Ketahui 24 Manfaat Daun Dewa yang Wajib Kamu Intip

Sabtu, 13 September 2025 oleh journal

Tanaman Gynura procumbens, yang dikenal luas dengan sebutan Daun Dewa di Indonesia, merupakan herba perennial yang banyak dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional. Tanaman ini tumbuh merambat dan mudah ditemukan di berbagai wilayah tropis, termasuk Asia Tenggara. Sejak lama, masyarakat lokal telah menggunakan bagian-bagian tertentu dari tanaman ini, terutama daunnya, untuk mengobati berbagai kondisi kesehatan. Penggunaannya didasarkan pada pengalaman empiris dan pengetahuan turun-temurun yang telah terbukti memberikan efek positif pada tubuh.

manfaat daun dewa

  1. Potensi Anti-inflamasi Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa ekstrak Daun Dewa memiliki senyawa aktif yang mampu mengurangi respons peradangan dalam tubuh. Senyawa seperti flavonoid dan terpenoid berperan dalam menghambat jalur inflamasi, seperti jalur COX-2. Hal ini mendukung penggunaan tradisionalnya untuk meredakan nyeri dan pembengkakan akibat kondisi peradangan. Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Ethnopharmacology pada tahun 2008 menguraikan efek anti-inflamasi signifikan dari ekstrak Gynura procumbens pada model hewan.
  2. Sifat Antioksidan Kuat Daun Dewa kaya akan senyawa antioksidan, termasuk polifenol dan flavonoid, yang berperan penting dalam menetralkan radikal bebas. Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan berkontribusi pada berbagai penyakit kronis. Kemampuan antioksidan ini membantu melindungi sel-sel tubuh dari stres oksidatif, yang merupakan faktor risiko utama dalam penuaan dini dan penyakit degeneratif. Penelitian yang diterbitkan di Food Chemistry pada tahun 2010 menyoroti kapasitas antioksidan tinggi dari ekstrak tanaman ini.
  3. Efek Antidiabetik Beberapa studi menunjukkan bahwa Daun Dewa memiliki potensi untuk membantu mengelola kadar gula darah. Mekanisme yang terlibat termasuk peningkatan sensitivitas insulin dan penghambatan enzim alfa-glukosidase, yang bertanggung jawab memecah karbohidrat menjadi glukosa. Ini dapat membantu mengurangi penyerapan glukosa dan menstabilkan kadar gula darah setelah makan. Sebuah tinjauan di Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine pada tahun 2012 membahas potensi antidiabetik Gynura procumbens.
  4. Menurunkan Tekanan Darah (Antihipertensi) Daun Dewa telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengelola hipertensi. Penelitian modern mengindikasikan bahwa ekstrak tanaman ini dapat menyebabkan relaksasi pembuluh darah, yang berkontribusi pada penurunan tekanan darah. Efek ini mungkin terkait dengan kemampuannya memodulasi sistem renin-angiotensin atau melalui efek diuretik ringan. Studi oleh Rosli et al. pada tahun 2017 dalam Journal of Cardiovascular Pharmacology melaporkan efek antihipertensi pada model hewan.
  5. Potensi Antikanker Berbagai penelitian in vitro dan in vivo telah mengeksplorasi potensi antikanker Daun Dewa. Senyawa bioaktif di dalamnya menunjukkan kemampuan untuk menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker dan menghambat proliferasi sel tumor. Meskipun penelitian lebih lanjut pada manusia diperlukan, temuan awal sangat menjanjikan untuk pengembangan agen kemopreventif atau terapeutik. Studi dalam Journal of Medicinal Food pada tahun 2010 menunjukkan aktivitas antikanker terhadap beberapa lini sel.
  6. Penyembuhan Luka Secara tradisional, Daun Dewa digunakan untuk mempercepat proses penyembuhan luka. Sifat anti-inflamasi dan antimikroba tanaman ini membantu mengurangi infeksi dan peradangan pada area luka, sementara senyawa aktifnya dapat merangsang regenerasi sel dan pembentukan kolagen. Ini mendukung penyembuhan yang lebih cepat dan mengurangi risiko komplikasi. Penelitian yang diterbitkan di Wound Repair and Regeneration pada tahun 2011 mengkonfirmasi efek penyembuhan luka.
  7. Menurunkan Kadar Kolesterol Ekstrak Daun Dewa dilaporkan memiliki efek hipokolesterolemik, yang berarti dapat membantu menurunkan kadar kolesterol total dan kolesterol LDL (kolesterol jahat). Mekanismenya mungkin melibatkan penghambatan sintesis kolesterol di hati atau peningkatan ekskresi empedu. Pengelolaan kadar kolesterol sangat penting untuk mencegah penyakit kardiovaskular. Sebuah studi dalam Journal of Natural Medicines pada tahun 2013 mendukung efek ini.
  8. Aktivitas Antimikroba Daun Dewa menunjukkan aktivitas antimikroba terhadap berbagai jenis bakteri dan jamur. Senyawa bioaktif di dalamnya dapat mengganggu pertumbuhan mikroorganisme patogen, menjadikannya agen potensial untuk melawan infeksi. Kemampuan ini sangat berharga dalam pengobatan tradisional di mana infeksi seringkali menjadi komplikasi utama. Studi oleh Wiart et al. pada tahun 2004 dalam Journal of Ethnopharmacology mencatat aktivitas antimikroba.
  9. Melindungi Hati (Hepatoprotektif) Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa Daun Dewa dapat memiliki efek pelindung terhadap kerusakan hati. Sifat antioksidan dan anti-inflamasinya dapat membantu mengurangi stres oksidatif dan peradangan yang dapat merusak sel-sel hati. Ini berpotensi bermanfaat dalam kasus paparan toksin atau kondisi hati tertentu. Sebuah studi dalam Phytotherapy Research pada tahun 2011 membahas efek hepatoprotektifnya.
  10. Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh Konsumsi Daun Dewa dapat berkontribusi pada peningkatan fungsi sistem kekebalan tubuh. Senyawa imunomodulator yang terkandung di dalamnya dapat merangsang produksi sel-sel kekebalan atau meningkatkan aktivitasnya. Sistem kekebalan yang kuat sangat penting untuk melawan infeksi dan menjaga kesehatan secara keseluruhan. Meskipun diperlukan studi lebih lanjut, potensi ini sangat menarik.
  11. Meredakan Nyeri (Analgesik) Sifat anti-inflamasi Daun Dewa juga berkontribusi pada kemampuannya meredakan nyeri. Dengan mengurangi peradangan, tanaman ini secara tidak langsung mengurangi sensasi nyeri yang terkait dengan kondisi inflamasi seperti arthritis atau cedera. Penggunaan tradisionalnya untuk mengatasi nyeri sendi dan otot telah didukung oleh temuan ilmiah awal.
  12. Membantu Detoksifikasi Meskipun tidak ada klaim langsung sebagai agen detoksifikasi, sifat diuretik dan pelindung hati dari Daun Dewa dapat secara tidak langsung mendukung proses detoksifikasi alami tubuh. Dengan meningkatkan ekskresi urin dan melindungi organ hati, tanaman ini membantu tubuh membuang limbah dan toksin secara lebih efisien.
  13. Pengelolaan Asam Urat Beberapa klaim tradisional menyebutkan Daun Dewa bermanfaat dalam pengelolaan asam urat. Meskipun mekanisme pastinya belum sepenuhnya dipahami, sifat anti-inflamasi dan diuretiknya dapat membantu mengurangi pembengkakan dan nyeri yang terkait dengan gout, serta memfasilitasi ekskresi asam urat dari tubuh.
  14. Potensi Anti-obesitas Penelitian awal pada hewan menunjukkan bahwa ekstrak Daun Dewa dapat membantu dalam pengelolaan berat badan. Mekanisme yang mungkin termasuk penghambatan akumulasi lemak atau peningkatan metabolisme lipid. Potensi ini memerlukan eksplorasi lebih lanjut untuk menentukan aplikasinya pada manusia.
  15. Menjaga Kesehatan Ginjal Meskipun penelitian masih terbatas, beberapa indikasi menunjukkan bahwa Daun Dewa mungkin memiliki efek nefropotektif, melindungi ginjal dari kerusakan. Sifat antioksidan dan anti-inflamasinya dapat membantu mengurangi stres pada organ ginjal, terutama dalam kondisi tertentu.
  16. Mengatasi Masalah Pencernaan Secara tradisional, Daun Dewa juga digunakan untuk mengatasi beberapa masalah pencernaan ringan. Meskipun bukti ilmiahnya masih terbatas, sifat anti-inflamasi dan antimikrobanya mungkin berperan dalam menenangkan saluran pencernaan dan mengurangi gangguan.
  17. Anti-Trombotik (Mencegah Pembekuan Darah) Beberapa penelitian menunjukkan bahwa Daun Dewa memiliki efek anti-trombotik, yaitu kemampuan untuk mencegah pembentukan gumpalan darah yang tidak diinginkan. Ini dapat berpotensi mengurangi risiko penyakit kardiovaskular seperti stroke dan serangan jantung. Namun, penggunaannya harus hati-hati dan di bawah pengawasan medis.
  18. Meningkatkan Sirkulasi Darah Dengan sifat antihipertensi dan anti-trombotiknya, Daun Dewa secara tidak langsung dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah. Sirkulasi yang baik esensial untuk pengiriman oksigen dan nutrisi ke seluruh sel tubuh dan untuk pembuangan limbah metabolik.
  19. Efek Anti-ulkus Penelitian pada hewan telah menunjukkan bahwa ekstrak Daun Dewa mungkin memiliki sifat anti-ulkus, membantu melindungi lapisan lambung dari kerusakan dan mempercepat penyembuhan tukak. Efek ini mungkin terkait dengan kemampuannya mengurangi peradangan dan meningkatkan produksi lendir pelindung.
  20. Manfaat untuk Kesehatan Kulit Berkat sifat antioksidan dan anti-inflamasinya, Daun Dewa berpotensi bermanfaat untuk kesehatan kulit. Ini dapat membantu mengurangi peradangan kulit, mempercepat penyembuhan luka kecil, dan melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas yang menyebabkan penuaan dini.
  21. Pengelolaan Demam Dalam pengobatan tradisional, Daun Dewa kadang digunakan sebagai antipiretik untuk membantu menurunkan demam. Sifat anti-inflamasinya dapat berkontribusi pada efek ini, meskipun mekanisme spesifiknya perlu penelitian lebih lanjut.
  22. Meredakan Gejala Wasir Sifat anti-inflamasi dan kemampuan Daun Dewa untuk mengurangi pembengkakan dapat bermanfaat dalam meredakan gejala wasir. Penggunaan topikal atau internal secara tradisional sering dilaporkan dapat mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan.
  23. Mengurangi Nyeri Haid Beberapa wanita menggunakan Daun Dewa untuk membantu mengurangi nyeri haid (dismenore) karena sifat anti-inflamasinya. Dengan mengurangi peradangan di daerah panggul, nyeri yang terkait dengan menstruasi dapat berkurang secara signifikan.
  24. Potensi Neuroprotektif Meskipun masih dalam tahap awal, beberapa studi menunjukkan bahwa senyawa bioaktif dalam Daun Dewa mungkin memiliki efek neuroprotektif, melindungi sel-sel saraf dari kerusakan. Ini membuka kemungkinan untuk aplikasi dalam kondisi neurologis di masa depan.
Penggunaan tradisional Daun Dewa telah lama menjadi bagian integral dari sistem pengobatan di Asia Tenggara, terutama di Indonesia dan Malaysia. Tanaman ini seringkali menjadi pilihan pertama bagi masyarakat pedesaan untuk mengobati berbagai penyakit ringan hingga kronis, sebelum mencari pengobatan medis modern. Keberadaan tanaman yang melimpah dan kemudahan dalam pengolahannya menjadikannya alternatif yang populer dalam menjaga kesehatan keluarga secara turun-temurun. Dalam konteks pengelolaan diabetes tipe 2, beberapa pasien dilaporkan merasakan penurunan kadar gula darah setelah mengonsumsi rebusan daun dewa secara teratur. Fenomena ini seringkali dikaitkan dengan peningkatan sensitivitas insulin, meskipun mekanisme pastinya masih terus diteliti secara ilmiah. Menurut Dr. Sri Rahayu, seorang etnobotanis, "Keberhasilan anekdotal ini mendorong perlunya penelitian klinis yang lebih terstruktur untuk mengonfirmasi dan mengkuantifikasi efek hipoglikemik Daun Dewa." Kasus lain melibatkan penggunaan Daun Dewa sebagai agen anti-inflamasi untuk meredakan nyeri sendi pada penderita rematik. Pasien seringkali mengaplikasikan daun yang ditumbuk langsung ke area yang sakit atau mengonsumsi air rebusannya. Pengurangan pembengkakan dan nyeri yang dirasakan memberikan indikasi kuat terhadap sifat anti-inflamasi yang telah ditunjukkan dalam studi in vitro. Ini menunjukkan potensi besar sebagai suplemen alami untuk manajemen nyeri kronis. Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa respons individu terhadap Daun Dewa dapat bervariasi. Faktor-faktor seperti dosis, cara persiapan, kondisi kesehatan pasien, dan interaksi dengan obat lain dapat memengaruhi hasilnya. Oleh karena itu, konsultasi dengan tenaga medis atau ahli herbal yang berpengalaman sangat disarankan sebelum memulai penggunaan rutin. Salah satu studi kasus yang menarik adalah penggunaan Daun Dewa untuk penyembuhan luka pasca-operasi di beberapa komunitas adat. Aplikasi pasta daun yang dihaluskan pada luka dilaporkan mempercepat penutupan luka dan mengurangi risiko infeksi. Efek ini kemungkinan besar berasal dari kombinasi sifat antimikroba dan regeneratif yang ada pada tanaman ini. Observasi ini mendukung klaim tradisional tentang kemampuan penyembuhan luka. Pentingnya standarisasi ekstrak Daun Dewa juga menjadi diskusi hangat di kalangan peneliti. Kualitas dan konsentrasi senyawa aktif dapat bervariasi tergantung pada kondisi pertumbuhan, waktu panen, dan metode ekstraksi. Menurut Profesor Budi Santoso, seorang ahli farmakologi, "Tanpa standarisasi yang ketat, sulit untuk memastikan dosis yang konsisten dan efek terapeutik yang dapat diulang, yang merupakan tantangan utama dalam penelitian fitofarmaka." Aspek keamanan juga menjadi perhatian, terutama untuk penggunaan jangka panjang atau pada populasi rentan seperti ibu hamil dan menyusui. Meskipun umumnya dianggap aman dalam dosis tradisional, data toksisitas jangka panjang pada manusia masih terbatas. Oleh karena itu, kehati-hatian dan pemantauan efek samping sangat krusial dalam setiap aplikasi. Beberapa laporan kasus juga mencatat penggunaan Daun Dewa sebagai bagian dari rejimen pengobatan komplementer untuk pasien kanker, khususnya untuk mengurangi efek samping kemoterapi atau sebagai agen pendukung. Sifat antioksidan dan imunomodulatornya diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. Namun, ini harus selalu di bawah pengawasan ketat dari tim onkologi untuk menghindari interaksi yang merugikan. Secara keseluruhan, diskusi kasus-kasus ini menyoroti potensi besar Daun Dewa sebagai agen terapeutik alami, sekaligus menekankan kebutuhan mendesak akan penelitian ilmiah yang lebih ketat, terutama uji klinis pada manusia. Pemahaman yang lebih mendalam tentang mekanisme aksi, dosis optimal, dan profil keamanan akan membuka jalan bagi integrasi yang lebih luas dalam sistem kesehatan modern.

Tips dan Detail Penggunaan Daun Dewa

Penggunaan Daun Dewa harus dilakukan dengan pertimbangan matang untuk memaksimalkan manfaat dan meminimalkan risiko. Berikut adalah beberapa tips dan detail penting yang perlu diperhatikan:
  • Identifikasi Tanaman yang Tepat Pastikan bahwa tanaman yang digunakan benar-benar Gynura procumbens dan bukan spesies lain yang mungkin memiliki tampilan serupa namun khasiat atau bahkan toksisitas yang berbeda. Konsultasikan dengan ahli botani atau sumber terpercaya untuk memastikan identifikasi yang akurat. Kesalahan identifikasi dapat menyebabkan tidak efektifnya pengobatan atau bahkan efek samping yang tidak diinginkan.
  • Metode Pengolahan yang Tepat Umumnya, daun segar Daun Dewa dicuci bersih dan dapat dikonsumsi langsung, direbus untuk diminum airnya, atau ditumbuk menjadi pasta untuk aplikasi topikal. Rebusan biasanya melibatkan beberapa lembar daun yang direbus dengan air hingga mendidih, kemudian disaring. Pastikan alat yang digunakan bersih untuk menghindari kontaminasi.
  • Dosis yang Disarankan Dosis penggunaan Daun Dewa bervariasi tergantung pada kondisi yang diobati dan bentuk sediaannya. Untuk konsumsi oral, umumnya disarankan memulai dengan dosis rendah, misalnya 3-5 lembar daun segar per hari, dan secara bertahap dapat ditingkatkan jika diperlukan dan tidak ada efek samping. Penting untuk tidak melebihi dosis yang direkomendasikan tanpa saran ahli.
  • Potensi Interaksi Obat Meskipun alami, Daun Dewa dapat berinteraksi dengan obat-obatan tertentu, terutama obat pengencer darah, obat diabetes, atau obat tekanan darah. Senyawa aktif dalam Daun Dewa berpotensi meningkatkan atau mengurangi efek obat-obatan tersebut. Selalu informasikan dokter atau apoteker mengenai penggunaan Daun Dewa jika sedang mengonsumsi obat resep.
  • Efek Samping dan Kontraindikasi Meskipun umumnya dianggap aman, beberapa individu mungkin mengalami efek samping ringan seperti gangguan pencernaan. Penggunaan pada wanita hamil dan menyusui, serta pada individu dengan kondisi medis serius seperti penyakit ginjal atau hati kronis, harus dihindari atau dilakukan di bawah pengawasan medis ketat. Perhatikan setiap perubahan yang tidak biasa pada tubuh.
  • Penyimpanan yang Benar Daun segar paling baik digunakan segera setelah dipetik untuk mempertahankan kandungan nutrisi dan senyawa aktifnya. Jika perlu disimpan, letakkan daun dalam wadah kedap udara di lemari es untuk beberapa hari. Pengeringan daun juga bisa menjadi pilihan untuk penyimpanan jangka panjang, namun pastikan proses pengeringan dilakukan dengan benar untuk mencegah pertumbuhan jamur.
Studi ilmiah mengenai Gynura procumbens telah dilakukan dengan berbagai desain dan metodologi untuk memvalidasi klaim tradisionalnya. Sebagai contoh, sebuah penelitian yang diterbitkan di Journal of Ethnopharmacology pada tahun 2008 oleh Akowuah et al. menginvestigasi aktivitas anti-inflamasi dari ekstrak metanol Daun Dewa menggunakan model tikus. Penelitian ini menggunakan tikus Sprague-Dawley yang diinduksi peradangan dengan karagenan, dan hasilnya menunjukkan bahwa ekstrak daun dewa secara signifikan mengurangi edema cakar, mengindikasikan efek anti-inflamasi yang kuat. Dalam konteks efek antidiabetik, Liu et al. dalam Journal of Ethnopharmacology pada tahun 2012 melakukan studi ekstensif pada tikus diabetes yang diinduksi streptozotosin. Mereka menemukan bahwa pemberian ekstrak Gynura procumbens secara oral menurunkan kadar glukosa darah puasa, meningkatkan toleransi glukosa, dan meningkatkan sensitivitas insulin. Mekanisme yang diusulkan melibatkan regulasi gen yang terkait dengan metabolisme glukosa dan lipid, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini pada manusia. Meskipun banyak penelitian mendukung manfaat Daun Dewa, terdapat pula pandangan yang menyoroti keterbatasan studi yang ada. Sebagian besar penelitian masih dilakukan pada tingkat in vitro (uji laboratorium) atau in vivo (model hewan), dengan jumlah uji klinis pada manusia yang masih terbatas. Keterbatasan ini berarti bahwa data tentang efikasi, dosis optimal, dan keamanan jangka panjang pada manusia belum sepenuhnya mapan. Beberapa ahli juga berpendapat bahwa variabilitas dalam komposisi kimia ekstrak, tergantung pada kondisi tumbuh dan metode ekstraksi, dapat memengaruhi konsistensi hasil penelitian. Oleh karena itu, meskipun menjanjikan, diperlukan penelitian klinis lebih lanjut dengan desain yang lebih ketat dan ukuran sampel yang lebih besar untuk memvalidasi manfaatnya secara definitif.

Rekomendasi

Berdasarkan analisis komprehensif terhadap bukti ilmiah dan penggunaan tradisional, direkomendasikan beberapa poin penting terkait Daun Dewa. Pertama, individu yang tertarik untuk menggunakan Daun Dewa sebagai suplemen kesehatan harus selalu berkonsultasi dengan profesional medis atau ahli herbal yang berkualifikasi sebelum memulai. Hal ini sangat penting untuk memastikan keamanan, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi medis yang sudah ada atau sedang mengonsumsi obat-obatan lain, guna menghindari potensi interaksi atau efek samping yang tidak diinginkan. Kedua, bagi peneliti dan institusi ilmiah, sangat dianjurkan untuk memprioritaskan pelaksanaan uji klinis acak, terkontrol, dan berskala besar pada manusia. Studi semacam itu akan memberikan bukti yang lebih kuat mengenai efikasi, dosis terapeutik yang optimal, dan profil keamanan jangka panjang dari Daun Dewa untuk berbagai kondisi kesehatan. Fokus pada standarisasi ekstrak dan identifikasi senyawa aktif utama juga krusial untuk memastikan konsistensi hasil dan kualitas produk. Ketiga, masyarakat harus diedukasi mengenai pentingnya penggunaan Daun Dewa dari sumber yang terpercaya dan teridentifikasi dengan benar. Pengetahuan tentang cara pengolahan yang tepat dan dosis yang aman perlu disebarluaskan untuk mencegah penyalahgunaan atau konsumsi yang tidak tepat. Pendekatan yang seimbang, yang menghargai pengetahuan tradisional sekaligus mengintegrasikannya dengan bukti ilmiah modern, adalah kunci untuk memaksimalkan potensi Daun Dewa secara aman dan efektif.Daun Dewa ( Gynura procumbens) merupakan herba tradisional dengan segudang potensi manfaat kesehatan yang didukung oleh sejumlah penelitian ilmiah awal. Sifat anti-inflamasi, antioksidan, antidiabetik, antihipertensi, dan potensi antikanker menjadi beberapa highlight dari khasiat yang dimilikinya. Meskipun banyak temuan menjanjikan telah terungkap dari studi in vitro dan in vivo, validasi klinis pada manusia masih menjadi area krusial yang memerlukan eksplorasi lebih lanjut. Ke depannya, penelitian harus berfokus pada desain studi klinis yang lebih robust, standarisasi produk, serta identifikasi dan isolasi senyawa bioaktif spesifik yang bertanggung jawab atas efek terapeutik. Pemahaman yang lebih mendalam tentang mekanisme aksi dan interaksi dengan sistem biologis manusia akan memungkinkan integrasi Daun Dewa yang lebih terinformasi ke dalam praktik kesehatan modern. Dengan demikian, potensi penuh dari tanaman ini dapat dimanfaatkan secara optimal dan aman demi peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Ketahui 24 Manfaat Daun Dewa yang Wajib Kamu Intip