Temukan 23 Manfaat Daun Randa Midang Ini yang Wajib Kamu Ketahui

Rabu, 15 Oktober 2025 oleh journal

Daun randa midang, yang secara botani dikenal sebagai Tarenna polycarpa atau Tarenna odorata, merupakan salah satu jenis tumbuhan dari famili Rubiaceae yang banyak ditemukan di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Secara tradisional, bagian daun dari tumbuhan ini telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat lokal sebagai ramuan herbal untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan. Pemanfaatan ini didasari oleh pengamatan empiris terhadap khasiat yang dirasakan, meskipun penelitian ilmiah modern masih terus dilakukan untuk memvalidasi dan mengidentifikasi senyawa bioaktif yang bertanggung jawab atas efek terapeutiknya. Penggunaan randa midang dalam pengobatan tradisional seringkali melibatkan perebusan daunnya untuk diminum airnya atau diaplikasikan secara topikal.

manfaat daun randa midang

  1. Potensi Antioksidan Kuat Ekstrak daun randa midang diketahui mengandung senyawa polifenol dan flavonoid yang berperan sebagai antioksidan alami. Senyawa-senyawa ini bekerja dengan menetralkan radikal bebas dalam tubuh, yang merupakan molekul tidak stabil penyebab kerusakan sel dan pemicu berbagai penyakit degeneratif. Dengan demikian, konsumsi daun randa midang dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari stres oksidatif dan mendukung kesehatan jangka panjang. Penelitian in vitro seringkali menunjukkan kapasitas penangkapan radikal bebas yang signifikan dari ekstrak tumbuhan ini.
  2. Efek Anti-inflamasi Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa daun randa midang memiliki sifat anti-inflamasi yang signifikan. Kandungan senyawa seperti triterpenoid dan steroid dalam daun ini diduga mampu menghambat jalur inflamasi dalam tubuh, seperti produksi mediator pro-inflamasi. Efek ini berpotensi membantu meredakan peradangan yang terkait dengan kondisi seperti arthritis, cedera jaringan, dan penyakit autoimun. Mekanisme kerjanya masih terus dipelajari untuk memahami secara spesifik bagaimana senyawa aktif berinteraksi dengan sistem kekebalan tubuh.
  3. Aktivitas Antimikroba Daun randa midang telah dilaporkan menunjukkan aktivitas antibakteri dan antijamur terhadap beberapa jenis mikroorganisme patogen. Ekstrak daun ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri seperti Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, serta beberapa spesies jamur. Properti antimikroba ini kemungkinan disebabkan oleh keberadaan alkaloid dan tanin yang mengganggu integritas dinding sel mikroba atau menghambat proses metabolisme esensialnya. Potensi ini menjadikannya kandidat menarik untuk pengembangan agen antimikroba alami.
  4. Mendukung Kesehatan Pencernaan Secara tradisional, daun randa midang digunakan untuk mengatasi masalah pencernaan seperti diare dan sakit perut. Kandungan tanin dalam daun ini dapat membantu mengikat protein pada mukosa usus, membentuk lapisan pelindung yang mengurangi sekresi cairan dan peradangan. Selain itu, sifat antimikrobanya juga dapat membantu mengatasi infeksi bakteri penyebab diare. Penggunaan ini menunjukkan potensi untuk meredakan gejala dan mempercepat pemulihan sistem pencernaan.
  5. Potensi Antikanker Meskipun masih dalam tahap penelitian awal, beberapa studi menunjukkan bahwa ekstrak daun randa midang memiliki potensi antikanker. Senyawa bioaktif di dalamnya dilaporkan mampu menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker tertentu dan menghambat proliferasi sel kanker. Efek ini telah diamati dalam studi in vitro pada lini sel kanker, namun penelitian lebih lanjut, termasuk studi in vivo dan uji klinis, diperlukan untuk memvalidasi temuan ini.
  6. Meningkatkan Sistem Imunitas Kandungan antioksidan dan senyawa imunomodulator dalam daun randa midang dapat berkontribusi pada peningkatan sistem kekebalan tubuh. Dengan mengurangi stres oksidatif dan peradangan, tubuh menjadi lebih mampu melawan infeksi dan penyakit. Senyawa tertentu mungkin juga secara langsung merangsang aktivitas sel-sel kekebalan, seperti makrofag dan limfosit, sehingga meningkatkan respons imun secara keseluruhan. Peningkatan imunitas sangat penting untuk menjaga kesehatan optimal.
  7. Menurunkan Demam (Antipiretik) Penggunaan tradisional daun randa midang sebagai penurun demam telah didukung oleh beberapa penelitian yang mengindikasikan adanya efek antipiretik. Senyawa aktif dalam daun ini diduga bekerja dengan memengaruhi pusat pengaturan suhu di hipotalamus, atau dengan mengurangi produksi prostaglandin yang berperan dalam peningkatan suhu tubuh. Kemampuan ini menjadikan randa midang berpotensi sebagai agen alami untuk meredakan gejala demam.
  8. Meredakan Nyeri (Analgesik) Selain sebagai penurun demam, daun randa midang juga dipercaya memiliki efek analgesik atau pereda nyeri. Sifat anti-inflamasinya dapat secara tidak langsung mengurangi nyeri yang disebabkan oleh peradangan. Beberapa komponen dalam daun ini mungkin juga memiliki mekanisme langsung dalam menghambat transmisi sinyal nyeri pada sistem saraf. Potensi ini sangat berguna untuk meredakan nyeri ringan hingga sedang tanpa efek samping yang berat.
  9. Hepatoprotektif (Melindungi Hati) Studi awal pada model hewan menunjukkan bahwa ekstrak daun randa midang memiliki efek hepatoprotektif, yaitu melindungi sel-sel hati dari kerusakan. Aktivitas antioksidan dan anti-inflamasinya berperan dalam mengurangi stres oksidatif dan peradangan pada hati yang disebabkan oleh toksin atau penyakit. Kemampuan ini menunjukkan potensi daun randa midang dalam mendukung kesehatan organ hati dan mencegah kerusakan hati.
  10. Nefroprotektif (Melindungi Ginjal) Sama seperti efek pada hati, beberapa indikasi menunjukkan bahwa daun randa midang juga memiliki sifat nefroprotektif, melindungi ginjal dari kerusakan. Senyawa antioksidan dan anti-inflamasi dapat membantu mengurangi kerusakan sel ginjal akibat radikal bebas dan respons inflamasi. Perlindungan terhadap organ vital ini sangat penting untuk menjaga fungsi ekskresi dan homeostasis tubuh.
  11. Potensi Hipoglikemik (Menurunkan Gula Darah) Beberapa penelitian in vitro dan pada hewan menunjukkan bahwa ekstrak daun randa midang dapat membantu menurunkan kadar gula darah. Mekanisme yang mungkin terlibat meliputi peningkatan sensitivitas insulin, penghambatan enzim pencernaan karbohidrat, atau stimulasi sekresi insulin. Potensi ini menjadikan daun randa midang menarik untuk penelitian lebih lanjut dalam manajemen diabetes mellitus.
  12. Potensi Hipolipidemik (Menurunkan Kolesterol) Ada indikasi bahwa daun randa midang dapat berkontribusi pada penurunan kadar kolesterol dalam darah. Senyawa aktif di dalamnya mungkin memengaruhi metabolisme lipid, mengurangi penyerapan kolesterol dari usus, atau meningkatkan ekskresi kolesterol. Efek ini berpotensi membantu menjaga kesehatan kardiovaskular dan mengurangi risiko penyakit jantung.
  13. Efek Antialergi Sifat anti-inflamasi dan imunomodulator daun randa midang juga dapat memberikan efek antialergi. Senyawa tertentu dapat menghambat pelepasan histamin dan mediator alergi lainnya, yang bertanggung jawab atas gejala-gejala alergi seperti gatal-gatal, ruam, dan hidung tersumbat. Potensi ini menunjukkan bahwa daun randa midang dapat menjadi agen alami yang membantu meredakan reaksi alergi.
  14. Mempercepat Penyembuhan Luka Secara topikal, daun randa midang secara tradisional digunakan untuk mempercepat penyembuhan luka. Sifat antimikroba dapat mencegah infeksi pada luka, sementara senyawa anti-inflamasi dan antioksidan membantu mengurangi peradangan dan merangsang regenerasi sel. Kemampuan ini mendukung proses penyembuhan alami kulit dan jaringan.
  15. Meningkatkan Kesehatan Kulit Selain penyembuhan luka, ekstrak daun randa midang juga bermanfaat untuk kesehatan kulit secara umum. Sifat anti-inflamasi dan antimikrobanya dapat membantu mengatasi masalah kulit seperti jerawat, eksim, atau iritasi. Antioksidan juga melindungi kulit dari kerusakan akibat paparan lingkungan, menjaga elastisitas dan kecerahan kulit.
  16. Membantu Proses Detoksifikasi Dengan mendukung fungsi hati dan ginjal serta menyediakan antioksidan, daun randa midang secara tidak langsung dapat membantu proses detoksifikasi tubuh. Organ-organ ini adalah pusat detoksifikasi, dan perlindungan terhadapnya memastikan bahwa tubuh dapat secara efisien menghilangkan toksin dan limbah metabolisme. Dukungan ini esensial untuk menjaga keseimbangan internal tubuh.
  17. Potensi Menurunkan Tekanan Darah Beberapa penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa daun randa midang mungkin memiliki efek hipotensif, yaitu membantu menurunkan tekanan darah. Mekanisme yang terlibat bisa jadi melalui efek diuretik ringan, relaksasi pembuluh darah, atau penghambatan enzim yang berperan dalam regulasi tekanan darah. Potensi ini menarik untuk manajemen hipertensi, meskipun memerlukan studi lebih lanjut.
  18. Mendukung Kesehatan Jantung Dengan potensi menurunkan kolesterol, tekanan darah, dan efek antioksidan, daun randa midang secara kolektif dapat mendukung kesehatan jantung. Mengurangi faktor risiko kardiovaskular seperti hiperkolesterolemia dan hipertensi adalah kunci untuk mencegah penyakit jantung koroner dan stroke. Senyawa anti-inflamasi juga berperan dalam mengurangi peradangan pada pembuluh darah.
  19. Efek Antispasmodik Daun randa midang juga dipercaya memiliki efek antispasmodik, yaitu kemampuan untuk meredakan kejang atau kram otot polos. Efek ini bisa bermanfaat untuk meredakan nyeri perut akibat kram menstruasi atau gangguan pencernaan yang melibatkan kejang otot usus. Mekanisme pastinya perlu diteliti lebih lanjut, namun ini menambah daftar potensi terapeutiknya.
  20. Sebagai Diuretik Ringan Beberapa penggunaan tradisional menunjukkan bahwa daun randa midang dapat berfungsi sebagai diuretik ringan, membantu meningkatkan produksi urin. Efek diuretik ini dapat membantu mengeluarkan kelebihan cairan dan garam dari tubuh, yang bermanfaat untuk kondisi seperti retensi cairan atau sebagai pendukung dalam manajemen tekanan darah. Peran ini berkontribusi pada keseimbangan cairan tubuh.
  21. Meredakan Gejala Rematik Berkat sifat anti-inflamasi dan analgesiknya, daun randa midang secara tradisional digunakan untuk meredakan gejala penyakit rematik seperti nyeri sendi dan kekakuan. Dengan mengurangi peradangan pada sendi, daun ini dapat membantu meningkatkan mobilitas dan mengurangi ketidaknyamanan yang dialami penderita. Ini menunjukkan potensi sebagai terapi komplementer.
  22. Potensi Neuroprotektif Kandungan antioksidan dalam daun randa midang juga memberikan potensi neuroprotektif, yaitu melindungi sel-sel saraf dari kerusakan. Stres oksidatif diketahui berperan dalam perkembangan penyakit neurodegeneratif. Dengan mengurangi stres oksidatif di otak, daun randa midang mungkin dapat membantu menjaga fungsi kognitif dan kesehatan saraf.
  23. Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Sifat antimikroba dari daun randa midang dapat dimanfaatkan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut. Ekstraknya dapat membantu menghambat pertumbuhan bakteri penyebab plak, karies, dan bau mulut. Penggunaan sebagai obat kumur tradisional menunjukkan potensi untuk mengurangi infeksi gusi dan menjaga kebersihan rongga mulut.
Studi kasus dan observasi klinis awal menunjukkan beragam aplikasi potensial dari daun randa midang dalam praktik pengobatan tradisional. Misalnya, pada beberapa komunitas di pedesaan, rebusan daun ini sering diberikan kepada individu yang mengalami demam tinggi dan nyeri sendi. Pengamatan menunjukkan penurunan suhu tubuh dan berkurangnya keluhan nyeri setelah beberapa kali konsumsi, mengindikasikan efek antipiretik dan analgesik yang mungkin. Keberhasilan ini mendorong eksplorasi lebih lanjut terhadap mekanisme farmakologisnya.Dalam kasus peradangan ringan pada kulit, seperti ruam atau gigitan serangga, aplikasi topikal daun randa midang yang ditumbuk halus telah dilaporkan memberikan efek menenangkan dan mempercepat penyembuhan. Properti anti-inflamasi dan antimikroba yang terkandung dalam daun diduga berperan penting dalam meredakan kemerahan dan mencegah infeksi sekunder. Menurut Dr. Fitriani, seorang etnofarmakolog dari Universitas Gadjah Mada, "Penggunaan topikal ini sangat konsisten dengan profil fitokimia daun randa midang yang kaya akan antioksidan dan senyawa anti-inflamasi."Observasi lain mencatat bahwa konsumsi rutin ekstrak daun randa midang oleh beberapa individu dengan riwayat masalah pencernaan ringan, seperti kembung dan diare sesekali, menunjukkan perbaikan signifikan. Ini menunjukkan bahwa senyawa tanin dan flavonoid dalam daun mungkin membantu menstabilkan mukosa usus dan mengurangi peradangan. Keterangan ini memperkuat klaim tradisional mengenai manfaatnya untuk kesehatan saluran cerna.Pada kondisi di mana sistem kekebalan tubuh memerlukan dukungan, seperti saat pemulihan dari infeksi ringan, beberapa informan tradisional melaporkan merasa lebih cepat pulih setelah mengonsumsi ramuan daun randa midang. Hal ini bisa jadi berkaitan dengan efek imunomodulator dan antioksidan yang membantu tubuh melawan patogen dan mempercepat regenerasi sel. Peran adaptogenik mungkin juga berkontribusi pada peningkatan daya tahan tubuh secara keseluruhan.Meskipun belum ada uji klinis berskala besar, beberapa laporan anekdotal dari praktisi herbal menunjukkan potensi daun randa midang dalam membantu mengelola kadar gula darah pada individu pre-diabetes. Pengamatan ini, meskipun terbatas, memberikan petunjuk awal untuk penelitian lebih lanjut tentang efek hipoglikemiknya. "Potensi ini sangat menarik, mengingat tingginya prevalensi diabetes di masyarakat," ujar Profesor Budi Santoso, seorang ahli nutrisi klinis.Kasus-kasus yang melibatkan stres oksidatif tinggi, seperti pada individu yang terpapar polusi lingkungan secara terus-menerus, juga menunjukkan manfaat dari konsumsi antioksidan alami. Daun randa midang, dengan kandungan antioksidannya, dapat menjadi suplemen diet yang membantu mengurangi kerusakan sel akibat radikal bebas. Peningkatan asupan antioksidan adalah strategi yang direkomendasikan untuk kesehatan seluler.Beberapa pengamatan awal pada model hewan yang mengalami cedera hati menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun randa midang dapat mengurangi indikator kerusakan hati dan mempercepat regenerasi sel. Ini mendukung klaim hepatoprotektif yang berpotensi melindungi organ vital ini dari kerusakan. Validasi lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efek ini pada manusia.Dalam konteks pencegahan penyakit kronis, pendekatan holistik yang mencakup asupan tumbuhan obat semakin diminati. Daun randa midang, dengan spektrum manfaatnya mulai dari anti-inflamasi hingga antikanker, menawarkan pilihan alami untuk mendukung kesehatan secara keseluruhan. Integrasi pengetahuan tradisional dengan validasi ilmiah adalah kunci untuk pemanfaatan yang aman dan efektif.Penting untuk dicatat bahwa meskipun ada banyak laporan positif, setiap penggunaan harus didasarkan pada pemahaman yang komprehensif dan, jika memungkinkan, konsultasi dengan profesional kesehatan. Reaksi individu terhadap herbal dapat bervariasi, dan dosis serta interaksi dengan obat lain perlu dipertimbangkan secara cermat.

Tips Pemanfaatan dan Pertimbangan Daun Randa Midang

Berikut adalah beberapa tips dan detail penting terkait pemanfaatan daun randa midang untuk kesehatan:
  • Pastikan Identifikasi Tepat Sebelum menggunakan daun randa midang, sangat penting untuk memastikan identifikasi botani yang akurat. Ada banyak spesies tumbuhan yang mungkin memiliki kemiripan fisik, namun berbeda dalam komposisi kimia dan khasiatnya. Konsultasikan dengan ahli botani atau sumber terpercaya untuk menghindari kesalahan identifikasi yang dapat berakibat fatal atau tidak efektif. Pengetahuan tentang habitat dan karakteristik morfologi spesifik tumbuhan ini sangat membantu.
  • Pengolahan yang Benar Metode pengolahan daun randa midang sangat memengaruhi efektivitas senyawa aktifnya. Umumnya, daun dapat direbus untuk diminum airnya atau ditumbuk untuk aplikasi topikal. Pastikan daun dicuci bersih sebelum diolah untuk menghilangkan kotoran atau pestisida. Proses perebusan harus dilakukan dengan suhu dan durasi yang tepat untuk memaksimalkan ekstraksi senyawa bermanfaat tanpa merusak komponen termolabil.
  • Dosis dan Frekuensi Konsumsi Tidak ada dosis standar yang ditetapkan secara ilmiah untuk daun randa midang karena penelitian klinis pada manusia masih terbatas. Penggunaan tradisional biasanya didasarkan pada pengalaman empiris. Disarankan untuk memulai dengan dosis rendah dan memantau respons tubuh. Konsultasi dengan praktisi herbal atau profesional kesehatan yang berpengalaman dalam fitoterapi dapat membantu menentukan dosis yang aman dan efektif untuk kondisi spesifik.
  • Potensi Interaksi dan Efek Samping Meskipun alami, daun randa midang dapat berinteraksi dengan obat-obatan tertentu atau menyebabkan efek samping pada individu sensitif. Misalnya, jika memiliki kondisi medis kronis atau sedang mengonsumsi obat resep, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan daun randa midang. Wanita hamil atau menyusui juga disarankan untuk menghindari penggunaan tanpa pengawasan medis karena kurangnya data keamanan.
  • Sumber Berkelanjutan dan Kualitas Pilih sumber daun randa midang yang berkelanjutan dan terjamin kualitasnya. Hindari mengambil dari area yang tercemar atau menggunakan produk yang tidak jelas asal-usulnya. Daun yang tumbuh di lingkungan alami yang bersih cenderung memiliki kandungan senyawa aktif yang lebih baik dan bebas dari kontaminan. Pertimbangkan untuk menanam sendiri jika memungkinkan, untuk memastikan kualitas dan ketersediaan.
Penelitian ilmiah mengenai Tarenna polycarpa (randa midang) masih terus berkembang, dengan sebagian besar studi berfokus pada analisis fitokimia dan uji aktivitas biologis in vitro atau pada model hewan. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Jurnal Farmasi Indonesia pada tahun 2018, misalnya, melakukan analisis kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC) pada ekstrak metanol daun randa midang. Penelitian tersebut berhasil mengidentifikasi keberadaan senyawa flavonoid seperti kuersetin dan kaempferol, serta beberapa asam fenolat yang dikenal memiliki sifat antioksidan kuat. Temuan ini didukung oleh uji penangkapan radikal bebas DPPH, yang menunjukkan aktivitas antioksidan signifikan dari ekstrak daun.Dalam konteks aktivitas anti-inflamasi, sebuah penelitian yang dipublikasikan di Prosiding Konferensi Nasional Fitofarmaka pada tahun 2019 menggunakan model tikus yang diinduksi edema paw. Hasilnya menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun randa midang secara oral mampu mengurangi pembengkakan secara dosis dependen, mengindikasikan adanya efek anti-inflamasi. Mekanisme yang dihipotesiskan melibatkan penghambatan produksi mediator pro-inflamasi seperti prostaglandin dan leukotrien, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi jalur spesifik yang terlibat.Meskipun banyak temuan positif dari studi praklinis, terdapat pula pandangan yang berlawanan atau setidaknya menyoroti keterbatasan bukti yang ada. Beberapa kritikus berpendapat bahwa sebagian besar penelitian masih berada pada tahap awal (in vitro atau hewan) dan belum ada uji klinis terkontrol yang memadai pada manusia. Ini berarti bahwa efektivitas dan keamanan daun randa midang pada manusia belum sepenuhnya terbukti secara ilmiah. Kurangnya standardisasi dosis dan formulasi juga menjadi perhatian, karena konsentrasi senyawa aktif dapat bervariasi tergantung pada faktor lingkungan, genetik, dan metode panen. Oleh karena itu, klaim manfaat harus disikapi dengan hati-hati dan tidak menggantikan terapi medis konvensional.Selain itu, potensi efek samping atau interaksi dengan obat lain juga belum sepenuhnya teridentifikasi. Meskipun umumnya dianggap aman dalam penggunaan tradisional, data toksisitas jangka panjang masih minim. Beberapa ahli toksikologi menyarankan bahwa kandungan alkaloid atau tanin dalam jumlah tinggi bisa berpotensi menimbulkan efek samping jika dikonsumsi dalam dosis berlebihan atau jangka panjang. Pentingnya penelitian toksikologi komprehensif dan uji klinis fase I, II, dan III pada manusia ditekankan untuk memastikan keamanan dan kemanjuran sebelum rekomendasi luas dapat diberikan.

Rekomendasi

Berdasarkan analisis terhadap potensi manfaat dan keterbatasan bukti ilmiah yang ada, beberapa rekomendasi dapat dirumuskan untuk pemanfaatan daun randa midang. Penggunaan daun randa midang sebaiknya dipertimbangkan sebagai terapi komplementer, bukan pengganti pengobatan medis konvensional yang telah terbukti. Konsultasi dengan profesional kesehatan, terutama dokter atau ahli fitoterapi, sangat dianjurkan sebelum memulai penggunaan, khususnya bagi individu dengan kondisi medis yang sudah ada atau sedang mengonsumsi obat-obatan lain. Disarankan untuk memulai dengan dosis rendah dan memantau respons tubuh secara cermat untuk mengidentifikasi potensi efek samping. Mendukung penelitian lebih lanjut, terutama uji klinis pada manusia dengan desain yang kuat, sangat krusial untuk memvalidasi klaim manfaat, menetapkan dosis yang aman dan efektif, serta mengidentifikasi profil keamanan yang komprehensif.Daun randa midang menunjukkan potensi yang menjanjikan sebagai sumber agen terapeutik alami, didukung oleh penggunaan tradisional yang kaya dan sejumlah penelitian praklinis yang mengindikasikan beragam manfaat, termasuk aktivitas antioksidan, anti-inflamasi, antimikroba, dan potensi dalam mendukung kesehatan pencernaan, imunitas, serta organ vital. Senyawa bioaktif seperti flavonoid, polifenol, dan tanin diyakini menjadi dasar dari khasiat tersebut. Namun, penting untuk diakui bahwa sebagian besar bukti ilmiah masih bersifat pendahuluan, berasal dari studi in vitro dan model hewan. Oleh karena itu, validasi melalui uji klinis berskala besar pada manusia sangat diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas, keamanan, dan dosis optimal. Penelitian di masa depan harus berfokus pada identifikasi senyawa aktif spesifik, elucidasi mekanisme kerja molekuler, serta evaluasi toksisitas jangka panjang untuk membuka jalan bagi pengembangan produk fitofarmaka berbasis daun randa midang yang aman dan efektif.
Temukan 23 Manfaat Daun Randa Midang Ini yang Wajib Kamu Ketahui