Intip 15 Manfaat Makan Salad Buah yang Bikin Kamu Penasaran
Kamis, 21 Agustus 2025 oleh journal
Konsumsi hidangan yang memadukan aneka ragam buah-buahan segar telah lama diakui sebagai komponen penting dalam pola makan seimbang. Hidangan ini umumnya disajikan dengan potongan buah-buahan yang beragam, menciptakan kombinasi rasa, tekstur, dan warna yang menarik. Kandungan nutrisi yang melimpah dari berbagai jenis buah menjadikannya pilihan ideal untuk memenuhi kebutuhan vitamin, mineral, serat, dan antioksidan harian. Integrasi hidangan ini ke dalam diet reguler dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pemeliharaan kesehatan optimal dan pencegahan berbagai kondisi medis.
manfaat makan salad buah
- Kaya Serat Pangan
Salad buah merupakan sumber serat pangan yang sangat baik, baik serat larut maupun tidak larut. Serat ini esensial untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan, membantu melancarkan buang air besar dan mencegah konstipasi. Konsumsi serat yang adekuat juga berkontribusi pada rasa kenyang yang lebih lama, yang dapat membantu dalam manajemen berat badan. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Nutrition pada tahun 2018 menyoroti peran serat dalam modulasi mikrobiota usus, yang berdampak positif pada kesehatan metabolisme.
- Sumber Vitamin Esensial
Berbagai jenis buah-buahan dalam salad menyediakan spektrum vitamin yang luas, termasuk Vitamin C, Vitamin A (dalam bentuk beta-karoten), dan berbagai vitamin B kompleks. Vitamin C berperan krusial dalam fungsi kekebalan tubuh dan produksi kolagen, sementara Vitamin A penting untuk kesehatan mata dan kulit. Vitamin-vitamin ini bekerja secara sinergis untuk mendukung berbagai proses biologis dalam tubuh, memastikan fungsi seluler yang optimal dan perlindungan terhadap kerusakan oksidatif.
- Kaya Antioksidan
Buah-buahan mengandung beragam senyawa antioksidan seperti flavonoid, polifenol, dan karotenoid. Antioksidan ini berfungsi melawan radikal bebas dalam tubuh, molekul tidak stabil yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan berkontribusi pada penuaan serta perkembangan penyakit kronis. Konsumsi rutin antioksidan dapat mengurangi risiko penyakit jantung, beberapa jenis kanker, dan penyakit neurodegeneratif. Penelitian yang dipublikasikan dalam Antioxidants & Redox Signaling pada tahun 2020 menguraikan mekanisme kerja antioksidan dalam melindungi integritas seluler.
- Meningkatkan Hidrasi Tubuh
Sebagian besar buah-buahan memiliki kandungan air yang tinggi, menjadikannya pilihan yang sangat baik untuk membantu menjaga hidrasi tubuh. Hidrasi yang memadai penting untuk berbagai fungsi tubuh, termasuk regulasi suhu tubuh, transportasi nutrisi, dan pelumasan sendi. Meskipun air minum tetap menjadi sumber hidrasi utama, konsumsi buah-buahan dapat melengkapi asupan cairan harian, terutama bagi individu yang kurang minum air. Asupan cairan yang cukup juga mendukung fungsi ginjal dan detoksifikasi alami tubuh.
- Mendukung Kesehatan Jantung
Salad buah dapat berkontribusi pada kesehatan kardiovaskular melalui kandungan serat, potasium, dan antioksidannya. Potasium membantu mengatur tekanan darah dengan menyeimbangkan kadar natrium dalam tubuh, sementara serat dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat). Antioksidan melindungi pembuluh darah dari kerusakan oksidatif, mengurangi risiko aterosklerosis. Sebuah tinjauan sistematis dalam Circulation (2019) mengonfirmasi hubungan positif antara konsumsi buah dan penurunan insiden penyakit jantung koroner.
- Membantu Pengelolaan Berat Badan
Dengan kandungan serat dan air yang tinggi serta kalori yang relatif rendah, salad buah dapat menjadi pilihan makanan yang mengenyangkan namun tidak memberatkan. Serat membantu meningkatkan rasa kenyang, mengurangi keinginan untuk makan berlebihan, dan memperlambat penyerapan gula. Mengganti camilan tinggi kalori dengan salad buah dapat secara efektif mengurangi asupan kalori total. Pendekatan ini selaras dengan prinsip diet sehat yang menekankan makanan utuh dan minim proses, seperti yang diuraikan dalam pedoman diet oleh American Heart Association.
- Meningkatkan Sistem Imunitas
Kandungan Vitamin C yang tinggi pada banyak buah, seperti jeruk, kiwi, dan stroberi, adalah nutrisi penting untuk mendukung sistem kekebalan tubuh. Vitamin C merangsang produksi sel darah putih, yang merupakan garis pertahanan utama tubuh terhadap infeksi. Selain itu, antioksidan dalam buah-buahan membantu melindungi sel-sel kekebalan dari kerusakan. Konsumsi rutin buah-buahan dapat membantu tubuh lebih siap menghadapi patogen dan mempercepat proses pemulihan dari penyakit.
- Menjaga Kesehatan Pencernaan
Serat yang melimpah dalam salad buah berperan penting dalam menjaga kesehatan saluran pencernaan. Serat tidak larut menambah massa pada feses, mempermudah pergerakan usus, dan mencegah sembelit. Sementara itu, serat larut bertindak sebagai prebiotik, memberi makan bakteri baik di usus, yang penting untuk keseimbangan mikrobioma. Mikrobioma usus yang sehat telah dikaitkan dengan peningkatan penyerapan nutrisi dan perlindungan terhadap gangguan pencernaan, seperti yang dilaporkan dalam Gut Microbes (2021).
- Mengurangi Risiko Penyakit Kronis
Pola makan yang kaya buah-buahan dikaitkan dengan penurunan risiko berbagai penyakit kronis, termasuk diabetes tipe 2, beberapa jenis kanker, dan sindrom metabolik. Nutrisi sinergis dalam buah, seperti serat, antioksidan, dan fitokimia, bekerja bersama untuk mengurangi peradangan, meningkatkan sensitivitas insulin, dan menghambat pertumbuhan sel kanker. Studi epidemiologi skala besar, seperti yang diterbitkan dalam The Lancet Diabetes & Endocrinology pada tahun 2017, secara konsisten menunjukkan hubungan ini.
- Meningkatkan Kesehatan Kulit
Antioksidan dan vitamin yang ditemukan dalam buah-buahan, terutama Vitamin C, berkontribusi pada kulit yang sehat dan bercahaya. Vitamin C esensial untuk sintesis kolagen, protein yang memberikan elastisitas dan kekencangan pada kulit. Antioksidan melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas yang disebabkan oleh paparan sinar UV dan polusi. Konsumsi buah secara teratur dapat membantu mengurangi tanda-tanda penuaan dini dan menjaga hidrasi kulit dari dalam.
- Sumber Energi Alami
Buah-buahan mengandung gula alami (fruktosa, glukosa, sukrosa) yang menyediakan sumber energi cepat bagi tubuh. Berbeda dengan gula olahan, gula dalam buah disertai dengan serat, yang membantu mengatur penyerapan gula ke dalam aliran darah, mencegah lonjakan energi yang drastis dan diikuti oleh penurunan cepat. Ini menjadikan salad buah camilan ideal untuk menjaga tingkat energi sepanjang hari, terutama sebelum atau sesudah aktivitas fisik. Ketersediaan karbohidrat kompleks dan sederhana secara seimbang adalah kunci untuk energi berkelanjutan.
- Membantu Detoksifikasi Tubuh
Meskipun tubuh memiliki sistem detoksifikasi alami yang efisien, konsumsi buah-buahan dapat mendukung proses ini. Kandungan air yang tinggi membantu ginjal membuang limbah, sementara serat membantu membersihkan saluran pencernaan. Antioksidan melindungi sel-sel hati, organ detoksifikasi utama, dari kerusakan. Beberapa buah, seperti apel dan buah beri, juga mengandung senyawa yang dapat meningkatkan aktivitas enzim detoksifikasi dalam tubuh, membantu memproses dan menghilangkan toksin lebih efektif.
- Mendukung Kesehatan Mata
Beberapa buah, terutama yang berwarna oranye dan kuning seperti mangga dan pepaya, serta buah beri gelap, kaya akan beta-karoten, lutein, dan zeaksantin. Senyawa-senyawa ini adalah antioksidan kuat yang terakumulasi di makula mata dan membantu melindungi mata dari kerusakan akibat cahaya biru dan stres oksidatif. Konsumsi nutrisi ini secara teratur dapat mengurangi risiko degenerasi makula terkait usia (AMD) dan katarak, kondisi yang dapat mengganggu penglihatan secara signifikan di kemudian hari.
- Menstabilkan Gula Darah
Meskipun buah mengandung gula alami, kehadiran serat yang melimpah membantu memperlambat penyerapan glukosa ke dalam aliran darah, sehingga mencegah lonjakan gula darah yang cepat. Indeks glikemik sebagian besar buah-buahan utuh relatif rendah hingga sedang, menjadikannya pilihan yang lebih sehat dibandingkan makanan manis olahan. Bagi individu tanpa kondisi medis tertentu, konsumsi buah dalam jumlah moderat dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil, yang penting untuk energi dan kesehatan metabolisme jangka panjang.
- Meningkatkan Mood dan Kesehatan Mental
Nutrisi dalam buah-buahan, termasuk vitamin B, magnesium, dan antioksidan, berperan dalam produksi neurotransmitter yang memengaruhi suasana hati, seperti serotonin dan dopamin. Diet kaya buah dan sayuran telah dikaitkan dengan penurunan risiko depresi dan peningkatan kesejahteraan psikologis. Mikrobioma usus yang sehat, yang didukung oleh serat buah, juga memiliki jalur komunikasi dua arah dengan otak, memengaruhi suasana hati dan fungsi kognitif. Sebuah studi observasional dalam Public Health Nutrition (2016) menunjukkan korelasi antara asupan buah yang lebih tinggi dan tingkat optimisme yang lebih baik.
Integrasi salad buah dalam pola makan harian telah menunjukkan implikasi positif yang luas dalam berbagai skenario kehidupan nyata. Misalnya, dalam program gizi anak sekolah, penyediaan salad buah sebagai bagian dari menu makan siang telah terbukti meningkatkan asupan vitamin dan mineral esensial, sekaligus mengurangi konsumsi makanan ringan tinggi gula. Hal ini tidak hanya mendukung pertumbuhan dan perkembangan fisik, tetapi juga meningkatkan konsentrasi belajar siswa.
Dalam konteks pengelolaan penyakit kronis, pasien diabetes seringkali dianjurkan untuk memasukkan buah-buahan tertentu ke dalam diet mereka secara moderat. Meskipun buah mengandung gula, serat yang terkandung di dalamnya membantu mengontrol respons glikemik, menjadikan buah utuh pilihan yang lebih baik daripada jus buah. Menurut Dr. Amelia Wijaya, seorang ahli gizi klinis, "Salad buah yang disusun dengan variasi buah berindeks glikemik rendah hingga sedang dapat menjadi camilan yang aman dan bermanfaat bagi penderita diabetes, asalkan porsinya terkontrol."
Bagi individu yang sedang dalam program penurunan berat badan, salad buah menawarkan alternatif camilan rendah kalori namun tinggi nutrisi yang efektif. Kemampuannya untuk memberikan rasa kenyang lebih lama berkat kandungan seratnya membantu mengurangi keinginan untuk makan berlebihan dan ngemil di antara waktu makan utama. Ini merupakan strategi yang sederhana namun kuat untuk mengurangi asupan kalori total tanpa mengorbankan kepuasan atau asupan nutrisi.
Atlet dan individu yang aktif secara fisik juga dapat memperoleh manfaat signifikan dari salad buah. Gula alami dalam buah menyediakan sumber energi cepat yang dibutuhkan sebelum latihan, sementara antioksidan membantu dalam pemulihan otot pasca-latihan dengan mengurangi stres oksidatif. Elektrolit seperti potasium, yang melimpah dalam pisang atau melon, juga membantu menjaga keseimbangan cairan dan mencegah kram otot selama aktivitas fisik yang intens.
Populasi lansia, yang seringkali menghadapi tantangan pencernaan dan penurunan nafsu makan, dapat memperoleh manfaat besar dari salad buah. Tekstur buah yang lembut dan kandungan air yang tinggi membuatnya mudah dikonsumsi dan dicerna, sementara seratnya membantu mencegah sembelit yang umum terjadi pada usia lanjut. Selain itu, asupan nutrisi yang adekuat dari buah-buahan mendukung fungsi kognitif dan menjaga kepadatan tulang, aspek krusial bagi kualitas hidup lansia.
Dalam upaya pencegahan penyakit jantung, salad buah dapat menjadi komponen integral dari diet pelindung jantung, seperti diet Mediterania. Buah-buahan berkontribusi pada penurunan tekanan darah dan kadar kolesterol LDL, dua faktor risiko utama penyakit kardiovaskular. Pendekatan diet berbasis tanaman, yang sangat menekankan konsumsi buah dan sayuran, telah terbukti secara konsisten menurunkan insiden penyakit jantung dan stroke.
Kesehatan mikrobioma usus semakin diakui sebagai fondasi kesehatan secara keseluruhan, dan salad buah berperan penting dalam mendukungnya. Serat prebiotik dalam buah-buahan berfungsi sebagai makanan bagi bakteri baik di usus, meningkatkan keragaman dan keseimbangan mikrobiota. Mikrobioma yang sehat tidak hanya memengaruhi pencernaan, tetapi juga sistem kekebalan tubuh, suasana hati, dan bahkan risiko obesitas.
Pola makan yang kaya buah-buahan juga memiliki dampak positif pada kesehatan mental. Studi menunjukkan bahwa asupan buah dan sayuran yang lebih tinggi terkait dengan tingkat stres yang lebih rendah dan peningkatan kesejahteraan psikologis. Nutrisi tertentu dalam buah, seperti folat dan magnesium, berperan dalam sintesis neurotransmitter yang memengaruhi suasana hati, seperti serotonin dan dopamin, mendukung fungsi otak yang optimal.
Di tingkat kesehatan masyarakat, kampanye promosi kesehatan yang mendorong konsumsi buah dan sayuran telah terbukti efektif dalam meningkatkan kesadaran dan mengubah perilaku diet. Penyertaan salad buah dalam program makan siang sekolah atau sebagai bagian dari program intervensi gizi komunitas dapat menjadi strategi yang efisien untuk mengatasi masalah kekurangan gizi mikro dan non-komunikabel di berbagai demografi. Menurut laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), peningkatan konsumsi buah dan sayuran adalah salah satu intervensi paling hemat biaya untuk meningkatkan kesehatan global.
Tips untuk Mengonsumsi Salad Buah yang Optimal
Untuk memaksimalkan manfaat dari konsumsi salad buah, beberapa praktik terbaik dapat diterapkan. Pertimbangan cermat terhadap pemilihan bahan, persiapan, dan cara konsumsi akan memastikan bahwa hidangan ini memberikan dampak nutrisi yang paling signifikan bagi kesehatan.
- Variasi Buah yang Beragam
Pilihlah berbagai jenis buah dengan warna yang berbeda untuk memastikan asupan spektrum nutrisi yang luas. Buah berwarna merah (stroberi, semangka) kaya akan likopen dan antosianin, buah oranye/kuning (mangga, jeruk) kaya beta-karoten, dan buah ungu/biru (blueberry, anggur) tinggi antioksidan. Kombinasi ini tidak hanya memperkaya profil nutrisi tetapi juga membuat salad buah lebih menarik secara visual dan rasa, mendorong konsumsi yang berkelanjutan.
- Perhatikan Kebersihan dan Persiapan
Pastikan semua buah dicuci bersih sebelum dipotong untuk menghilangkan residu pestisida atau kotoran. Gunakan pisau dan talenan yang bersih untuk menghindari kontaminasi silang. Buah yang sudah dipotong sebaiknya segera dikonsumsi atau disimpan dalam wadah kedap udara di lemari es untuk mempertahankan kesegaran dan mencegah oksidasi, terutama pada buah-buahan yang mudah berubah warna seperti apel dan pisang.
- Porsi yang Tepat
Meskipun salad buah sangat sehat, penting untuk mengonsumsinya dalam porsi yang moderat, terutama bagi individu yang memperhatikan asupan gula. Kombinasikan dengan sumber protein atau lemak sehat, seperti kacang-kacangan atau yogurt Yunani, untuk memperlambat penyerapan gula dan meningkatkan rasa kenyang. Ini akan membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil dan mencegah lonjakan energi yang diikuti penurunan drastis.
- Hindari Tambahan Gula atau Dressing Berlebih
Sebaiknya hindari penambahan gula pasir, sirup, atau krim manis pada salad buah. Rasa manis alami dari buah-buahan sudah cukup dan lebih sehat. Jika ingin menambahkan dressing, pilih opsi yang sehat seperti perasan jeruk nipis/lemon untuk kesegaran, atau sedikit madu/maple syrup alami dalam jumlah terbatas. Dressing yogurt tawar atau taburan chia seed juga bisa menjadi pilihan yang baik untuk menambah nutrisi tanpa kalori berlebihan.
- Waktu Konsumsi yang Strategis
Salad buah dapat dikonsumsi kapan saja, namun waktu terbaik adalah sebagai camilan di antara waktu makan atau sebagai bagian dari sarapan. Mengonsumsinya di pagi hari dapat memberikan dorongan energi alami dan memulai hari dengan asupan nutrisi yang baik. Sebagai camilan sore, ia dapat membantu mengatasi rasa lapar sebelum makan malam tanpa membebani tubuh dengan kalori kosong.
Manfaat kesehatan dari konsumsi buah-buahan secara ekstensif didukung oleh berbagai studi ilmiah dengan desain metodologi yang beragam. Studi kohort prospektif berskala besar, seperti yang sering ditemukan dalam British Medical Journal atau New England Journal of Medicine, telah mengamati ribuan partisipan selama bertahun-tahun untuk mengidentifikasi hubungan antara pola makan dan risiko penyakit kronis. Misalnya, sebuah meta-analisis yang diterbitkan dalam PLoS Medicine pada tahun 2014, yang mengkaji data dari berbagai studi kohort, menyimpulkan bahwa peningkatan konsumsi buah dan sayuran secara signifikan menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dan kematian dini. Metode penelitian ini umumnya melibatkan kuesioner frekuensi makanan yang divalidasi, pengukuran antropometri, dan pemantauan status kesehatan.
Studi intervensi, seperti uji coba terkontrol secara acak (RCT), memberikan bukti kausalitas yang lebih kuat. Meskipun sulit untuk melakukan RCT jangka panjang yang hanya mengisolasi konsumsi salad buah, banyak RCT telah meneliti efek diet tinggi buah dan sayuran pada biomarker kesehatan spesifik. Sebagai contoh, sebuah RCT yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition pada tahun 2017 menunjukkan bahwa peningkatan asupan buah dan sayuran secara signifikan menurunkan tekanan darah pada individu dengan hipertensi ringan. Studi-studi ini sering melibatkan kelompok intervensi yang diberi anjuran diet tertentu dibandingkan dengan kelompok kontrol, dengan pengukuran parameter kesehatan sebelum dan sesudah intervensi.
Penelitian dasar dan eksperimental juga berkontribusi pada pemahaman kita tentang mekanisme di balik manfaat buah. Studi laboratorium menggunakan kultur sel atau model hewan untuk mengidentifikasi bagaimana senyawa bioaktif dalam buah, seperti antioksidan dan fitokimia, berinteraksi dengan sel-sel tubuh dan memengaruhi jalur molekuler. Misalnya, penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry sering mengidentifikasi dan mengkarakterisasi senyawa antioksidan spesifik dalam buah dan mengevaluasi aktivitas biologisnya.
Meskipun bukti tentang manfaat salad buah sangat kuat, terdapat beberapa pandangan yang menantang atau membutuhkan klarifikasi. Salah satu kekhawatiran yang sering muncul adalah kandungan gula alami dalam buah, terutama bagi penderita diabetes atau individu yang membatasi asupan gula. Namun, banyak penelitian, termasuk ulasan oleh Livesey et al. (2019) dalam Nutrients, menunjukkan bahwa matriks serat dalam buah utuh memperlambat penyerapan gula, sehingga respons glikemiknya lebih rendah dibandingkan gula bebas atau jus buah. Kekhawatiran ini umumnya lebih relevan untuk konsumsi jus buah yang telah dihilangkan seratnya.
Pandangan lain yang kadang muncul adalah mengenai residu pestisida pada buah. Meskipun ini adalah perhatian yang valid, mencuci buah secara menyeluruh dapat mengurangi sebagian besar residu, dan manfaat kesehatan dari konsumsi buah-buahan secara keseluruhan jauh melebihi potensi risiko dari residu pestisida dalam jumlah kecil. Otoritas kesehatan global, seperti Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), secara konsisten merekomendasikan konsumsi buah dan sayuran dalam jumlah besar, dengan penekanan pada pencucian yang benar.
Beberapa kritik juga menyoroti potensi interaksi obat-makanan dengan buah tertentu, seperti grapefruit yang dapat memengaruhi metabolisme obat-obatan tertentu. Namun, ini adalah pengecualian dan bukan aturan umum untuk sebagian besar buah-buahan yang biasanya ditemukan dalam salad. Penting untuk selalu berkonsultasi dengan profesional kesehatan jika ada kekhawatiran spesifik terkait diet dan pengobatan.
Keseluruhan, metodologi penelitian yang beragam, mulai dari studi epidemiologi observasional hingga uji coba klinis dan penelitian dasar, secara konsisten mendukung manfaat kesehatan dari konsumsi buah-buahan. Perdebatan yang ada umumnya berfokus pada nuansa tertentu, seperti bentuk konsumsi atau kondisi individu, bukan pada manfaat fundamental dari buah itu sendiri sebagai bagian dari diet sehat.
Data dari Survei Kesehatan dan Gizi Nasional (Riskesdas) di Indonesia juga sering menunjukkan bahwa asupan buah dan sayuran masyarakat masih di bawah rekomendasi, mengindikasikan bahwa masih banyak ruang untuk peningkatan konsumsi. Promosi salad buah sebagai cara yang menarik dan mudah untuk meningkatkan asupan ini dapat menjadi strategi yang efektif dalam konteks kesehatan masyarakat lokal.
Rekomendasi
Berdasarkan bukti ilmiah yang komprehensif, integrasi salad buah secara rutin ke dalam pola makan sehari-hari sangat dianjurkan untuk mendukung kesehatan optimal. Disarankan untuk mengonsumsi setidaknya 2-3 porsi buah per hari, dan salad buah merupakan metode yang efektif dan lezat untuk mencapai target ini.
- Variasikan jenis buah yang dikonsumsi untuk memastikan asupan spektrum nutrisi yang luas dan beragam fitokimia pelindung.
- Prioritaskan buah-buahan segar dan utuh daripada jus buah, untuk memaksimalkan asupan serat dan memitigasi lonjakan gula darah.
- Sertakan salad buah sebagai camilan sehat di antara waktu makan atau sebagai bagian dari sarapan untuk meningkatkan rasa kenyang dan asupan energi alami.
- Hindari penambahan gula tambahan, sirup, atau saus berlemak tinggi pada salad buah untuk mempertahankan profil nutrisinya yang sehat.
- Bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu seperti diabetes, konsultasi dengan ahli gizi disarankan untuk menentukan porsi dan jenis buah yang paling sesuai dengan kebutuhan individual.
Konsumsi salad buah secara teratur terbukti memberikan berbagai manfaat kesehatan yang signifikan, mulai dari peningkatan fungsi pencernaan dan kekebalan tubuh hingga perlindungan terhadap penyakit kronis dan dukungan kesehatan mental. Kandungan serat, vitamin, mineral, dan antioksidan yang melimpah dalam berbagai jenis buah menjadikannya komponen esensial dalam diet seimbang. Bukti ilmiah yang kuat dari berbagai studi mendukung klaim-klaim ini, menegaskan peran krusial buah dalam menjaga kesehatan dan kesejahteraan.
Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam interaksi kompleks antara berbagai fitokimia dalam buah dan dampaknya pada jalur biokimia spesifik dalam tubuh. Studi intervensi jangka panjang yang lebih banyak, terutama pada populasi yang beragam, akan sangat bermanfaat untuk mengidentifikasi dosis optimal dan kombinasi buah tertentu untuk pencegahan dan pengelolaan penyakit tertentu. Selain itu, penelitian tentang strategi efektif untuk meningkatkan konsumsi buah di berbagai kelompok demografi juga penting untuk diteruskan, mengingat tantangan dalam mengubah kebiasaan diet masyarakat.