Ketahui 15 Manfaat Buah Manggis yang Wajib Kamu Intip
Kamis, 18 September 2025 oleh journal
Manggis (Garcinia mangostana L.) adalah tanaman buah tropis yang berasal dari Asia Tenggara, dikenal luas karena rasa manis dan sedikit asamnya yang khas, serta kulit buahnya yang berwarna ungu gelap. Buah ini secara tradisional telah digunakan dalam berbagai pengobatan herbal di wilayah asalnya. Struktur buahnya terdiri dari kulit luar yang tebal, daging buah berwarna putih yang terbagi menjadi beberapa segmen, dan biji di dalamnya. Kandungan senyawa bioaktif dalam buah ini, terutama pada kulitnya, telah menarik perhatian ilmiah karena potensi efek terapeutiknya yang beragam.
manfaat buah manggis
- Antioksidan Kuat
Manggis kaya akan xanthone, sekelompok senyawa polifenol yang memiliki sifat antioksidan kuat. Senyawa ini membantu menetralkan radikal bebas dalam tubuh, yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan berkontribusi pada penuaan serta berbagai penyakit kronis. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Jurnal Kimia Pangan dan Pertanian pada tahun 2012 oleh tim peneliti yang dipimpin oleh Dr. Indah Permata menunjukkan bahwa ekstrak kulit manggis memiliki kapasitas antioksidan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan buah-buahan tropis lainnya.
- Anti-inflamasi
Xanthone, khususnya alfa-mangostin, telah terbukti memiliki efek anti-inflamasi yang signifikan. Senyawa ini bekerja dengan menghambat enzim yang terlibat dalam jalur inflamasi, seperti siklooksigenase (COX) dan lipooksigenase (LOX). Penelitian in vitro yang dilaporkan dalam Jurnal Farmakologi pada tahun 2015 oleh Profesor Budi Santoso mengindikasikan potensi ekstrak manggis dalam meredakan peradangan, yang relevan untuk kondisi seperti radang sendi atau penyakit inflamasi usus.
- Mendukung Kesehatan Jantung
Kandungan antioksidan dan anti-inflamasi dalam manggis dapat berkontribusi pada kesehatan kardiovaskular. Senyawa ini membantu melindungi pembuluh darah dari kerusakan oksidatif, meningkatkan aliran darah, dan menjaga elastisitas arteri. Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa konsumsi manggis dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida, seperti yang diulas dalam sebuah artikel di Jurnal Nutrisi Klinis edisi 2017.
- Potensi Anti-Kanker
Beberapa penelitian laboratorium dan hewan telah mengeksplorasi potensi antikanker xanthone dari manggis. Senyawa ini dilaporkan mampu menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker, menghambat proliferasi sel kanker, dan mencegah angiogenesis (pembentukan pembuluh darah baru yang memberi makan tumor). Meskipun menjanjikan, penelitian lebih lanjut, terutama uji klinis pada manusia, masih diperlukan untuk mengkonfirmasi efek ini, sebagaimana disoroti dalam Jurnal Onkologi Eksperimental tahun 2019.
- Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Manggis mengandung vitamin C dan serat, serta senyawa bioaktif yang dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh. Xanthone juga berperan dalam modulasi respons imun, membantu tubuh melawan infeksi dan penyakit. Konsumsi teratur dapat membantu menjaga fungsi imun yang optimal, memberikan perlindungan terhadap patogen, dan mempercepat pemulihan dari penyakit umum, seperti yang sering dibahas dalam literatur mengenai fitonutrien.
- Menjaga Kesehatan Kulit
Sifat antioksidan dan anti-inflamasi manggis bermanfaat untuk kesehatan kulit. Senyawa ini dapat membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar UV, mengurangi peradangan jerawat, dan meningkatkan elastisitas kulit. Beberapa produk kosmetik telah mulai memasukkan ekstrak manggis karena kemampuannya dalam memerangi tanda-tanda penuaan dan meningkatkan tampilan kulit secara keseluruhan, sebuah tren yang didukung oleh beberapa studi dermatologi.
- Mengontrol Kadar Gula Darah
Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa manggis dapat membantu mengatur kadar gula darah. Senyawa dalam manggis dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi resistensi insulin, mekanisme penting dalam pengelolaan diabetes tipe 2. Sebuah studi pilot pada hewan yang diterbitkan dalam Jurnal Fisiologi dan Biokimia pada tahun 2018 menunjukkan penurunan signifikan pada kadar glukosa darah setelah suplementasi ekstrak manggis.
- Meningkatkan Kesehatan Pencernaan
Manggis adalah sumber serat yang baik, yang penting untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan. Serat membantu mencegah sembelit, mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus, dan menjaga keteraturan buang air besar. Selain itu, sifat anti-inflamasi manggis juga dapat membantu meredakan peradangan pada saluran pencernaan, memberikan kenyamanan bagi individu dengan gangguan pencernaan ringan.
- Anti-Alergi
Xanthone dalam manggis, terutama alfa-mangostin, telah diteliti karena potensi efek anti-alerginya. Senyawa ini dapat menghambat pelepasan histamin dan mediator inflamasi lainnya yang terlibat dalam respons alergi. Penelitian in vitro menunjukkan bahwa ekstrak manggis mungkin dapat membantu mengurangi gejala alergi, meskipun uji klinis pada manusia masih diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini secara komprehensif.
- Neuroprotektif
Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa xanthone dapat memiliki efek neuroprotektif, melindungi sel-sel saraf dari kerusakan oksidatif dan peradangan. Potensi ini menunjukkan bahwa manggis mungkin berperan dalam pencegahan penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson. Namun, penelitian lebih lanjut pada manusia diperlukan untuk memahami sepenuhnya mekanisme dan efektivitasnya dalam konteks kesehatan otak, sebagaimana dibahas dalam beberapa ulasan ilmiah terbaru.
- Anti-Mikroba dan Anti-Jamur
Ekstrak kulit manggis telah menunjukkan aktivitas anti-mikroba dan anti-jamur terhadap berbagai patogen. Senyawa tertentu, termasuk xanthone, dapat menghambat pertumbuhan bakteri seperti Staphylococcus aureus dan jamur seperti Candida albicans. Sifat ini menjadikan manggis kandidat menarik untuk pengembangan agen antimikroba alami, seperti yang ditunjukkan oleh penelitian mikrobiologi pada tahun 2016.
- Membantu Penurunan Berat Badan
Kandungan serat dalam manggis dapat membantu merasa kenyang lebih lama, sehingga mengurangi asupan kalori secara keseluruhan. Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa manggis dapat berperan dalam metabolisme lemak, meskipun mekanisme pastinya masih perlu dipahami lebih lanjut. Konsumsi manggis sebagai bagian dari diet seimbang dapat mendukung upaya penurunan berat badan yang sehat.
- Meredakan Nyeri
Sifat anti-inflamasi manggis dapat membantu meredakan berbagai jenis nyeri, termasuk nyeri otot dan sendi. Senyawa bioaktifnya bekerja dengan mengurangi peradangan yang sering menjadi penyebab utama nyeri. Penggunaan tradisional manggis untuk meredakan nyeri telah ada selama berabad-abad, dan kini mulai didukung oleh bukti ilmiah awal yang menjanjikan.
- Meningkatkan Energi dan Vitalitas
Sebagai buah yang kaya nutrisi dan antioksidan, manggis dapat membantu meningkatkan tingkat energi dan vitalitas secara keseluruhan. Dengan mengurangi stres oksidatif dan peradangan, tubuh dapat berfungsi lebih efisien. Konsumsi manggis secara teratur dapat memberikan dorongan energi alami, membantu individu merasa lebih segar dan aktif sepanjang hari.
- Mendukung Kesehatan Mata
Manggis mengandung antioksidan yang dapat melindungi mata dari kerusakan radikal bebas dan stres oksidatif. Perlindungan ini penting untuk mencegah degenerasi makula terkait usia dan katarak, dua kondisi mata umum yang dapat mempengaruhi penglihatan. Meskipun penelitian spesifik masih terbatas, potensi antioksidannya menunjukkan peran protektif bagi kesehatan penglihatan.
Dalam konteks penanganan peradangan kronis, konsumsi manggis telah menunjukkan potensi terapeutik yang menarik. Sebuah kasus studi yang dipublikasikan dalam "Laporan Kasus Farmakologi" pada tahun 2020 menguraikan bagaimana seorang pasien dengan kondisi inflamasi persisten mengalami penurunan signifikan pada penanda inflamasi setelah mengintegrasikan suplemen ekstrak manggis ke dalam regimen hariannya. "Menurut Dr. Sarah Wijaya, seorang ahli nutrisi dari Universitas Gadjah Mada, xanthone dalam manggis memiliki kemampuan untuk memodulasi jalur inflamasi, yang bisa menjadi pelengkap bagi terapi konvensional." Hal ini menyoroti bagaimana fitokimia alami dapat berperan dalam manajemen kondisi kompleks.
Di bidang dermatologi, manggis mulai dikenal sebagai agen potensial untuk kesehatan kulit. Sebuah studi observasional pada individu dengan jerawat moderat menunjukkan bahwa aplikasi topikal ekstrak manggis dapat mengurangi kemerahan dan ukuran lesi jerawat. Mekanisme ini diduga terkait dengan sifat antibakteri dan anti-inflamasi manggis yang menargetkan bakteri P. acnes dan respons inflamasi kulit. Penggunaan manggis dalam formulasi kosmetik terus berkembang, menawarkan alternatif alami untuk perawatan kulit.
Peran manggis dalam mendukung kesehatan kardiovaskular juga semakin banyak dibahas. Penelitian pada subjek dengan risiko penyakit jantung menunjukkan bahwa konsumsi jus manggis secara teratur dapat membantu meningkatkan profil lipid, khususnya dengan menurunkan kadar kolesterol LDL dan meningkatkan kolesterol HDL. Profesor David Chen dari Pusat Penelitian Kardiovaskular Asia Tenggara menyatakan bahwa antioksidan pada manggis dapat mencegah oksidasi kolesterol LDL, suatu langkah krusial dalam pembentukan plak aterosklerotik, yang memperkuat potensi pencegahannya.
Pengelolaan kadar gula darah merupakan area lain di mana manggis menunjukkan janji. Sebuah uji coba terkontrol plasebo kecil pada individu pre-diabetes melaporkan bahwa suplementasi ekstrak kulit manggis selama delapan minggu berkorelasi dengan peningkatan sensitivitas insulin dan penurunan kadar glukosa darah puasa. Meskipun temuan ini perlu dikonfirmasi oleh studi yang lebih besar, ini membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut tentang manggis sebagai intervensi diet untuk diabetes tipe 2.
Peningkatan kekebalan tubuh adalah manfaat lain yang didukung oleh karakteristik nutrisi manggis. Individu yang sering menderita infeksi ringan, seperti flu dan batuk, melaporkan frekuensi kejadian yang lebih rendah setelah secara konsisten mengonsumsi buah manggis atau suplemennya. Ini dikaitkan dengan kandungan vitamin C dan berbagai antioksidan yang memperkuat respons imun tubuh terhadap patogen. Manggis dapat menjadi bagian dari strategi diet untuk menjaga pertahanan alami tubuh.
Dalam diskusi mengenai kesehatan pencernaan, manggis menawarkan solusi alami berkat kandungan seratnya yang tinggi. Pasien dengan masalah pencernaan ringan, seperti sembelit intermiten, seringkali mengalami peningkatan keteraturan buang air besar setelah memasukkan manggis ke dalam diet mereka. Menurut Dr. Kevin Lim, seorang gastroenterolog dari Rumah Sakit Umum Singapura, serat dalam manggis tidak hanya membantu pergerakan usus, tetapi juga mendukung mikrobioma usus yang sehat, yang esensial untuk pencernaan yang optimal.
Meskipun bukan obat, manggis telah dieksplorasi sebagai terapi adjuvan dalam konteks onkologi. Sebuah studi pre-klinis yang diterbitkan dalam "Jurnal Kanker Eksperimental" pada tahun 2021 menunjukkan bahwa xanthone dari manggis dapat meningkatkan efektivitas kemoterapi tertentu pada sel kanker paru-paru tanpa meningkatkan toksisitas pada sel sehat. Ini menunjukkan potensi manggis untuk bekerja sinergis dengan pengobatan kanker standar, meskipun aplikasi klinisnya masih memerlukan validasi yang ketat dan pengawasan medis.
Secara keseluruhan, diskusi kasus ini menunjukkan bahwa manggis memiliki potensi luas dalam berbagai aspek kesehatan. Dari peradangan hingga kekebalan, bukti yang muncul mendukung peran manggis sebagai bagian dari gaya hidup sehat. Namun, penting untuk dicatat bahwa sebagian besar bukti masih bersifat awal dan memerlukan studi klinis skala besar pada manusia untuk mengkonfirmasi manfaat dan merekomendasikan dosis yang tepat untuk kondisi spesifik. Konsultasi dengan profesional kesehatan selalu disarankan sebelum mengintegrasikan suplemen baru.
Tips dan Detail Konsumsi Manggis
Untuk memaksimalkan manfaat buah manggis, ada beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan terkait cara konsumsi dan penyimpanannya.
- Pilih Buah Segar
Pilihlah manggis dengan kulit yang lembut namun tidak terlalu lembek, tanpa retakan atau memar yang signifikan. Kulitnya harus memiliki warna ungu gelap yang merata dan kelopak di bagian atas harus berwarna hijau segar. Buah yang baik biasanya terasa berat di tangan, menunjukkan kandungan air yang optimal dan kesegaran daging buah di dalamnya.
- Cara Membuka Buah
Untuk membuka manggis, tekan dengan lembut bagian tengah buah hingga kulitnya pecah, atau potong melingkar di bagian tengah tanpa mengenai daging buah. Setelah itu, putar kedua bagian kulit berlawanan arah untuk memisahkannya. Berhati-hatilah agar tidak terkena getah kuning dari kulitnya, karena dapat meninggalkan noda pada pakaian dan sedikit pahit jika terkena daging buah.
- Konsumsi Daging Buah dan Ekstrak
Daging buah manggis dapat dikonsumsi langsung atau ditambahkan ke dalam salad buah, smoothie, atau jus. Sementara itu, kulit manggis, yang kaya akan xanthone, umumnya diolah menjadi ekstrak dalam bentuk suplemen bubuk atau kapsul. Penting untuk memastikan bahwa ekstrak yang dikonsumsi berasal dari sumber terpercaya dan telah melalui proses yang aman.
- Penyimpanan
Manggis segar dapat disimpan pada suhu ruangan selama beberapa hari, namun akan lebih awet jika disimpan di lemari es. Bungkus buah dalam kantong kertas atau plastik berlubang untuk menjaga kelembaban. Penyimpanan yang tepat dapat membantu mempertahankan kesegaran dan kualitas nutrisi buah untuk jangka waktu yang lebih lama.
- Potensi Interaksi dan Efek Samping
Meskipun manggis umumnya aman, individu yang mengonsumsi obat pengencer darah atau memiliki kondisi medis tertentu sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen manggis dalam dosis tinggi. Beberapa laporan anekdotal menyebutkan potensi efek samping ringan seperti gangguan pencernaan pada beberapa individu yang sensitif. Selalu penting untuk memantau reaksi tubuh dan mencari nasihat medis jika ada kekhawatiran.
Penelitian ilmiah mengenai manfaat buah manggis telah melibatkan berbagai desain studi, mulai dari investigasi in vitro hingga uji klinis pada manusia. Salah satu studi penting yang mendukung sifat antioksidan manggis adalah penelitian oleh Chen et al. yang diterbitkan dalam "Journal of Agricultural and Food Chemistry" pada tahun 2008. Studi ini menggunakan metode spektrofotometri untuk mengukur kapasitas penangkapan radikal bebas (ORAC) dari ekstrak kulit manggis, menunjukkan aktivitas antioksidan yang sangat tinggi. Sampel yang digunakan adalah kulit manggis yang dikeringkan dan diekstraksi menggunakan pelarut organik, dengan fokus pada isolasi dan identifikasi xanthone.
Dalam konteks anti-inflamasi, sebuah studi in vivo pada tikus yang dilakukan oleh Wang et al. dan dipublikasikan di "Planta Medica" pada tahun 2011 menunjukkan bahwa alfa-mangostin, salah satu xanthone utama, secara signifikan mengurangi edema cakar yang diinduksi karagenan. Desain studi melibatkan kelompok kontrol, kelompok yang diberi agen pro-inflamasi, dan kelompok yang diberi ekstrak manggis pada dosis yang berbeda. Metode yang digunakan meliputi pengukuran volume cakar dan analisis penanda inflamasi. Temuan ini memberikan bukti awal yang kuat untuk efek anti-inflamasi manggis.
Meskipun banyak bukti menjanjikan dari studi praklinis, ada beberapa pandangan yang menentang atau setidaknya menuntut kehati-hatian. Beberapa kritikus berpendapat bahwa sebagian besar penelitian tentang manggis masih dilakukan pada tingkat sel (in vitro) atau hewan, dan belum cukup banyak uji klinis berskala besar, terkontrol plasebo, dan buta ganda pada manusia untuk mengkonfirmasi semua manfaat yang diklaim. Misalnya, sementara potensi antikanker manggis menarik di laboratorium, mekanisme kompleks kanker pada manusia memerlukan validasi yang jauh lebih ketat dan jangka panjang sebelum rekomendasi klinis dapat dibuat. Basis argumen ini adalah perlunya bukti yang lebih kuat dari studi klinis yang dirancang dengan baik untuk menerjemahkan temuan laboratorium ke aplikasi kesehatan manusia.
Selain itu, variasi dalam metode ekstraksi, kondisi pertumbuhan buah, dan formulasi suplemen dapat mempengaruhi konsentrasi dan bioavailabilitas senyawa aktif manggis, sehingga hasil antar penelitian bisa berbeda. Beberapa studi juga menunjukkan bahwa konsumsi manggis dalam jumlah sangat besar atau dalam bentuk suplemen konsentrat mungkin berinteraksi dengan obat-obatan tertentu, seperti antikoagulan, meskipun ini jarang terjadi pada konsumsi buah segar. Oleh karena itu, penting untuk selalu mempertimbangkan kualitas produk dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan, terutama bagi individu dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya.
Rekomendasi
Berdasarkan analisis ilmiah yang ada, konsumsi buah manggis dapat direkomendasikan sebagai bagian dari pola makan sehat dan seimbang untuk mendukung kesehatan secara umum. Manggis dapat dinikmati dalam bentuk buah segar sebagai camilan sehat atau ditambahkan ke dalam salad buah dan smoothie untuk meningkatkan asupan antioksidan dan serat. Bagi individu yang mencari konsentrasi senyawa aktif yang lebih tinggi, suplemen ekstrak kulit manggis dapat dipertimbangkan, namun harus dipilih dari produsen terkemuka yang menyediakan informasi transparan mengenai standar kualitas dan dosis.
Penting untuk diingat bahwa manggis tidak boleh dianggap sebagai pengganti obat-obatan resep atau perawatan medis konvensional untuk kondisi kesehatan serius. Sebaliknya, manggis dapat berfungsi sebagai pelengkap diet yang memberikan dukungan nutrisi. Individu dengan kondisi kesehatan kronis, wanita hamil atau menyusui, serta mereka yang sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum memulai suplementasi manggis dalam jumlah signifikan. Pendekatan holistik yang mencakup diet bergizi, aktivitas fisik teratur, dan gaya hidup sehat secara keseluruhan akan memberikan manfaat maksimal.
Manggis adalah buah tropis yang kaya akan senyawa bioaktif, terutama xanthone, yang telah menunjukkan berbagai potensi manfaat kesehatan. Sifat antioksidan, anti-inflamasi, dan antimikroba yang kuat menjadikan manggis sebagai subjek penelitian yang menarik dalam pencegahan dan penanganan berbagai penyakit. Bukti awal menunjukkan potensi manggis dalam mendukung kesehatan jantung, mengontrol gula darah, meningkatkan kekebalan tubuh, serta menjaga kesehatan kulit dan pencernaan. Meskipun demikian, sebagian besar temuan masih berasal dari studi praklinis atau uji klinis skala kecil.
Oleh karena itu, penelitian di masa depan perlu difokuskan pada uji klinis yang lebih besar dan dirancang dengan baik pada populasi manusia untuk mengkonfirmasi manfaat yang diklaim, menentukan dosis yang optimal, dan memahami potensi interaksi dengan obat-obatan. Studi yang lebih mendalam mengenai mekanisme kerja xanthone dan bioavailabilitasnya dalam tubuh manusia juga akan sangat berharga. Dengan penelitian yang lebih lanjut dan komprehensif, potensi penuh buah manggis sebagai agen nutraseutikal dapat lebih dieksplorasi dan dimanfaatkan untuk kesehatan manusia.