinkan penglihatan dalam kondisi cahaya redup. Mangga juga mengandung antioksidan lutein dan zeaxanthin, pigmen karotenoid yang terakumulasi di makula mata dan berfungsi sebagai filter cahaya biru berbahaya, melindungi mata dari kerusakan akibat sinar UV dan mengurangi risiko degenerasi makula terkait usia (AMD). Studi yang dipublikasikan dalam Archives of Ophthalmology (2007) menggarisbawahi pentingnya lutein dan zeaxanthin dalam pencegahan penyakit mata degeneratif.

  5. Memelihara Kesehatan Kulit dan Rambut

    Nutrisi yang ada dalam mangga berkontribusi signifikan terhadap kesehatan kulit dan rambut. Vitamin C berperan penting dalam produksi kolagen, protein struktural yang menjaga elastisitas dan kekencangan kulit, serta mempercepat proses penyembuhan luka. Sementara itu, vitamin A, yang juga melimpah, membantu menjaga kelembaban kulit dan rambut, serta mendukung regenerasi sel kulit baru. Antioksidan dalam mangga juga melindungi sel kulit dari kerusakan akibat radikal bebas dan paparan lingkungan. Konsumsi mangga secara teratur dapat membantu menjaga kulit tetap bercahaya dan rambut tetap kuat, menunjukkan bahwa nutrisi dari dalam sangat mempengaruhi penampilan luar.

  6. Berpotensi Menurunkan Risiko Kanker

    Mangga telah menarik perhatian dalam penelitian kanker karena kandungan polifenolnya, terutama mangiferin, yang telah menunjukkan sifat antikanker dalam berbagai studi in vitro dan in vivo. Senyawa ini dapat menghambat pertumbuhan sel kanker, menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker, dan mengurangi peradangan. Meskipun penelitian pada manusia masih terus berlanjut, temuan awal menunjukkan potensi mangga dalam mencegah atau menghambat perkembangan beberapa jenis kanker, termasuk usus besar, payudara, dan prostat. Sebuah ulasan dalam Journal of Medicinal Food (2017) membahas potensi terapeutik mangiferin sebagai agen kemopreventif dan antikanker, menekankan perlunya penelitian klinis lebih lanjut.

  7. Membantu Pengelolaan Berat Badan

    Meskipun mangga memiliki rasa manis, kandungan seratnya yang tinggi dapat berkontribusi pada rasa kenyang yang lebih lama, sehingga membantu mengurangi asupan kalori secara keseluruhan. Serat membantu memperlambat proses pencernaan dan penyerapan gula, mencegah lonjakan kadar gula darah yang cepat dan fluktuasi energi yang dapat memicu keinginan makan berlebih. Selain itu, mangga relatif rendah kalori dibandingkan dengan kepadatannya nutrisi, menjadikannya pilihan camilan yang sehat dan memuaskan. Integrasi mangga ke dalam diet seimbang dapat menjadi strategi yang efektif untuk manajemen berat badan, mendukung pola makan yang lebih sehat tanpa mengorbankan rasa. Penelitian di Journal of Nutrition and Metabolism (2018) seringkali menyoroti peran serat makanan dalam regulasi nafsu makan dan berat badan.

Studi kasus menunjukkan bahwa integrasi mangga ke dalam diet harian dapat memberikan dampak positif yang signifikan pada kesehatan. Misalnya, pada populasi dengan pola makan rendah buah dan sayur, penambahan mangga dapat secara substansial meningkatkan asupan vitamin dan antioksidan esensial. Hal ini sangat relevan di daerah di mana akses terhadap berbagai jenis buah terbatas, menjadikan mangga sebagai sumber nutrisi penting yang mudah dijangkau. Konsumsi rutin dapat membantu mengisi kesenjangan nutrisi yang seringkali terjadi dalam diet modern, terutama di kalangan anak-anak dan lansia.

Salah satu kasus menarik adalah peningkatan respons imun pada individu yang sering mengalami flu dan batuk. Beberapa laporan anekdotal, didukung oleh data nutrisi mangga, menunjukkan bahwa individu yang rutin mengonsumsi mangga cenderung memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat. Menurut Dr. Anya Sharma, seorang ahli gizi dari National Institute of Health and Nutrition, "Kandungan vitamin C dan A dalam mangga secara sinergis mendukung fungsi sel-sel imun, membantu tubuh lebih efisien dalam melawan infeksi virus dan bakteri." Ini menunjukkan bahwa mangga dapat menjadi bagian dari strategi diet untuk memperkuat pertahanan alami tubuh.

Dalam konteks kesehatan pencernaan, pasien dengan masalah sembelit kronis seringkali merasakan perbaikan setelah memasukkan mangga ke dalam diet mereka. Serat yang terkandung dalam mangga membantu melunakkan feses dan meningkatkan frekuensi buang air besar, mengurangi ketidaknyamanan. Pasien yang sebelumnya bergantung pada laksatif seringkali dapat mengurangi penggunaannya dengan diet kaya serat seperti yang ditemukan pada mangga. Observasi klinis ini menyoroti peran mangga sebagai agen alami untuk mempromosikan keteraturan pencernaan.

Kasus-kasus yang melibatkan peningkatan kesehatan mata juga sering dilaporkan, terutama di kalangan individu yang rentan terhadap ketegangan mata atau yang menghabiskan banyak waktu di depan layar. Karotenoid seperti lutein dan zeaxanthin dalam mangga berfungsi sebagai pelindung mata dari cahaya biru yang merusak. Sebuah penelitian observasional yang dilakukan pada pekerja kantoran di Asia Tenggara menunjukkan penurunan gejala mata kering dan kelelahan setelah mereka secara rutin mengonsumsi buah-buahan kaya karotenoid, termasuk mangga, selama beberapa bulan. Ini mengindikasikan peran mangga dalam melindungi organ vital tersebut.

Potensi mangga dalam konteks pencegahan kanker juga menjadi topik diskusi yang penting. Meskipun penelitian pada manusia masih terus berkembang, banyak ahli onkologi gizi yang merekomendasikan diet kaya antioksidan dan polifenol sebagai bagian dari strategi pencegahan. Menurut Profesor David Lee, seorang peneliti kanker di University of California, "Senyawa bioaktif seperti mangiferin dalam mangga menunjukkan mekanisme antikanker yang menjanjikan dalam studi praklinis, membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut tentang perannya dalam kemoprevensi." Hal ini memberikan harapan untuk pengembangan intervensi diet berbasis makanan.

Manajemen berat badan adalah area lain di mana mangga menunjukkan janji. Pasien yang berjuang dengan kontrol porsi dan nafsu makan seringkali menemukan mangga sebagai camilan yang memuaskan dan rendah kalori. Rasa manis alami mangga dapat membantu mengurangi keinginan untuk mengonsumsi makanan manis olahan yang tidak sehat. Sebuah program diet yang melibatkan buah-buahan tinggi serat seperti mangga telah berhasil membantu individu mencapai dan mempertahankan berat badan yang sehat, menyoroti mangga sebagai komponen yang bermanfaat dalam strategi penurunan berat badan yang berkelanjutan.

Diskusi kasus juga mencakup efek mangga pada kesehatan kulit. Individu yang memiliki masalah kulit seperti jerawat atau kulit kusam sering melaporkan perbaikan setelah rutin mengonsumsi mangga. Vitamin C dan A dalam mangga mendukung regenerasi sel kulit dan produksi kolagen, yang esensial untuk kulit yang sehat dan bercahaya. Ahli dermatologi, Dr. Sarah Kim, menyatakan, "Nutrisi dari makanan adalah fondasi untuk kulit yang sehat; mangga, dengan profil vitaminnya, dapat menjadi suplemen diet yang sangat baik untuk kulit." Ini menegaskan bahwa kecantikan sejati berasal dari dalam.

Meskipun mangga umumnya aman dan bermanfaat, penting untuk mempertimbangkan kasus-kasus alergi atau sensitivitas. Beberapa individu mungkin mengalami reaksi alergi terhadap mangga, terutama getahnya, yang dapat menyebabkan dermatitis kontak. Kasus seperti ini jarang terjadi namun memerlukan perhatian. Pemantauan respons tubuh terhadap makanan baru selalu dianjurkan untuk memastikan keamanan konsumsi. Kesadaran akan potensi efek samping ini adalah bagian integral dari pemahaman manfaat keseluruhan.

Secara keseluruhan, diskusi kasus dan opini ahli menggarisbawahi bahwa mangga bukan hanya buah lezat tetapi juga pembangkit tenaga nutrisi yang dapat berkontribusi pada berbagai aspek kesehatan. Dari imunitas hingga pencernaan, dan dari kesehatan mata hingga potensi antikanker, mangga menawarkan spektrum manfaat yang luas. Konsumsi yang bijak dan teratur, sebagai bagian dari diet seimbang, dapat secara signifikan mendukung kesejahteraan tubuh secara menyeluruh. Oleh karena itu, mangga layak mendapatkan tempat dalam rekomendasi diet sehat.

Tips dan Detail Konsumsi Mangga

Untuk memaksimalkan manfaat buah mangga, beberapa tips dan detail mengenai pemilihan, penyimpanan, dan cara konsumsi yang tepat perlu diperhatikan. Pemilihan mangga yang matang optimal akan memastikan rasa terbaik dan kandungan nutrisi maksimal.

  • Pilih Mangga yang Matang Sempurna

    Pilihlah mangga yang terasa sedikit empuk saat ditekan lembut, memiliki aroma manis yang kuat di bagian tangkai, dan warnanya cerah sesuai varietasnya, meskipun warna bukanlah satu-satunya indikator kematangan. Hindari mangga yang terlalu keras atau memiliki bintik hitam besar, yang bisa menandakan kerusakan. Mangga yang matang memiliki tekstur yang lembut dan rasa manis yang optimal, sehingga lebih nikmat untuk dikonsumsi langsung atau diolah menjadi berbagai hidangan.

  • Penyimpanan yang Tepat

    Mangga yang belum matang dapat disimpan pada suhu kamar hingga matang, biasanya membutuhkan beberapa hari. Setelah matang, mangga dapat disimpan di lemari es selama sekitar lima hingga tujuh hari untuk memperlambat proses pembusukan. Hindari menyimpan mangga yang belum matang di lemari es karena suhu dingin dapat menghambat proses pematangan dan merusak tekstur serta rasanya. Penyimpanan yang benar akan membantu menjaga kualitas dan kesegaran mangga lebih lama.

  • Variasi Cara Konsumsi

    Mangga dapat dinikmati dalam berbagai cara, baik dimakan langsung sebagai camilan sehat, ditambahkan ke salad buah, smoothie, atau jus. Mangga juga bisa menjadi bahan dasar untuk salsa, saus, atau hidangan penutup yang lezat. Kreativitas dalam mengolah mangga dapat membantu menjaga minat untuk mengonsumsinya secara teratur dan memastikan asupan nutrisi yang bervariasi. Memadukannya dengan makanan lain juga dapat meningkatkan penyerapan nutrisi tertentu.

  • Perhatikan Porsi Konsumsi

    Meskipun mangga kaya akan nutrisi, buah ini juga mengandung gula alami yang cukup tinggi, terutama pada varietas yang sangat manis. Oleh karena itu, konsumsi mangga sebaiknya dilakukan dalam porsi yang moderat, terutama bagi individu dengan kondisi seperti diabetes atau mereka yang sedang dalam program pembatasan gula. Satu porsi mangga yang direkomendasikan umumnya sekitar satu cangkir irisan, yang memberikan keseimbangan antara nutrisi dan asupan gula. Konsultasi dengan ahli gizi dapat membantu menentukan porsi yang tepat sesuai kebutuhan individu.

  • Potensi Alergi dan Interaksi

    Beberapa individu mungkin mengalami alergi terhadap mangga, terutama pada kulitnya yang mengandung urushiol, senyawa yang juga ditemukan pada poison ivy dan dapat menyebabkan dermatitis kontak. Bagi penderita diabetes, meskipun mangga memiliki indeks glikemik sedang, konsumsi berlebihan tetap perlu diwaspadai karena kandungan gulanya. Individu dengan riwayat batu ginjal tertentu juga mungkin perlu membatasi asupan karena mangga mengandung oksalat, meskipun dalam jumlah yang tidak signifikan pada konsumsi normal. Penting untuk selalu memperhatikan reaksi tubuh dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan jika ada kekhawatiran.

Manfaat kesehatan mangga didukung oleh berbagai studi ilmiah yang meneliti komposisi nutrisi dan efek biologisnya. Banyak penelitian telah menggunakan desain eksperimental, baik in vitro (pada sel) maupun in vivo (pada hewan), untuk mengidentifikasi dan menguji efektivitas senyawa bioaktif dalam mangga. Misalnya, studi tentang mangiferin, salah satu polifenol utama dalam mangga, seringkali melibatkan pengujian pada lini sel kanker untuk mengamati efek antiproliferatif dan pro-apoptosisnya. Sebuah penelitian yang diterbitkan di Journal of Cancer Research and Clinical Oncology pada tahun 2015, misalnya, menunjukkan bahwa mangiferin dapat menghambat pertumbuhan sel kanker payudara manusia.

Penelitian lain berfokus pada profil antioksidan mangga secara keseluruhan. Metode yang digunakan meliputi uji kapasitas antioksidan seperti ORAC (Oxygen Radical Absorbance Capacity) dan FRAP (Ferric Reducing Antioxidant Power) pada ekstrak mangga. Studi komparatif sering membandingkan mangga dengan buah-buahan lain untuk menentukan posisinya dalam spektrum antioksidan. Sebuah artikel di Food Chemistry pada tahun 2010 merinci komposisi fitokimia berbagai varietas mangga dan korelasinya dengan aktivitas antioksidan, menunjukkan variasi antar kultivar.

Dalam konteks kesehatan pencernaan, penelitian sering melibatkan pemberian mangga atau ekstraknya kepada subjek hewan atau manusia, diikuti dengan pemantauan perubahan pada mikrobiota usus, waktu transit usus, dan konsistensi feses. Studi klinis kecil yang dipublikasikan di Digestive Diseases and Sciences pada tahun 2018 menemukan bahwa konsumsi mangga dapat membantu memperbaiki gejala sembelit kronis pada orang dewasa. Penelitian ini sering menggunakan metode kuesioner dan analisis sampel feses untuk mengevaluasi perubahan.

Meskipun sebagian besar bukti mendukung manfaat mangga, ada pula pandangan yang menyoroti aspek-aspek tertentu yang mungkin dianggap sebagai kelemahan atau memerlukan kehati-hatian. Salah satu argumen yang sering muncul adalah kandungan gula alami mangga yang relatif tinggi. Kritikus berpendapat bahwa konsumsi berlebihan dapat berkontribusi pada peningkatan asupan gula total, yang berpotensi menjadi masalah bagi penderita diabetes atau individu yang membatasi asupan karbohidrat. Namun, pandangan ini seringkali tidak mempertimbangkan konteks keseluruhan; gula dalam mangga disertai dengan serat, yang membantu memoderasi respons glikemik. Selain itu, mangga memiliki indeks glikemik sedang, bukan tinggi, sehingga dampaknya terhadap gula darah lebih bertahap dibandingkan gula olahan.

Aspek lain yang kadang dipertanyakan adalah potensi alergi atau iritasi kulit akibat getah mangga. Getah dari pohon mangga dan kulit mangga mentah mengandung urushiol, senyawa yang dapat menyebabkan dermatitis kontak pada individu yang sensitif. Meskipun ini adalah perhatian yang valid bagi sebagian kecil populasi, hal ini tidak mengurangi manfaat nutrisi dari daging buah mangga itu sendiri bagi sebagian besar orang. Edukasi mengenai cara menangani mangga dan mengupasnya dengan benar dapat meminimalkan risiko ini. Studi yang membahas alergi mangga sering dipublikasikan dalam jurnal dermatologi atau imunologi klinis.

Beberapa diskusi juga mengangkat isu kandungan oksalat dalam mangga, yang dalam jumlah sangat besar dapat berkontribusi pada pembentukan batu ginjal pada individu yang rentan. Namun, jumlah oksalat dalam porsi mangga normal umumnya tidak signifikan untuk menyebabkan masalah pada sebagian besar orang. Konsumsi mangga sebagai bagian dari diet seimbang dan bervariasi cenderung tidak menimbulkan risiko ini. Penekanan pada porsi dan moderasi adalah kunci dalam mengatasi kekhawatiran semacam itu, memastikan bahwa manfaatnya dapat diperoleh tanpa efek samping yang tidak diinginkan.

Secara keseluruhan, meskipun ada beberapa poin yang memerlukan pertimbangan, bukti ilmiah secara kuat mendukung peran mangga sebagai buah yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Metodologi penelitian yang bervariasi, mulai dari analisis fitokimia hingga uji klinis, telah secara konsisten menunjukkan bahwa mangga kaya akan nutrisi penting dan senyawa bioaktif yang memiliki efek positif pada berbagai sistem tubuh. Perdebatan seputar kandungan gula atau oksalat umumnya dapat diatasi dengan konsumsi yang moderat dan bijaksana, serta pemahaman yang lebih dalam tentang komposisi nutrisi mangga secara menyeluruh. Penelitian lanjutan, terutama uji klinis berskala besar pada manusia, akan terus memperkuat pemahaman kita tentang manfaat spesifik mangga.

Rekomendasi Konsumsi Mangga

Berdasarkan analisis komprehensif mengenai manfaat dan bukti ilmiah, beberapa rekomendasi dapat diajukan untuk mengoptimalkan konsumsi mangga demi kesehatan tubuh.

  • Integrasikan Mangga ke dalam Diet Seimbang: Disarankan untuk memasukkan mangga sebagai bagian dari asupan buah harian yang beragam, bukan sebagai satu-satunya sumber nutrisi. Kombinasikan dengan buah-buahan dan sayuran lain untuk memastikan spektrum nutrisi yang lengkap.
  • Konsumsi dalam Porsi Moderat: Meskipun kaya nutrisi, mangga mengandung gula alami. Batasi konsumsi sekitar satu cangkir irisan per hari bagi sebagian besar individu, atau sesuaikan porsi bagi penderita diabetes sesuai anjuran ahli gizi.
  • Pilih Mangga yang Matang Optimal: Pastikan mangga yang dikonsumsi matang sempurna untuk mendapatkan rasa terbaik dan kandungan nutrisi yang maksimal, terutama antioksidan dan vitamin.
  • Variasikan Cara Konsumsi: Nikmati mangga dalam berbagai bentuk seperti buah segar, smoothie, salad, atau bahkan dalam hidangan gurih untuk menjaga minat dan mendapatkan manfaat dari berbagai kombinasi nutrisi.
  • Perhatikan Potensi Alergi: Bagi individu dengan riwayat alergi terhadap getah tanaman atau kulit mangga, disarankan untuk berhati-hati saat mengupas atau berkonsultasi dengan profesional kesehatan.
  • Edukasi Diri tentang Sumber dan Kualitas: Pilihlah mangga dari sumber terpercaya dan, jika memungkinkan, pilih produk lokal atau organik untuk mengurangi paparan pestisida dan mendukung pertanian berkelanjutan.
  • Konsultasi dengan Profesional Kesehatan: Individu dengan kondisi medis tertentu, seperti diabetes atau masalah ginjal, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk menentukan porsi dan frekuensi konsumsi mangga yang paling sesuai dengan kebutuhan kesehatan mereka.

Secara keseluruhan, buah mangga terbukti sebagai powerhouse nutrisi yang menawarkan berbagai manfaat signifikan bagi kesehatan tubuh. Kandungan vitamin, mineral, serat, dan senyawa bioaktif seperti antioksidan dan polifenol menjadikannya buah yang sangat berharga untuk mendukung sistem kekebalan tubuh, menjaga kesehatan pencernaan, melindungi mata, serta berpotensi dalam pencegahan penyakit kronis. Bukti ilmiah yang terus berkembang, meskipun sebagian besar masih dalam tahap praklinis atau observasional, secara konsisten menggarisbawahi peran positif mangga dalam diet sehat.

Meskipun demikian, penting untuk mengonsumsi mangga dalam porsi yang moderat dan sebagai bagian dari diet yang seimbang untuk memaksimalkan manfaatnya tanpa menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Pemahaman akan potensi alergi atau interaksi dengan kondisi kesehatan tertentu juga krusial untuk konsumsi yang aman dan efektif. Kesadaran akan kandungan gula alami juga penting bagi manajemen diet yang tepat.

Untuk masa depan, penelitian lebih lanjut, terutama uji klinis berskala besar pada manusia, sangat diperlukan untuk mengonfirmasi dan memperjelas mekanisme spesifik dari senyawa bioaktif mangga dalam pencegahan dan pengobatan penyakit. Eksplorasi varietas mangga yang berbeda dan profil nutrisinya juga dapat memberikan wawasan baru. Pengembangan produk berbasis mangga yang mempertahankan integritas nutrisinya juga merupakan area penelitian yang menjanjikan. Dengan demikian, mangga tetap menjadi subjek menarik dalam bidang nutrisi dan kesehatan masyarakat.