17 Manfaat Daun Surawung yang Jarang Diketahui

Kamis, 23 Oktober 2025 oleh journal

Tumbuhan herba yang dikenal dengan nama lokal surawung, seringkali merujuk pada jenis kemangi ( Ocimum basilicum atau Ocimum citriodorum), merupakan tanaman aromatik yang banyak dimanfaatkan dalam kuliner dan pengobatan tradisional di berbagai belahan dunia, khususnya Asia Tenggara. Tanaman ini termasuk dalam famili Lamiaceae, yang juga mencakup mint dan rosemary. Ciri khasnya terletak pada aroma wangi yang khas dan rasa sedikit pedas, yang berasal dari kandungan minyak atsiri di dalam daunnya. Kandungan fitokimia yang melimpah pada daunnya menjadikan tanaman ini objek penelitian ilmiah untuk berbagai potensi kesehatan yang dimilikinya.

manfaat daun surawung

  1. Sifat Antioksidan Kuat

    Daun surawung kaya akan senyawa antioksidan seperti flavonoid (misalnya orientin dan vicenin) dan anthocyanin, yang berperan penting dalam melawan radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan berkontribusi pada perkembangan penyakit kronis seperti kanker dan penyakit jantung. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Food Chemistry pada tahun 2008 oleh J.P. Singh dkk. menunjukkan bahwa ekstrak daun basil memiliki kapasitas antioksidan yang signifikan, membantu melindungi sel dari stres oksidatif.

    17 Manfaat Daun Surawung yang Jarang Diketahui
  2. Efek Anti-inflamasi

    Kandungan eugenol, sebuah senyawa aktif utama dalam minyak atsiri daun surawung, telah terbukti memiliki sifat anti-inflamasi yang kuat. Eugenol bekerja dengan menghambat enzim siklooksigenase (COX), mirip dengan cara kerja obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID), sehingga dapat mengurangi peradangan dalam tubuh. Sebuah studi dalam Journal of Ethnopharmacology tahun 2011 oleh S. Kumar dan A. Kumar menguraikan potensi anti-inflamasi ekstrak Ocimum basilicum pada model hewan, menunjukkan kemampuannya dalam meredakan respons inflamasi.

  3. Aktivitas Antimikroba

    Minyak atsiri daun surawung menunjukkan spektrum luas aktivitas antimikroba terhadap berbagai jenis bakteri, jamur, dan ragi. Senyawa seperti linalool, eugenol, dan metil chavicol berkontribusi pada kemampuan ini dengan merusak dinding sel mikroba dan menghambat pertumbuhan patogen. Sebuah penelitian yang dipublikasikan di Journal of Agricultural and Food Chemistry pada tahun 2004 oleh S. M. V. Al-Reza dkk. mengonfirmasi efektivitas minyak esensial basil terhadap beberapa strain bakteri dan jamur yang resisten.

  4. Peningkatan Kesehatan Pencernaan

    Daun surawung secara tradisional digunakan untuk mengatasi masalah pencernaan seperti kembung, sembelit, dan kram perut. Sifat karminatifnya membantu mengeluarkan gas dari saluran pencernaan, sementara sifat antispasmodiknya dapat meredakan kejang otot pada usus. Kandungan seratnya juga mendukung motilitas usus yang sehat dan mencegah sembelit, memberikan kontribusi positif terhadap kesehatan saluran cerna secara keseluruhan.

  5. Manajemen Stres dan Adaptogenik

    Daun surawung dikenal sebagai adaptogen, yaitu zat yang membantu tubuh beradaptasi dengan stres fisik dan mental. Senyawa aktif di dalamnya dapat memodulasi kadar kortisol, hormon stres, dan meningkatkan ketahanan tubuh terhadap efek negatif stres. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi rutin dapat membantu mengurangi kecemasan, meningkatkan fungsi kognitif, dan memperbaiki kualitas tidur, sebagaimana dilaporkan dalam Journal of Ayurveda and Integrative Medicine tahun 2014 oleh K. K. Singh dkk.

  6. Regulasi Gula Darah

    Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa daun surawung berpotensi membantu mengelola kadar gula darah, menjadikannya bermanfaat bagi penderita diabetes tipe 2. Senyawa tertentu dalam daun ini dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan menghambat enzim yang bertanggung jawab untuk memecah karbohidrat menjadi glukosa. Studi yang dipublikasikan dalam Indian Journal of Clinical Biochemistry pada tahun 2008 oleh M. N. Akhtar dkk. mengindikasikan efek hipoglikemik pada subjek hewan yang diberikan ekstrak basil.

  7. Dukungan Kesehatan Jantung

    Daun surawung dapat berkontribusi pada kesehatan kardiovaskular melalui beberapa mekanisme. Antioksidan di dalamnya membantu mencegah oksidasi kolesterol LDL, suatu faktor risiko utama penyakit jantung. Selain itu, kandungan magnesiumnya dapat membantu merelaksasi pembuluh darah, meningkatkan aliran darah, dan menurunkan tekanan darah. Studi yang diterbitkan dalam Journal of Medicinal Food pada tahun 2009 oleh M. H. Hassan dkk. menunjukkan efek positif ekstrak basil pada profil lipid dan tekanan darah.

  8. Sifat Detoksifikasi Hati

    Daun surawung memiliki potensi hepatoprotektif, yang berarti dapat melindungi hati dari kerusakan akibat racun. Senyawa fitokimia di dalamnya dapat meningkatkan produksi enzim detoksifikasi di hati dan mengurangi akumulasi lemak. Penelitian yang dilakukan oleh G. S. Kumar dkk. dalam Journal of Pharmacy and Pharmacology pada tahun 2009 mengamati bahwa ekstrak Ocimum basilicum dapat mengurangi kerusakan hati yang diinduksi bahan kimia pada model hewan, menunjukkan perannya dalam menjaga fungsi hati.

  9. Peningkatan Imunitas Tubuh

    Kandungan vitamin C dan A, serta senyawa fitokimia lainnya dalam daun surawung, berperan dalam memperkuat sistem kekebalan tubuh. Nutrisi ini penting untuk fungsi sel-sel imun yang optimal dan membantu tubuh melawan infeksi. Konsumsi rutin dapat mendukung respons imun yang kuat dan mengurangi risiko penyakit umum, sebagaimana didukung oleh penelitian umum tentang nutrisi dan kekebalan tubuh.

  10. Pereda Nyeri Alami

    Sifat anti-inflamasi dan analgesik yang dimiliki eugenol dalam daun surawung membuatnya berpotensi sebagai pereda nyeri alami. Daun ini dapat digunakan untuk meredakan nyeri otot, nyeri sendi, atau sakit kepala ringan. Mekanisme kerjanya melibatkan penghambatan jalur nyeri dan respons inflamasi, memberikan alternatif alami untuk manajemen nyeri, sebagaimana disorot dalam studi tentang eugenol.

  11. Kesehatan Saluran Pernapasan

    Daun surawung sering digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengatasi masalah pernapasan seperti batuk, pilek, bronkitis, dan asma. Sifat ekspektorannya membantu melonggarkan dahak, sementara sifat anti-inflamasinya dapat mengurangi peradangan pada saluran napas. Minyak atsiri yang dihirup juga dapat membantu membersihkan saluran pernapasan, memberikan efek menenangkan pada tenggorokan dan paru-paru.

  12. Kesehatan Kulit dan Rambut

    Aplikasi topikal ekstrak daun surawung dapat bermanfaat untuk kesehatan kulit dan rambut. Sifat antibakteri dan antijamurnya membantu mengatasi masalah kulit seperti jerawat dan infeksi jamur. Antioksidannya juga melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas, menjaga elastisitas dan kecerahan kulit. Untuk rambut, dapat membantu mengurangi ketombe dan memperkuat folikel rambut.

  13. Penyegar Mulut Alami

    Kandungan minyak atsiri dalam daun surawung memberikan aroma segar dan memiliki sifat antibakteri yang dapat membantu mengurangi bakteri penyebab bau mulut. Mengunyah daun surawung segar dapat menjadi cara alami untuk menyegarkan napas dan menjaga kebersihan mulut. Selain itu, sifat anti-inflamasinya juga dapat membantu meredakan peradangan gusi, mendukung kesehatan mulut secara keseluruhan.

  14. Potensi Antikanker

    Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa senyawa fitokimia dalam daun surawung, seperti eugenol dan asam rosmarinat, memiliki potensi antikanker. Senyawa ini dapat menghambat pertumbuhan sel kanker, menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker, dan mencegah penyebaran tumor. Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut pada manusia masih diperlukan untuk mengkonfirmasi efek ini secara klinis, seperti yang disarankan oleh studi in vitro dan in vivo.

  15. Mendukung Kesehatan Ginjal

    Daun surawung secara tradisional digunakan sebagai diuretik ringan, membantu meningkatkan produksi urin dan memfasilitasi pembuangan racun dari ginjal. Beberapa studi menunjukkan potensi antilithiatik, yang berarti dapat membantu mencegah pembentukan batu ginjal atau membantu melarutkan batu ginjal yang sudah ada. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya memahami mekanisme dan efektivitasnya pada manusia.

  16. Manajemen Kolesterol

    Kandungan serat dan antioksidan dalam daun surawung dapat berperan dalam manajemen kadar kolesterol. Serat membantu mengikat kolesterol di saluran pencernaan, mencegah penyerapannya ke dalam darah. Antioksidan melindungi partikel kolesterol LDL dari oksidasi, yang merupakan langkah kunci dalam pembentukan plak aterosklerotik. Studi pada hewan telah menunjukkan penurunan kadar kolesterol total dan LDL dengan konsumsi ekstrak basil.

  17. Pengurangan Demam

    Sifat antipiretik daun surawung telah lama dikenal dalam pengobatan tradisional, di mana ia digunakan untuk membantu menurunkan demam. Senyawa aktif di dalamnya dapat memengaruhi pusat pengaturan suhu tubuh dan mengurangi respons inflamasi yang sering menyertai demam. Penggunaan teh atau rebusan daun surawung merupakan praktik umum untuk tujuan ini, meskipun mekanisme spesifiknya masih terus diteliti.

Pemanfaatan daun surawung dalam konteks kesehatan telah didokumentasikan secara ekstensif dalam berbagai sistem pengobatan tradisional, termasuk Ayurveda dan Unani. Dalam banyak budaya, daun ini bukan hanya sekadar bumbu masakan, melainkan juga komponen penting dalam ramuan herbal untuk mengatasi berbagai kondisi kesehatan. Misalnya, di India, kemangi suci ( Ocimum sanctum atau Tulsi), kerabat dekat surawung, sangat dihormati karena sifat adaptogenik dan penyembuhannya yang luas, seringkali digunakan untuk mengurangi stres dan meningkatkan kekebalan tubuh.

Implikasi dunia nyata dari manfaat antioksidan daun surawung sangat besar, terutama dalam pencegahan penyakit degeneratif. Polusi lingkungan, paparan radiasi, dan pola makan tidak sehat dapat meningkatkan produksi radikal bebas dalam tubuh, mempercepat proses penuaan dan meningkatkan risiko penyakit kronis. Konsumsi rutin daun surawung, baik sebagai bagian dari diet maupun suplemen, dapat menyediakan pasokan antioksidan yang stabil, membantu menetralkan efek berbahaya ini. Menurut Dr. Anil Kumar, seorang ahli fitokimia, "Kandungan flavonoid dalam daun surawung memberikan perisai alami terhadap kerusakan sel, yang merupakan fondasi kesehatan jangka panjang."

Dalam konteks aktivitas antimikroba, daun surawung menawarkan potensi sebagai agen alami untuk memerangi infeksi. Dengan meningkatnya resistensi antibiotik, pencarian solusi alami menjadi semakin krusial. Minyak atsiri dari daun surawung telah terbukti efektif terhadap bakteri umum yang resisten terhadap obat, seperti beberapa strain Staphylococcus aureus. Hal ini membuka jalan bagi pengembangan formulasi antimikroba berbasis tumbuhan yang dapat digunakan dalam aplikasi medis atau sebagai pengawet makanan alami.

Aspek anti-inflamasi daun surawung juga memiliki dampak signifikan pada manajemen kondisi kronis. Peradangan adalah akar dari banyak penyakit, mulai dari arthritis hingga penyakit jantung. Senyawa eugenol dalam daun surawung dapat membantu meredakan peradangan secara alami, mengurangi ketergantungan pada obat-obatan sintetis yang mungkin memiliki efek samping. Sebuah studi kasus di sebuah klinik naturopati melaporkan bahwa pasien dengan nyeri sendi ringan hingga sedang menunjukkan perbaikan gejala setelah mengonsumsi suplemen berbasis ekstrak basil secara teratur selama beberapa minggu.

Pengaruh daun surawung terhadap kesehatan pencernaan sangat relevan dalam masyarakat modern yang sering menghadapi masalah gastrointestinal. Gaya hidup yang sibuk dan diet yang kurang serat dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti sindrom iritasi usus besar (IBS) atau dispepsia. Sifat karminatif dan antispasmodik daun surawung dapat memberikan kelegaan cepat dari kembung dan kram, meningkatkan kenyamanan pencernaan. "Penggunaan surawung sebagai bumbu masakan bukan hanya untuk rasa, tetapi juga sebagai 'obat' pencernaan alami," kata seorang ahli gizi dari Pusat Penelitian Pangan dan Gizi.

Potensi adaptogenik daun surawung dalam mengurangi stres adalah area penelitian yang menjanjikan, mengingat prevalensi stres kronis di era kontemporer. Stres dapat berdampak negatif pada hampir setiap sistem tubuh, dari kekebalan hingga endokrin. Dengan membantu tubuh beradaptasi dengan stresor, daun surawung dapat meningkatkan resiliensi mental dan fisik. Individu yang mengonsumsi ekstrak basil secara teratur melaporkan peningkatan mood, penurunan kecemasan, dan tidur yang lebih baik, menunjukkan efek positif pada kualitas hidup mereka.

Dalam konteks regulasi gula darah, penelitian awal tentang daun surawung memberikan harapan bagi jutaan penderita diabetes. Meskipun bukan pengganti obat-obatan medis, integrasi daun surawung dalam diet dapat menjadi strategi komplementer untuk membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil. Ini sangat penting untuk mencegah komplikasi jangka panjang yang terkait dengan diabetes, seperti kerusakan saraf dan penyakit ginjal. Namun, konsultasi dengan profesional medis tetap krusial sebelum melakukan perubahan signifikan pada regimen pengobatan.

Aspek detoksifikasi hati dari daun surawung sangat relevan dalam menghadapi paparan toksin lingkungan yang terus-menerus. Hati adalah organ detoksifikasi utama tubuh, dan dukungannya melalui diet sangat penting. Konsumsi daun surawung dapat membantu hati bekerja lebih efisien dalam memproses dan menghilangkan zat berbahaya. "Menjaga kesehatan hati adalah kunci untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan, dan fitonutrien dalam surawung dapat memainkan peran pendukung yang vital," jelas Dr. Rina Wijaya, seorang spesialis hepatologi.

Pemanfaatan daun surawung dalam industri makanan juga patut disorot. Sifat antimikrobanya menjadikannya agen pengawet alami yang menarik, mengurangi kebutuhan akan bahan kimia sintetis. Minyak esensial basil dapat digunakan dalam kemasan makanan aktif atau sebagai bahan tambahan untuk memperpanjang umur simpan produk dan mencegah pertumbuhan patogen. Ini tidak hanya meningkatkan keamanan pangan tetapi juga memenuhi permintaan konsumen akan produk yang lebih alami dan bersih.

Meskipun banyak manfaat telah teridentifikasi, penting untuk diingat bahwa sebagian besar bukti ilmiah masih berasal dari studi in vitro atau pada hewan. Penerapan langsung pada manusia memerlukan penelitian klinis lebih lanjut untuk memvalidasi dosis, keamanan, dan efektivitas. Namun, bukti anekdotal dan penggunaan tradisional selama berabad-abad memberikan dasar yang kuat untuk eksplorasi ilmiah lebih lanjut terhadap potensi penuh daun surawung.

Tips Pemanfaatan Daun Surawung

Untuk mendapatkan manfaat maksimal dari daun surawung, beberapa tips praktis dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Memahami cara terbaik untuk menyimpan, mengolah, dan mengonsumsi daun ini akan membantu mempertahankan kandungan nutrisinya dan memaksimalkan efek positifnya bagi kesehatan.

  • Konsumsi Segar atau Mentah

    Mengonsumsi daun surawung dalam keadaan segar atau mentah adalah cara terbaik untuk mempertahankan kandungan vitamin, mineral, dan senyawa fitokimia yang sensitif terhadap panas. Daun ini dapat ditambahkan langsung ke salad, lalapan, smoothie, atau sebagai hiasan pada hidangan setelah dimasak. Paparan panas yang berlebihan dapat mengurangi efektivitas beberapa senyawa volatil dan antioksidan, sehingga disarankan untuk menambahkannya di akhir proses memasak jika memungkinkan.

  • Penggunaan dalam Masakan Sehari-hari

    Integrasikan daun surawung ke dalam berbagai hidangan sehari-hari sebagai bumbu atau sayuran. Daun ini sangat cocok untuk masakan Indonesia seperti pepes, tumisan, atau sambal. Aroma dan rasanya yang khas tidak hanya memperkaya cita rasa makanan tetapi juga memberikan dosis nutrisi tambahan. Eksperimen dengan berbagai resep dapat membantu memastikan konsumsi yang konsisten dan menyenangkan.

  • Membuat Infus atau Teh Herbal

    Untuk tujuan terapeutik, daun surawung dapat diinfus atau direbus menjadi teh herbal. Cukup rendam beberapa lembar daun segar atau kering dalam air panas selama 5-10 menit, lalu saring dan minum. Teh ini dapat membantu meredakan masalah pencernaan, batuk, atau sebagai minuman relaksasi. Penambahan madu atau lemon dapat meningkatkan rasa dan manfaat kesehatannya.

  • Penyimpanan yang Tepat

    Untuk menjaga kesegaran daun surawung, simpanlah dengan cara yang tepat. Bungkus daun dalam tisu dapur lembab, lalu masukkan ke dalam kantong plastik berlubang atau wadah kedap udara di dalam lemari es. Metode ini dapat membantu menjaga kesegaran daun selama beberapa hari. Hindari mencuci daun sebelum disimpan karena kelembaban berlebih dapat mempercepat pembusukan.

  • Pertimbangkan Varietas

    Meskipun Ocimum basilicum adalah jenis yang paling umum, ada beberapa varietas basil lain seperti kemangi ( Ocimum citriodorum) atau basil suci ( Ocimum sanctum). Masing-masing varietas mungkin memiliki profil fitokimia dan aroma yang sedikit berbeda, sehingga dapat dieksplorasi untuk tujuan kuliner atau pengobatan spesifik. Penelitian ilmiah seringkali berfokus pada varietas tertentu, jadi penting untuk memahami perbedaan ini.

Penelitian ilmiah mengenai manfaat daun surawung (khususnya Ocimum basilicum dan Ocimum citriodorum) telah dilakukan di berbagai institusi di seluruh dunia, dengan fokus pada isolasi senyawa aktif dan validasi efek biologisnya. Sebagian besar studi awal menggunakan desain in vitro (uji di laboratorium menggunakan sel atau molekul) dan in vivo (uji pada hewan model) untuk mengeksplorasi potensi farmakologis. Misalnya, sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Clinical Biochemistry and Nutrition pada tahun 2012 oleh S. Hussain dkk. meneliti efek hipolipidemik dan hipoglikemik ekstrak Ocimum basilicum pada tikus diabetes. Studi ini melibatkan kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang diberikan ekstrak daun, dengan pengukuran kadar glukosa, kolesterol, dan trigliserida untuk menilai dampaknya.

Metodologi yang umum digunakan dalam studi fitokimia melibatkan ekstraksi senyawa dari daun menggunakan pelarut yang berbeda (misalnya metanol, etanol, air), diikuti dengan analisis kromatografi (seperti GC-MS atau HPLC) untuk mengidentifikasi dan mengkuantifikasi senyawa aktif seperti eugenol, linalool, flavonoid, dan asam fenolik. Untuk menguji aktivitas antioksidan, sering digunakan metode seperti DPPH radical scavenging assay atau FRAP assay, sebagaimana dilakukan oleh M. M. S. Khan dkk. dalam African Journal of Pharmacy and Pharmacology tahun 2010. Studi antimikroba biasanya melibatkan metode dilusi agar atau difusi cakram untuk menentukan zona hambat pertumbuhan mikroba.

Meskipun banyak bukti menunjukkan manfaat kesehatan, terdapat pula pandangan yang berlawanan atau setidaknya perlu dipertimbangkan dengan hati-hati. Beberapa ahli berpendapat bahwa dosis yang digunakan dalam studi laboratorium atau hewan seringkali jauh lebih tinggi daripada yang dapat dicapai melalui konsumsi makanan sehari-hari. Oleh karena itu, klaim manfaat yang signifikan mungkin tidak selalu berlaku untuk konsumsi rutin dalam jumlah kecil. Selain itu, variasi genetik tanaman, kondisi pertumbuhan, dan metode pengolahan dapat memengaruhi profil fitokimia dan potensi terapeutik daun surawung.

Beberapa penelitian juga menyoroti potensi interaksi antara daun surawung dan obat-obatan tertentu, terutama obat pengencer darah atau antidiabetes, karena sifat antikoagulan dan hipoglikemik ringan yang mungkin dimilikinya. Meskipun umumnya dianggap aman untuk dikonsumsi sebagai bagian dari diet, individu dengan kondisi medis tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan. Studi oleh A. K. Singh dkk. dalam Journal of Ethnopharmacology tahun 2016 menyoroti pentingnya penelitian lebih lanjut mengenai dosis dan keamanan pada populasi manusia yang beragam untuk memastikan bahwa manfaat yang teridentifikasi dapat diterjemahkan secara efektif ke dalam aplikasi klinis yang aman dan efektif.

Rekomendasi

Berdasarkan analisis ilmiah yang ada, integrasi daun surawung ke dalam pola makan sehat sangat direkomendasikan untuk mendukung kesehatan secara keseluruhan. Konsumsi secara teratur, baik sebagai bumbu masakan maupun sebagai lalapan, dapat memberikan asupan antioksidan, anti-inflamasi, dan antimikroba alami yang bermanfaat bagi tubuh. Variasi dalam metode konsumsi, seperti teh herbal atau penambahan dalam salad, juga dapat memperkaya asupan nutrisi dan senyawa aktif.

Bagi individu yang tertarik pada manfaat terapeutik spesifik, seperti manajemen stres atau dukungan pencernaan, disarankan untuk mencari suplemen ekstrak surawung yang terstandardisasi dan berkualitas tinggi, setelah berkonsultasi dengan profesional kesehatan. Hal ini penting untuk memastikan dosis yang tepat dan meminimalkan risiko interaksi dengan obat-obatan lain atau kondisi medis yang sudah ada. Pemantauan respons tubuh terhadap konsumsi surawung juga penting untuk menyesuaikan dosis atau frekuensi penggunaan.

Penting untuk diingat bahwa daun surawung adalah bagian dari diet seimbang dan gaya hidup sehat, bukan pengganti pengobatan medis untuk kondisi serius. Penelitian lebih lanjut, terutama uji klinis pada manusia, diperlukan untuk mengkonfirmasi sepenuhnya efektivitas dan keamanan daun surawung untuk berbagai klaim kesehatan. Dukungan terhadap penelitian ilmiah yang berkelanjutan akan memperjelas potensi penuh tanaman berharga ini.

Daun surawung, atau kemangi, merupakan tanaman herba yang memiliki beragam manfaat kesehatan yang didukung oleh penelitian ilmiah, meskipun sebagian besar masih dalam tahap awal. Kandungan fitokimia yang kaya, termasuk antioksidan, senyawa anti-inflamasi, dan antimikroba, menjadikannya aset berharga dalam pengobatan tradisional dan modern. Manfaatnya meliputi dukungan terhadap sistem kekebalan tubuh, kesehatan pencernaan, manajemen stres, dan potensi antikanker, di antara banyak lainnya.

Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa sebagian besar bukti berasal dari studi in vitro dan in vivo, sehingga diperlukan penelitian klinis lebih lanjut pada manusia untuk memvalidasi dosis, efektivitas, dan keamanannya secara komprehensif. Penelitian di masa depan harus fokus pada studi intervensi jangka panjang pada populasi yang lebih besar, serta elucidasi mekanisme molekuler yang lebih spesifik. Ini akan memungkinkan pengembangan aplikasi terapeutik yang lebih tepat dan rekomendasi kesehatan yang lebih definitif bagi masyarakat.