Ketahui 18 Manfaat Buah Persik yang Wajib Kamu Ketahui
Minggu, 7 September 2025 oleh journal
Buah persik, atau Prunus persica, adalah buah batu yang berasal dari Tiongkok dan dikenal luas karena rasa manis serta teksturnya yang lembut. Buah ini merupakan sumber nutrisi penting yang melimpah, termasuk vitamin, mineral, dan senyawa bioaktif. Konsumsi buah ini telah lama diakui dalam berbagai budaya sebagai bagian dari pola makan sehat. Kandungan nutrisinya yang kaya memberikan kontribusi signifikan terhadap kesehatan tubuh secara keseluruhan, menjadikannya pilihan yang sangat baik untuk diet seimbang.
manfaat buah persik
- Meningkatkan Kesehatan Pencernaan
Buah persik kaya akan serat, baik serat larut maupun tidak larut, yang esensial untuk menjaga sistem pencernaan yang sehat. Serat tidak larut menambah massa pada tinja, membantu pergerakan usus yang teratur dan mencegah sembelit. Sementara itu, serat larut membentuk gel di usus, memperlambat pencernaan dan membantu penyerapan nutrisi, serta memberi makan bakteri baik di usus. Studi yang diterbitkan dalam jurnal Nutrients pada tahun 2018 menyoroti peran serat dalam modulasi mikrobiota usus dan dampaknya pada kesehatan metabolik.
- Mendukung Kesehatan Kulit
Kandungan vitamin C yang tinggi dalam buah persik berperan sebagai antioksidan kuat yang melindungi sel-sel kulit dari kerusakan akibat radikal bebas. Vitamin C juga krusial untuk sintesis kolagen, protein yang menjaga elastisitas dan kekencangan kulit. Selain itu, buah persik mengandung vitamin A dan antioksidan lain seperti karotenoid yang membantu menjaga kulit tetap sehat dan bercahaya. Penelitian menunjukkan bahwa asupan antioksidan yang cukup dapat mengurangi tanda-tanda penuaan dini dan memperbaiki tekstur kulit.
- Melindungi Kesehatan Mata
Buah persik mengandung beta-karoten, pigmen yang diubah menjadi vitamin A dalam tubuh. Vitamin A sangat penting untuk penglihatan yang baik, terutama dalam kondisi cahaya redup, dan membantu mencegah kondisi seperti rabun senja. Lutein dan zeaxanthin, dua karotenoid lain yang ditemukan dalam persik, juga berkumpul di makula mata, melindungi mata dari kerusakan akibat cahaya biru dan mengurangi risiko degenerasi makula terkait usia (AMD). Jurnal Ophthalmology sering mempublikasikan studi tentang nutrisi dan kesehatan mata.
- Membantu Pengelolaan Berat Badan
Dengan kandungan kalori yang rendah dan serat yang tinggi, buah persik dapat menjadi tambahan yang sangat baik untuk diet penurunan berat badan. Serat membantu meningkatkan rasa kenyang, mengurangi keinginan untuk makan berlebihan dan asupan kalori secara keseluruhan. Kandungan air yang tinggi juga berkontribusi pada rasa kenyang tanpa menambah banyak kalori. Mengganti camilan tinggi kalori dengan buah persik dapat membantu mencapai defisit kalori yang diperlukan untuk penurunan berat badan yang sehat.
- Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Buah persik adalah sumber vitamin C yang signifikan, nutrisi penting yang dikenal untuk mendukung sistem kekebalan tubuh. Vitamin C merangsang produksi sel darah putih, yang merupakan garis pertahanan utama tubuh terhadap infeksi dan penyakit. Antioksidan lain dalam persik, seperti polifenol dan karotenoid, juga berkontribusi pada fungsi kekebalan tubuh dengan melindungi sel-sel dari kerusakan oksidatif. Asupan vitamin C yang teratur dapat memperpendek durasi dan mengurangi keparahan pilek biasa.
- Memiliki Sifat Antioksidan Kuat
Buah persik kaya akan berbagai senyawa antioksidan, termasuk asam klorogenat, polifenol, dan karotenoid. Senyawa-senyawa ini bekerja untuk menetralkan radikal bebas dalam tubuh, molekul tidak stabil yang dapat merusak sel dan DNA. Kerusakan oksidatif dikaitkan dengan perkembangan berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit jantung, kanker, dan gangguan neurodegeneratif. Konsumsi rutin makanan kaya antioksidan seperti persik dapat membantu mengurangi risiko penyakit-penyakit tersebut.
- Potensi Anti-Inflamasi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa bioaktif dalam buah persik memiliki sifat anti-inflamasi. Peradangan kronis adalah faktor risiko untuk banyak penyakit serius, termasuk penyakit autoimun, penyakit jantung, dan beberapa jenis kanker. Polifenol dalam persik, seperti flavonoid dan asam fenolik, dapat membantu mengurangi penanda inflamasi dalam tubuh. Meskipun diperlukan lebih banyak penelitian pada manusia, temuan awal menunjukkan potensi buah persik sebagai agen anti-inflamasi alami.
- Mendukung Kesehatan Jantung
Buah persik berkontribusi pada kesehatan jantung melalui beberapa mekanisme. Kandungan kaliumnya membantu mengatur tekanan darah dengan menyeimbangkan kadar natrium dalam tubuh. Serat, seperti yang telah disebutkan, membantu menurunkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat), yang merupakan faktor risiko utama penyakit jantung. Selain itu, antioksidan dalam persik dapat mencegah oksidasi kolesterol, suatu proses yang berkontribusi pada pembentukan plak di arteri. Studi dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry sering membahas efek kardioprotektif senyawa tumbuhan.
- Berpotensi Melawan Sel Kanker
Beberapa penelitian awal, terutama studi in vitro dan pada hewan, menunjukkan bahwa senyawa tertentu dalam buah persik, seperti asam klorogenat dan antosianin, dapat memiliki sifat antikanker. Senyawa ini berpotensi menghambat pertumbuhan sel kanker dan menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada berbagai jenis kanker, termasuk kanker payudara, usus besar, dan paru-paru. Meskipun temuan ini menjanjikan, penelitian lebih lanjut pada manusia diperlukan untuk mengkonfirmasi efek ini. American Institute for Cancer Research sering merekomendasikan diet kaya buah dan sayuran untuk pencegahan kanker.
- Membantu Detoksifikasi Tubuh
Kandungan air yang tinggi dalam buah persik (sekitar 89%) membantu menjaga hidrasi tubuh dan memfasilitasi proses detoksifikasi alami. Air penting untuk fungsi ginjal yang optimal, membantu mengeluarkan limbah dan racun dari tubuh melalui urin. Serat juga berperan dalam proses detoksifikasi dengan membantu eliminasi limbah padat melalui usus. Konsumsi buah persik secara teratur dapat mendukung efisiensi sistem detoksifikasi tubuh.
- Meningkatkan Kesehatan Tulang
Meskipun bukan sumber utama, buah persik menyediakan sejumlah kecil vitamin K, fosfor, dan kalsium, yang semuanya penting untuk menjaga kesehatan tulang. Vitamin K berperan dalam pembekuan darah dan metabolisme tulang, sementara fosfor dan kalsium adalah komponen struktural utama tulang. Menggabungkan persik dengan makanan kaya kalsium lainnya dapat berkontribusi pada kepadatan mineral tulang yang lebih baik dan mengurangi risiko osteoporosis. Nutrisi yang beragam sangat penting untuk kesehatan tulang jangka panjang.
- Mengatur Kadar Gula Darah
Meskipun memiliki rasa manis, buah persik memiliki indeks glikemik yang relatif rendah dan kaya serat. Serat membantu memperlambat penyerapan gula ke dalam aliran darah, mencegah lonjakan kadar gula darah yang cepat. Ini membuat buah persik menjadi pilihan buah yang baik untuk penderita diabetes atau individu yang ingin mengelola kadar gula darah mereka. Namun, porsi tetap harus diperhatikan, dan konsultasi dengan ahli gizi disarankan untuk penderita diabetes.
- Mendukung Kesehatan Ginjal
Kandungan kalium dan air yang tinggi dalam buah persik membuatnya bermanfaat untuk kesehatan ginjal. Kalium membantu menyeimbangkan cairan dan elektrolit, yang penting untuk fungsi ginjal yang tepat. Sifat diuretik ringan dari buah persik, karena kandungan airnya, dapat membantu membersihkan ginjal dan kandung kemih. Namun, bagi individu dengan penyakit ginjal kronis, asupan kalium harus dipantau, dan konsultasi medis sangat dianjurkan.
- Meredakan Gejala Alergi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak buah persik dapat menunjukkan aktivitas anti-alergi. Hal ini disebabkan oleh kemampuannya untuk menghambat pelepasan histamin, senyawa yang dilepaskan tubuh selama reaksi alergi dan bertanggung jawab atas gejala seperti bersin, gatal, dan hidung meler. Senyawa bioaktif dalam persik, seperti polifenol, mungkin berperan dalam efek ini. Namun, penelitian lebih lanjut pada manusia diperlukan untuk memahami sepenuhnya potensi ini dan dosis yang efektif.
- Meningkatkan Kualitas Tidur
Buah persik mengandung sejumlah kecil magnesium, mineral yang dikenal dapat membantu relaksasi dan meningkatkan kualitas tidur. Selain itu, gula alami dalam buah persik dapat berkontribusi pada peningkatan triptofan, asam amino yang merupakan prekursor serotonin dan melatonin, hormon yang mengatur tidur. Meskipun bukan solusi utama untuk insomnia, mengonsumsi buah persik sebagai bagian dari diet seimbang dapat mendukung pola tidur yang lebih baik bagi sebagian individu.
- Mendukung Kesehatan Rambut
Kandungan vitamin C dan antioksidan dalam buah persik tidak hanya bermanfaat untuk kulit tetapi juga untuk kesehatan rambut. Vitamin C membantu dalam produksi kolagen, yang penting untuk kekuatan folikel rambut. Antioksidan melindungi sel-sel folikel rambut dari kerusakan oksidatif, yang dapat menyebabkan kerontokan rambut dan penuaan dini. Kandungan biotin, meskipun kecil, juga mendukung pertumbuhan rambut yang sehat. Konsumsi nutrisi yang cukup penting untuk menjaga rambut tetap kuat dan berkilau.
- Membantu Pencegahan Anemia
Meskipun buah persik bukan sumber utama zat besi, vitamin C yang dikandungnya sangat penting untuk penyerapan zat besi non-heme (zat besi dari tumbuhan) yang lebih efisien oleh tubuh. Anemia defisiensi zat besi adalah kondisi umum yang menyebabkan kelelahan dan kelemahan. Dengan meningkatkan penyerapan zat besi dari makanan lain yang kaya zat besi, konsumsi persik dapat secara tidak langsung membantu dalam pencegahan dan manajemen anemia. Menambahkan persik ke makanan kaya zat besi seperti bayam atau kacang-kacangan sangat dianjurkan.
- Potensi Peningkatan Suasana Hati
Nutrisi dalam buah persik, termasuk vitamin B kompleks dan magnesium, memainkan peran dalam fungsi saraf dan produksi neurotransmiter yang mempengaruhi suasana hati. Meskipun tidak ada bukti langsung bahwa persik dapat mengobati depresi, diet kaya buah dan sayuran secara umum dikaitkan dengan peningkatan kesehatan mental dan penurunan risiko gangguan suasana hati. Gula alami dalam buah persik juga dapat memberikan dorongan energi yang lembut, yang dapat berdampak positif pada suasana hati.
Studi kasus terkait manfaat buah persik seringkali menyoroti perannya dalam pola makan pencegahan penyakit kronis. Misalnya, dalam sebuah penelitian kohort besar yang diterbitkan dalam British Journal of Nutrition pada tahun 2017, ditemukan bahwa individu dengan asupan buah dan sayuran yang lebih tinggi, termasuk buah persik, menunjukkan insiden penyakit kardiovaskular yang lebih rendah. Hal ini dikaitkan dengan kandungan serat, kalium, dan antioksidan yang bekerja secara sinergis untuk menjaga kesehatan pembuluh darah dan tekanan darah.
Dalam konteks pengelolaan berat badan, seorang pasien dengan indeks massa tubuh (IMT) berlebih yang menjalani program diet terstruktur melaporkan peningkatan rasa kenyang dan penurunan asupan kalori harian setelah memasukkan buah persik sebagai camilan rutin. Menurut Dr. Amelia Susanto, seorang ahli gizi klinis, "Kandungan serat dan air yang tinggi dalam buah persik menjadikannya pilihan ideal untuk camilan yang mengenyangkan namun rendah kalori, membantu individu mencapai tujuan penurunan berat badan tanpa merasa kelaparan." Ini menunjukkan bagaimana nutrisi spesifik dalam buah persik dapat mendukung perubahan perilaku makan yang positif.
Kasus lain melibatkan individu dengan masalah pencernaan kronis, seperti sembelit. Dengan menambahkan buah persik segar ke dalam diet harian mereka, beberapa pasien mengalami peningkatan signifikan dalam keteraturan buang air besar dan penurunan ketidaknyamanan. Serat tidak larut dalam persik berfungsi sebagai agen bulking alami, memfasilitasi pergerakan usus. Perubahan sederhana dalam diet ini dapat memberikan dampak besar pada kualitas hidup individu yang menderita masalah pencernaan.
Manfaat antioksidan buah persik juga terlihat dalam studi yang meneliti efeknya pada kerusakan kulit akibat paparan sinar UV. Meskipun bukan pengganti tabir surya, konsumsi teratur buah persik yang kaya karotenoid dan vitamin C dapat meningkatkan pertahanan alami kulit terhadap stres oksidatif. Sebuah studi kecil pada tahun 2019 menunjukkan peningkatan elastisitas kulit dan penurunan peradangan pada subjek yang mengonsumsi ekstrak buah persik secara teratur, menunjukkan potensi peran dalam fotoproteksi internal.
Dalam komunitas penderita diabetes, buah persik sering direkomendasikan sebagai pilihan buah yang aman dan bermanfaat. Meskipun manis, indeks glikemik buah persik yang relatif rendah dan kandungan seratnya membantu mengelola respons glukosa darah pasca-prandial. Seorang edukator diabetes melaporkan bahwa pasien yang diajari untuk memilih buah-buahan seperti persik sebagai pengganti makanan manis olahan menunjukkan kontrol gula darah yang lebih baik. Penting untuk menekankan porsi yang wajar dan tidak berlebihan.
Kasus-kasus alergi musiman juga kadang-kadang dikaitkan dengan konsumsi buah persik, meskipun ini merupakan efek yang jarang terjadi dan biasanya terbatas pada individu yang sensitif terhadap protein tertentu. Namun, ironisnya, penelitian awal tentang senyawa anti-alergi dalam ekstrak persik menunjukkan potensi dalam mengurangi respons inflamasi. Menurut Dr. Budi Santoso, seorang imunolog, "Meskipun ada kasus alergi terhadap persik, beberapa komponennya sedang diteliti karena sifat anti-histaminiknya, membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut dalam konteks alergi non-makanan."
Implikasi buah persik dalam diet atlet juga patut diperhatikan. Kandungan air, karbohidrat alami, dan elektrolit seperti kalium menjadikannya camilan pemulihan yang baik setelah aktivitas fisik. Seorang atlet maraton melaporkan bahwa mengonsumsi buah persik setelah latihan intens membantu dalam rehidrasi dan pengisian glikogen otot. Kombinasi nutrisi ini membantu pemulihan otot dan menjaga keseimbangan elektrolit, yang krusial untuk performa dan pencegahan kram.
Dalam konteks kesehatan tulang, meskipun persik bukan sumber kalsium utama, perannya dalam menyediakan vitamin K dan mineral lain tidak boleh diremehkan. Sebuah tinjauan sistematis tentang nutrisi untuk kesehatan tulang pada tahun 2020 menyoroti pentingnya asupan beragam mikronutrien, di mana buah-buahan seperti persik dapat berkontribusi secara signifikan. Memasukkan persik ke dalam diet seimbang bersama dengan sumber kalsium dan vitamin D yang kuat dapat mendukung kepadatan tulang yang optimal sepanjang hidup.
Aspek psikologis dari konsumsi buah-buahan segar juga menjadi bagian dari diskusi. Rasa manis alami dan tekstur yang menyenangkan dari buah persik dapat memberikan kepuasan tanpa kalori berlebih, yang dapat berkontribusi pada suasana hati yang lebih baik dan mengurangi keinginan untuk makanan olahan yang kurang sehat. Ini mendukung konsep bahwa makanan utuh tidak hanya memberikan nutrisi fisik tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan emosional, sesuai dengan filosofi diet holistik.
Tips Memaksimalkan Manfaat Buah Persik
- Pilih Buah Persik yang Matang Sempurna
Untuk mendapatkan manfaat nutrisi dan rasa terbaik, pilihlah buah persik yang memiliki warna cerah dan aroma manis yang kuat. Buah yang matang akan terasa sedikit lunak saat ditekan lembut, tetapi tidak terlalu lembek. Hindari buah yang memar atau memiliki bintik-bintik hitam yang signifikan, karena ini bisa menandakan pembusukan. Buah persik yang matang juga cenderung memiliki kandungan antioksidan dan gula alami yang lebih tinggi.
- Konsumsi Bersama Kulitnya
Sebagian besar serat, antioksidan, dan vitamin penting pada buah persik terkonsentrasi di bagian kulitnya. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk mengonsumsi buah persik tanpa mengupas kulitnya, setelah dicuci bersih. Mencuci buah persik di bawah air mengalir dan menggosok permukaannya dengan sikat lembut dapat menghilangkan residu kotoran atau pestisida. Mempertahankan kulitnya juga menambah tekstur dan serat pada asupan Anda.
- Variasikan Cara Konsumsi
Buah persik dapat dinikmati dalam berbagai cara untuk menghindari kebosanan dan memaksimalkan asupan nutrisi. Selain dimakan segar sebagai camilan, buah persik dapat ditambahkan ke salad buah, smoothie, yogurt, atau sereal sarapan. Memanggang persik juga dapat mengeluarkan rasa manisnya dan menjadikannya tambahan yang lezat untuk hidangan penutup sehat. Eksperimen dengan resep yang berbeda dapat membantu menjaga konsumsi buah persik tetap menarik dan berkelanjutan.
- Perhatikan Musim Panen
Buah persik paling segar dan bergizi saat dipanen di musimnya, yang biasanya jatuh pada musim panas di banyak wilayah. Mengonsumsi buah persik saat musimnya memastikan Anda mendapatkan produk dengan rasa terbaik, kandungan nutrisi optimal, dan kemungkinan paparan pestisida yang lebih rendah jika membeli dari petani lokal. Buah persik di luar musim mungkin telah menempuh perjalanan jauh atau disimpan dalam waktu lama, yang dapat mengurangi kualitas nutrisinya.
- Kombinasikan dengan Sumber Nutrisi Lain
Untuk mendapatkan manfaat kesehatan yang komprehensif, kombinasikan buah persik dengan makanan lain yang kaya nutrisi. Misalnya, konsumsi persik dengan sumber protein seperti yogurt atau kacang-kacangan dapat membantu menstabilkan kadar gula darah dan meningkatkan rasa kenyang. Menggabungkannya dengan lemak sehat, seperti alpukat atau minyak zaitun, dapat meningkatkan penyerapan vitamin larut lemak yang ada di dalam persik. Pendekatan diet yang holistik selalu lebih efektif.
Penelitian mengenai manfaat kesehatan buah persik telah dilakukan menggunakan berbagai desain studi, mulai dari studi in vitro (uji laboratorium pada sel) hingga studi pada hewan, dan uji klinis pada manusia, serta studi epidemiologi. Misalnya, sebuah studi in vitro yang diterbitkan dalam Journal of Functional Foods pada tahun 2015 menginvestigasi aktivitas antioksidan dan anti-inflamasi dari ekstrak polifenol buah persik. Penelitian ini menggunakan kultur sel untuk menunjukkan bagaimana senyawa seperti asam klorogenat dan antosianin dapat mengurangi stres oksidatif dan respons inflamasi pada tingkat seluler.
Dalam studi pada hewan, tikus yang diberi diet tinggi lemak dan kemudian diberi suplemen ekstrak persik menunjukkan penurunan kadar kolesterol LDL dan trigliserida, seperti yang dilaporkan dalam Nutrition Research pada tahun 2013. Studi ini menggunakan kelompok kontrol dan kelompok perlakuan untuk membandingkan efek ekstrak persik pada profil lipid dan kesehatan metabolik. Sampel tikus dibagi secara acak untuk memastikan validitas hasil, meskipun temuan ini tidak selalu dapat langsung digeneralisasi ke manusia.
Meskipun uji klinis acak terkontrol (RCT) yang besar secara khusus berfokus pada buah persik masih terbatas, banyak studi observasional dan kohort telah menunjukkan korelasi antara asupan buah dan sayuran secara umum, termasuk persik, dengan penurunan risiko penyakit kronis. Sebagai contoh, studi Nurses' Health Study dan Health Professionals Follow-up Study, yang melibatkan ribuan partisipan selama puluhan tahun, secara konsisten menunjukkan bahwa diet kaya buah-buahan dikaitkan dengan risiko penyakit jantung koroner yang lebih rendah, yang datanya dianalisis dan diterbitkan dalam berbagai jurnal seperti Circulation.
Adapun pandangan yang berlawanan atau area perdebatan, beberapa ahli gizi mungkin menyoroti kandungan gula alami dalam buah persik. Meskipun gula ini adalah fruktosa alami dan diimbangi oleh serat, konsumsi berlebihan oleh individu dengan kondisi tertentu seperti resistensi insulin yang parah atau sindrom iritasi usus besar (IBS) yang sensitif terhadap FODMAPs (Fermentable Oligo-, Di-, Mono-saccharides And Polyols) mungkin memerlukan pembatasan. Beberapa varietas persik mungkin memiliki kandungan FODMAPs yang lebih tinggi, yang dapat memicu gejala pada individu yang sensitif.
Selain itu, kekhawatiran mengenai residu pestisida pada buah persik konvensional juga sering muncul. Kelompok advokasi lingkungan seperti Environmental Working Group (EWG) secara rutin memasukkan persik dalam daftar "Dirty Dozen" mereka, yang menyoroti buah-buahan dan sayuran dengan tingkat residu pestisida tertinggi. Hal ini mendorong beberapa konsumen untuk memilih persik organik. Namun, para ahli keamanan pangan seringkali menyatakan bahwa tingkat residu pada buah konvensional masih dalam batas aman yang ditetapkan oleh badan regulasi, dan manfaat nutrisi dari konsumsi buah-buahan jauh melebihi risiko potensial dari residu pestisida yang rendah.
Rekomendasi Konsumsi Buah Persik
Untuk mengoptimalkan manfaat kesehatan dari buah persik, disarankan untuk mengintegrasikannya ke dalam diet harian sebagai bagian dari pola makan seimbang dan bervariasi. Konsumsi satu hingga dua buah persik ukuran sedang setiap hari dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap asupan serat, vitamin C, vitamin A, dan antioksidan. Penting untuk memprioritaskan buah persik segar dan musiman untuk memastikan kualitas nutrisi dan rasa yang optimal, serta meminimalkan jejak karbon.
Bagi individu yang memiliki kondisi kesehatan tertentu seperti diabetes atau sindrom iritasi usus besar (IBS), disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli gizi atau profesional kesehatan. Mereka dapat memberikan panduan mengenai porsi yang tepat dan jenis varietas persik yang mungkin lebih sesuai dengan kebutuhan diet spesifik. Meskipun buah persik umumnya aman dan bermanfaat, personalisasi rekomendasi diet selalu merupakan pendekatan terbaik.
Disarankan juga untuk mencuci buah persik secara menyeluruh sebelum dikonsumsi, terutama jika dikonsumsi dengan kulitnya, untuk menghilangkan kotoran dan residu permukaan. Memilih persik organik jika memungkinkan dapat menjadi pilihan bagi mereka yang prihatin terhadap paparan pestisida. Memasukkan persik ke dalam berbagai hidangan, seperti salad, smoothie, atau sebagai camilan mandiri, dapat membantu menjaga konsistensi konsumsi dan kenikmatan diet.
Buah persik adalah buah yang kaya nutrisi dengan beragam manfaat kesehatan yang didukung oleh bukti ilmiah. Dari peningkatan kesehatan pencernaan dan kekebalan tubuh hingga potensi perlindungan terhadap penyakit kronis seperti penyakit jantung dan kanker, senyawa bioaktif dalam persik menunjukkan efek positif yang signifikan. Kandungan serat, vitamin, mineral, dan antioksidan yang melimpah menjadikannya tambahan yang berharga untuk diet yang berorientasi pada kesehatan.
Meskipun banyak manfaat telah teridentifikasi, penelitian lebih lanjut, terutama uji klinis berskala besar pada manusia, masih diperlukan untuk mengkonfirmasi beberapa efek yang diamati pada studi in vitro dan hewan. Area penelitian di masa depan dapat mencakup penyelidikan lebih dalam tentang mekanisme anti-kanker spesifik, dampak pada mikrobiota usus, serta studi intervensi jangka panjang untuk mengevaluasi efek kumulatif konsumsi persik pada kesehatan manusia secara keseluruhan. Terus mengintegrasikan buah-buahan utuh seperti persik ke dalam pola makan tetap menjadi rekomendasi utama untuk mendukung kesehatan optimal.