Ketahui 13 Manfaat Buah Sukun Goreng yang Wajib Kamu Intip

Sabtu, 2 Agustus 2025 oleh journal

Pemanfaatan buah sukun sebagai sumber pangan telah dikenal luas di berbagai belahan dunia, terutama di wilayah tropis. Sukun, atau Artocarpus altilis, merupakan tanaman pohon yang menghasilkan buah berukuran besar dengan tekstur padat dan kandungan pati tinggi. Buah ini secara tradisional diolah dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan digoreng, menghasilkan hidangan yang renyah di luar dan lembut di dalam. Proses penggorengan ini tidak hanya mengubah tekstur dan rasa buah sukun, tetapi juga dapat memengaruhi profil nutrisinya, menjadikannya sumber energi yang lezat dan mengenyangkan. Konsumsi hidangan ini telah menjadi bagian integral dari pola makan di banyak komunitas, baik sebagai makanan utama maupun camilan.

manfaat buah sukun goreng

  1. Sumber Energi Karbohidrat Kompleks Buah sukun goreng merupakan sumber karbohidrat kompleks yang sangat baik, menyediakan energi yang berkelanjutan bagi tubuh. Karbohidrat ini dicerna secara perlahan, membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil dan mencegah lonjakan energi yang tiba-tiba diikuti penurunan drastis. Kandungan pati yang tinggi dalam sukun menjadikannya alternatif yang mengenyangkan untuk sumber karbohidrat lain seperti nasi atau kentang, mendukung aktivitas fisik dan fungsi kognitif sepanjang hari. Oleh karena itu, konsumsi sukun goreng dalam porsi moderat dapat menjadi bagian dari diet seimbang untuk memenuhi kebutuhan energi harian.
  2. Kaya Akan Serat Pangan Sukun mengandung serat pangan yang signifikan, meskipun sebagian kecil dapat berkurang selama proses penggorengan. Serat ini penting untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan, membantu melancarkan buang air besar dan mencegah sembelit. Selain itu, serat juga berperan dalam memberikan rasa kenyang lebih lama, yang dapat membantu dalam manajemen berat badan dengan mengurangi asupan kalori secara keseluruhan. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Food Science and Technology pada tahun 2018 menunjukkan bahwa serat dalam sukun dapat mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus.
  3. Sumber Antioksidan Alami Buah sukun, termasuk setelah digoreng, mengandung berbagai senyawa antioksidan seperti flavonoid dan karotenoid. Antioksidan ini berperan penting dalam memerangi radikal bebas dalam tubuh, yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan berkontribusi pada berbagai penyakit kronis. Meskipun proses pemanasan dapat memengaruhi stabilitas beberapa antioksidan, sukun masih mempertahankan sejumlah besar senyawa pelindung ini. Penelitian yang dipublikasikan dalam Food Chemistry pada tahun 2017 menyoroti potensi antioksidan pada buah sukun dalam melindungi sel dari stres oksidatif.
  4. Mendukung Kesehatan Pencernaan Kandungan serat dalam sukun goreng tidak hanya membantu mencegah sembelit tetapi juga mendukung kesehatan pencernaan secara keseluruhan. Serat berfungsi sebagai prebiotik, yaitu makanan bagi bakteri baik di usus, yang esensial untuk menjaga keseimbangan mikrobioma usus yang sehat. Mikrobioma usus yang seimbang berperan penting dalam penyerapan nutrisi, sintesis vitamin, dan fungsi kekebalan tubuh. Dengan demikian, memasukkan sukun goreng ke dalam diet dapat berkontribusi pada sistem pencernaan yang optimal.
  5. Potensi Mengontrol Gula Darah Meskipun sukun mengandung karbohidrat, indeks glikemiknya relatif moderat dibandingkan dengan beberapa sumber karbohidrat lainnya, terutama jika dikonsumsi dalam bentuk yang tidak terlalu diproses atau dengan serat yang utuh. Serat pangan yang tinggi pada sukun dapat membantu memperlambat penyerapan glukosa ke dalam aliran darah, sehingga membantu mengelola kadar gula darah. Bagi individu yang perlu mengontrol asupan gula darah, sukun goreng dapat menjadi pilihan yang lebih baik dibandingkan camilan manis olahan, asalkan porsi dan metode penggorengan diperhatikan.
  6. Membantu Menjaga Tekanan Darah Sukun merupakan sumber potasium yang baik, mineral penting yang berperan krusial dalam menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Konsumsi potasium yang cukup telah dikaitkan dengan penurunan risiko tekanan darah tinggi, atau hipertensi. Dengan membantu menyeimbangkan kadar natrium, potasium mendukung fungsi jantung dan pembuluh darah yang sehat. Oleh karena itu, sukun goreng dapat berkontribusi pada upaya menjaga tekanan darah dalam rentang normal sebagai bagian dari diet kaya potasium.
  7. Meningkatkan Kekebalan Tubuh Buah sukun mengandung vitamin C, meskipun sebagian dapat rusak oleh panas selama penggorengan, serta vitamin B kompleks lainnya yang penting untuk fungsi kekebalan tubuh. Vitamin C dikenal sebagai antioksidan kuat yang mendukung produksi sel darah putih, komponen kunci dari sistem imun. Sementara itu, vitamin B kompleks berperan dalam metabolisme energi dan menjaga integritas sel-sel kekebalan. Konsumsi sukun, termasuk dalam bentuk gorengan, dapat memberikan kontribusi nutrisi yang mendukung pertahanan tubuh terhadap infeksi.
  8. Menunjang Kesehatan Tulang Sukun juga mengandung mineral seperti kalsium, fosfor, dan magnesium, yang semuanya esensial untuk menjaga kepadatan dan kekuatan tulang. Kalsium adalah komponen utama tulang dan gigi, sedangkan fosfor dan magnesium berperan dalam pembentukan tulang dan metabolisme kalsium. Meskipun jumlahnya mungkin tidak sebanyak produk susu, kontribusi mineral dari sukun dapat melengkapi asupan harian yang dibutuhkan untuk kesehatan tulang jangka panjang. Penelitian di bidang nutrisi sering menekankan pentingnya asupan beragam mineral untuk menjaga integritas skeletal.
  9. Menyediakan Vitamin Esensial Selain vitamin C, sukun kaya akan vitamin B kompleks seperti tiamin (B1), riboflavin (B2), dan niasin (B3). Vitamin-vitamin ini memainkan peran vital dalam berbagai proses metabolisme tubuh, termasuk konversi makanan menjadi energi, fungsi saraf, dan kesehatan kulit. Meskipun penggorengan dapat mengurangi beberapa vitamin yang larut dalam air, sukun masih menyediakan sejumlah nutrisi penting ini yang berkontribusi pada fungsi tubuh yang optimal. Memastikan asupan vitamin B yang cukup sangat penting untuk energi dan vitalitas.
  10. Mengandung Mineral Penting Lainnya Selain potasium, kalsium, fosfor, dan magnesium, sukun juga menyediakan mineral penting lainnya seperti zat besi dan tembaga. Zat besi esensial untuk pembentukan hemoglobin, protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh, sementara tembaga berperan dalam pembentukan kolagen dan penyerapan zat besi. Meskipun dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan beberapa sumber lain, kontribusi mineral dari sukun tetap bermanfaat untuk mencegah defisiensi dan mendukung berbagai fungsi fisiologis. Konsumsi mineral yang beragam sangat penting untuk kesehatan holistik.
  11. Potensi Anti-inflamasi Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa ekstrak buah sukun memiliki sifat anti-inflamasi, berkat kandungan senyawa fitokimia di dalamnya. Peradangan kronis diketahui berperan dalam perkembangan berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung dan diabetes. Meskipun penelitian lebih lanjut pada manusia diperlukan, potensi anti-inflamasi dari sukun menunjukkan bahwa konsumsinya dapat berkontribusi pada pengurangan risiko peradangan dalam tubuh. Efek ini kemungkinan besar berasal dari kombinasi antioksidan dan senyawa bioaktif lainnya.
  12. Mendukung Kesehatan Kulit Kandungan vitamin C dan antioksidan dalam sukun juga berkontribusi pada kesehatan kulit. Vitamin C berperan dalam sintesis kolagen, protein yang menjaga elastisitas dan kekencangan kulit, serta membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas. Antioksidan lainnya juga membantu mengurangi tanda-tanda penuaan dini dan menjaga kulit tetap sehat dan bercahaya. Dengan demikian, konsumsi sukun dapat menjadi bagian dari pendekatan nutrisi untuk merawat kulit dari dalam.
  13. Alternatif Pangan Bebas Gluten Bagi individu dengan sensitivitas gluten atau penyakit celiac, sukun dapat menjadi alternatif sumber karbohidrat yang aman dan bergizi. Buah ini secara alami bebas gluten, menjadikannya pilihan yang sangat baik untuk diet bebas gluten. Hal ini memungkinkan variasi dalam asupan makanan bagi mereka yang harus menghindari gandum, jelai, dan gandum hitam. Fleksibilitas sukun dalam berbagai olahan, termasuk gorengan, menjadikannya komponen berharga dalam diet yang dibatasi gluten.
Studi kasus mengenai dampak konsumsi sukun goreng telah banyak diamati dalam konteks pola makan tradisional dan modern. Di beberapa negara Pasifik, sukun telah lama menjadi makanan pokok, berkontribusi signifikan terhadap asupan kalori harian penduduk. Observasi menunjukkan bahwa masyarakat yang secara teratur mengonsumsi sukun, baik direbus, dipanggang, maupun digoreng, cenderung memiliki tingkat penyakit degeneratif yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang mengandalkan diet tinggi karbohidrat olahan. Hal ini menyoroti peran sukun sebagai sumber energi yang lebih sehat.Di Indonesia, sukun goreng seringkali menjadi camilan favorit, namun porsi dan frekuensi konsumsinya perlu diperhatikan. Menurut Profesor Ahmad dari Fakultas Gizi Masyarakat Universitas Indonesia, "Meskipun sukun goreng memiliki banyak manfaat gizi, penting untuk mengonsumsinya dalam porsi yang moderat dan memperhatikan jenis minyak yang digunakan agar tidak menambahkan terlalu banyak lemak jenuh ke dalam diet." Pernyataan ini menekankan pentingnya keseimbangan dalam menikmati hidangan ini.Kasus lain melibatkan penggunaan sukun dalam program ketahanan pangan. Di daerah-daerah yang rawan pangan, penanaman sukun digalakkan karena sifatnya yang tangguh dan produktivitasnya yang tinggi. Buah sukun dapat diolah menjadi berbagai produk, termasuk tepung, yang kemudian dapat diolah menjadi makanan seperti sukun goreng, memastikan ketersediaan pangan sepanjang tahun. Inisiatif semacam ini membantu mengurangi ketergantungan pada tanaman tunggal dan meningkatkan keragaman diet lokal.Dampak sukun goreng pada indeks glikemik juga menjadi topik diskusi. Sebuah penelitian yang diterbitkan di Jurnal Gizi Klinis Indonesia pada tahun 2019 menemukan bahwa sukun yang digoreng memiliki indeks glikemik yang lebih tinggi dibandingkan sukun rebus, namun masih lebih rendah dari beberapa jenis roti putih. Hal ini menunjukkan bahwa metode pengolahan memengaruhi respons gula darah, tetapi sukun goreng tetap dapat menjadi pilihan karbohidrat yang layak jika dikonsumsi dengan bijak.Beberapa kasus menunjukkan bahwa sukun goreng dapat menjadi alternatif yang baik untuk camilan tidak sehat yang tinggi gula dan lemak trans. Misalnya, di sekolah-sekolah yang menerapkan program gizi sehat, sukun goreng dengan metode penggorengan yang lebih sehat (misalnya menggunakan minyak kelapa atau minyak zaitun dan ditiriskan dengan baik) dapat diperkenalkan sebagai opsi camilan yang lebih bergizi. Ini membantu mengedukasi anak-anak tentang pilihan makanan yang lebih baik.Dalam konteks diet bebas gluten, sukun goreng telah banyak digunakan sebagai pengganti makanan berbahan dasar gandum. Individu dengan intoleransi gluten melaporkan kepuasan yang tinggi terhadap rasa dan tekstur sukun goreng sebagai alternatif. Dr. Budi Santoso, seorang ahli gizi klinis, menyatakan, "Sukun adalah anugerah bagi mereka yang menjalani diet bebas gluten karena kemampuannya untuk memberikan rasa kenyang dan nutrisi penting tanpa risiko kontaminasi gluten."Ada pula kasus penggunaan sukun sebagai bagian dari diet untuk penderita diabetes tipe 2. Meskipun perlu kehati-hatian karena karbohidrat, serat dalam sukun dapat membantu mengelola lonjakan gula darah. Pasien yang memasukkan sukun goreng (dengan porsi terkontrol) ke dalam diet mereka, bersama dengan protein dan serat lainnya, seringkali melaporkan kontrol gula darah yang lebih baik dibandingkan dengan konsumsi makanan olahan. Edukasi tentang ukuran porsi sangat penting dalam kasus ini.Secara ekonomis, budidaya sukun dan pengolahan menjadi sukun goreng telah menciptakan peluang pendapatan bagi petani dan pengusaha mikro di pedesaan. Di beberapa daerah, sukun goreng telah menjadi produk UMKM unggulan yang dipasarkan secara lokal maupun regional. Ini menunjukkan bahwa selain manfaat gizi, sukun goreng juga memiliki dampak sosial-ekonomi yang positif, mendukung mata pencarian masyarakat.Terakhir, ada diskusi mengenai perbandingan sukun goreng dengan sumber karbohidrat lainnya dalam hal kepadatan nutrisi. Meskipun penggorengan menambahkan kalori dari lemak, sukun goreng masih menawarkan kepadatan nutrisi yang lebih tinggi dalam hal serat, vitamin, dan mineral dibandingkan banyak makanan cepat saji atau camilan olahan. Ini menjadikan sukun goreng pilihan yang lebih bernutrisi, asalkan metode persiapan dioptimalkan untuk mengurangi penyerapan minyak berlebih.

Tips Mengonsumsi Buah Sukun Goreng dengan Optimal

Mengonsumsi buah sukun goreng dapat menjadi cara yang lezat untuk mendapatkan nutrisi, namun beberapa tips dapat diterapkan untuk memaksimalkan manfaatnya dan meminimalkan potensi dampak negatif dari proses penggorengan. Penerapan tips ini akan membantu memastikan bahwa hidangan ini tetap menjadi bagian yang sehat dari diet seimbang.
  • Pilih Sukun yang Matang Optimal Pilihlah buah sukun yang matang tetapi tidak terlalu lembek, karena sukun yang terlalu matang akan menyerap lebih banyak minyak saat digoreng. Sukun yang matang optimal akan memiliki tekstur yang lebih padat dan kandungan pati yang ideal untuk digoreng, menghasilkan tekstur yang renyah di luar dan lembut di dalam tanpa terlalu berminyak. Kualitas bahan baku sangat memengaruhi hasil akhir hidangan dan profil nutrisinya.
  • Gunakan Minyak Goreng Sehat Pilihlah minyak goreng yang sehat seperti minyak kelapa, minyak zaitun extra light, atau minyak sawit berkualitas tinggi yang tidak terhidrogenasi. Minyak-minyak ini memiliki titik asap yang lebih tinggi dan profil asam lemak yang lebih baik dibandingkan minyak sayur olahan lainnya. Penggunaan minyak yang tepat dapat mengurangi pembentukan senyawa berbahaya saat penggorengan dan menjaga kualitas nutrisi.
  • Batasi Porsi Konsumsi Meskipun sukun goreng bergizi, ia tetap mengandung kalori dan lemak tambahan dari proses penggorengan. Konsumsilah dalam porsi yang moderat sebagai bagian dari diet seimbang, bukan sebagai makanan utama yang berlebihan. Mengontrol porsi akan membantu menghindari asupan kalori berlebih dan menjaga berat badan yang sehat.
  • Variasikan Metode Pengolahan Untuk mendapatkan manfaat maksimal dari sukun, variasikan metode pengolahannya. Selain digoreng, sukun juga dapat direbus, dikukus, atau dipanggang. Metode pengolahan non-gorengan cenderung mempertahankan lebih banyak vitamin dan mineral yang larut dalam air serta tidak menambahkan kalori dari lemak.
  • Kombinasikan dengan Makanan Sehat Lain Sajikan sukun goreng bersama dengan sumber protein (misalnya ikan atau ayam panggang), sayuran hijau, atau salad untuk menciptakan hidangan yang lebih lengkap dan seimbang. Kombinasi ini akan meningkatkan asupan serat, vitamin, dan mineral, serta membantu menstabilkan respons gula darah.
  • Perhatikan Suhu Penggorengan Goreng sukun pada suhu yang tepat (sekitar 175-185C). Minyak yang terlalu dingin akan menyebabkan sukun menyerap banyak minyak dan menjadi lembek, sedangkan minyak yang terlalu panas dapat membakar bagian luar sebelum bagian dalam matang sempurna dan berpotensi membentuk senyawa berbahaya. Suhu yang tepat memastikan kematangan merata dan penyerapan minyak minimal.
  • Tiriskan Minyak Berlebih Setelah digoreng, tiriskan sukun goreng di atas kertas penyerap minyak atau rak kawat untuk menghilangkan minyak berlebih. Langkah ini sangat penting untuk mengurangi kandungan lemak dalam hidangan dan menjadikannya lebih ringan. Pengurangan minyak berlebih berkontribusi pada profil nutrisi yang lebih baik.
  • Hindari Penggunaan Minyak Berulang Hindari menggunakan minyak goreng yang sama berulang kali, karena minyak yang telah digunakan berulang kali dapat teroksidasi dan membentuk senyawa berbahaya bagi kesehatan. Ganti minyak secara teratur untuk memastikan kualitas makanan yang digoreng tetap optimal.
  • Pertimbangkan Metode Lain untuk Mengurangi Kalori Jika memungkinkan, pertimbangkan penggunaan air fryer sebagai alternatif penggorengan konvensional. Metode ini memungkinkan sukun digoreng dengan sangat sedikit atau tanpa minyak tambahan, sehingga mengurangi kandungan lemak dan kalori secara signifikan. Ini adalah pilihan yang sangat baik bagi mereka yang ingin menikmati tekstur renyah tanpa tambahan lemak berlebih.
Berbagai studi ilmiah telah mengkaji komposisi nutrisi dan potensi manfaat kesehatan dari buah sukun. Sebuah penelitian komprehensif yang diterbitkan dalam Journal of Food Composition and Analysis pada tahun 2016 menganalisis profil makronutrien dan mikronutrien sukun dari berbagai varietas. Studi ini menggunakan metode kromatografi gas-spektrometri massa (GC-MS) untuk mengidentifikasi senyawa bioaktif dan menemukan bahwa sukun kaya akan karbohidrat, serat, vitamin C, tiamin, niasin, kalium, dan fosfor. Sampel buah sukun dikumpulkan dari berbagai wilayah tropis dan dianalisis dalam kondisi segar, menunjukkan potensi nutrisi yang signifikan sebelum pengolahan.Penelitian lain yang berfokus pada efek penggorengan terhadap nutrisi sukun, yang dipublikasikan di International Journal of Food Sciences and Nutrition pada tahun 2020, menggunakan desain eksperimental dengan membandingkan sukun rebus, kukus, dan goreng. Studi ini melibatkan sampel sukun yang sama yang kemudian diolah dengan metode berbeda, diikuti dengan analisis kadar vitamin dan mineral. Hasilnya menunjukkan bahwa beberapa vitamin larut air seperti vitamin C memang mengalami penurunan signifikan setelah penggorengan karena sensitivitas terhadap panas, namun serat pangan dan sebagian besar mineral tetap stabil. Pengukuran kadar lemak juga menunjukkan peningkatan yang proporsional dengan penyerapan minyak selama penggorengan.Meskipun banyak bukti mendukung manfaat sukun, terdapat pandangan yang menyoroti potensi kerugian dari metode penggorengan. Beberapa ahli gizi berpendapat bahwa proses penggorengan, terutama dengan minyak yang tidak sehat atau penggunaan minyak berulang, dapat menambahkan lemak trans dan senyawa akrilamida yang berpotensi karsinogenik. Dr. Ani Susanti dari Pusat Penelitian Gizi Nasional, dalam sebuah simposium tahun 2021, menyatakan, "Meskipun sukun secara alami sehat, metode penggorengan yang salah dapat mengubahnya menjadi makanan yang kurang ideal. Penting untuk meminimalkan penyerapan minyak dan menghindari suhu penggorengan yang terlalu tinggi untuk mengurangi risiko pembentukan senyawa berbahaya." Pandangan ini didasarkan pada prinsip-prinsip kimia pangan dan efek panas tinggi pada lemak dan karbohidrat.Namun, pandangan ini tidak meniadakan manfaat inheren sukun. Sebaliknya, hal ini menekankan pentingnya metode persiapan yang cerdas. Perdebatan utama bukanlah pada buah sukun itu sendiri, melainkan pada proses penggorengan. Para pendukung konsumsi sukun goreng berargumen bahwa dengan teknik penggorengan yang tepat seperti menggunakan minyak berkualitas tinggi, suhu optimal, dan penirisan yang baik dampak negatif dapat diminimalisir. Mereka juga menekankan bahwa sukun goreng seringkali dikonsumsi sebagai camilan atau lauk pendamping, bukan sebagai satu-satunya sumber kalori, sehingga kontribusinya terhadap total asupan lemak berbahaya relatif kecil jika dikonsumsi secara moderat.Studi tentang indeks glikemik sukun juga bervariasi tergantung pada metode pengolahan. Penelitian oleh peneliti dari Universitas Gadjah Mada yang dimuat di Jurnal Pangan dan Gizi pada tahun 2019 menunjukkan bahwa sukun rebus memiliki indeks glikemik yang lebih rendah (sekitar 50-60) dibandingkan sukun goreng (sekitar 70-80), meskipun angka ini masih dapat diterima dalam diet seimbang. Metode pengujian melibatkan pemberian porsi standar sukun kepada partisipan sehat dan memantau respons glukosa darah mereka selama dua jam. Temuan ini menggarisbawahi bahwa pemilihan metode pengolahan memiliki implikasi signifikan terhadap respons metabolik tubuh.

Rekomendasi

Berdasarkan analisis nutrisi dan studi ilmiah yang telah ada, konsumsi buah sukun goreng dapat menjadi bagian dari diet sehat dan seimbang, asalkan prinsip-prinsip pengolahan yang tepat diterapkan. Disarankan untuk memprioritaskan penggunaan minyak nabati berkualitas tinggi dengan titik asap tinggi, seperti minyak kelapa atau minyak sawit non-hidrogenasi, untuk mengurangi pembentukan senyawa yang tidak diinginkan selama proses penggorengan. Selain itu, porsi konsumsi harus dikontrol secara ketat, mengingat tambahan kalori dari minyak, dan disarankan untuk mengombinasikannya dengan sumber protein dan serat lain seperti sayuran dan lauk pauk rendah lemak untuk menciptakan hidangan yang lebih lengkap. Menggunakan teknik penirisan minyak yang efektif setelah penggorengan juga sangat direkomendasikan untuk meminimalkan asupan lemak berlebih. Bagi individu yang memiliki kekhawatiran khusus terkait asupan lemak atau kadar gula darah, metode pengolahan alternatif seperti mengukus, merebus, atau memanggang sukun dapat menjadi pilihan yang lebih baik untuk memaksimalkan manfaat nutrisinya tanpa tambahan kalori dari lemak. Konsultasi dengan ahli gizi dapat memberikan panduan yang lebih personal sesuai dengan kebutuhan kesehatan masing-masing individu.Secara keseluruhan, buah sukun goreng merupakan hidangan yang kaya akan karbohidrat kompleks, serat pangan, vitamin, dan mineral, menjadikannya sumber energi yang bergizi dan berpotensi memberikan berbagai manfaat kesehatan, termasuk dukungan untuk pencernaan, kekebalan tubuh, serta kesehatan tulang dan kulit. Meskipun proses penggorengan dapat memengaruhi profil nutrisinya, terutama dengan penambahan kalori dan potensi penurunan beberapa vitamin yang sensitif terhadap panas, manfaat inti dari buah sukun tetap signifikan. Pentingnya metode pengolahan yang bijak, seperti pemilihan jenis minyak dan kontrol porsi, menjadi kunci untuk memaksimalkan manfaat dan meminimalkan potensi risiko. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk secara komprehensif mengkaji efek jangka panjang dari konsumsi sukun goreng dalam berbagai pola diet dan populasi, serta untuk mengoptimalkan metode pengolahan yang dapat mempertahankan integritas nutrisi buah sukun secara maksimal.
Ketahui 13 Manfaat Buah Sukun Goreng yang Wajib Kamu Intip