19 Manfaat Ajaib Daun Durian yang Wajib Kamu Ketahui
Kamis, 11 September 2025 oleh journal
Pemanfaatan sumber daya alam, khususnya dari flora, telah menjadi bagian integral dari praktik kesehatan tradisional di berbagai belahan dunia. Dalam konteks botani dan farmakologi, daun dari spesies tumbuhan tertentu seringkali menjadi fokus penelitian karena kandungan senyawa bioaktifnya yang beragam. Studi ilmiah secara konsisten mengidentifikasi bahwa komponen-komponen ini berpotensi memberikan dampak positif pada kesehatan manusia, mulai dari sifat anti-inflamasi hingga antimikroba. Oleh karena itu, investigasi mendalam terhadap bagian tumbuhan seperti daun durian (Durio zibethinus) sangat relevan untuk mengungkap potensi terapeutiknya yang belum sepenuhnya dieksplorasi.
manfaat daun durian
- Potensi Anti-inflamasi
Daun durian telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional untuk meredakan peradangan. Penelitian fitokimia menunjukkan adanya senyawa flavonoid dan triterpenoid yang berkontribusi pada efek anti-inflamasi ini. Senyawa-senyawa tersebut bekerja dengan menghambat jalur inflamasi dalam tubuh, seperti produksi sitokin pro-inflamasi. Studi in vitro dan in vivo pada hewan telah mendukung klaim ini, menunjukkan penurunan signifikan pada respons inflamasi setelah pemberian ekstrak daun durian.
- Kandungan Antioksidan Tinggi
Ekstrak daun durian kaya akan antioksidan, termasuk polifenol dan vitamin C. Antioksidan ini berperan penting dalam menetralkan radikal bebas yang merusak sel dan menyebabkan stres oksidatif. Stres oksidatif merupakan pemicu berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit jantung dan kanker. Konsumsi atau aplikasi topikal yang mengandung antioksidan dari daun durian dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan tersebut.
- Efek Analgesik (Pereda Nyeri)
Secara tradisional, rebusan daun durian digunakan untuk mengurangi rasa sakit, terutama nyeri sendi dan otot. Beberapa studi awal mengindikasikan bahwa senyawa aktif dalam daun durian memiliki kemampuan untuk memodulasi reseptor nyeri atau mengurangi mediator nyeri. Mekanisme ini dapat menjelaskan mengapa daun durian efektif dalam meredakan nyeri tanpa efek samping yang serius. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanannya pada manusia.
- Sifat Antidiare
Daun durian secara historis digunakan untuk mengatasi masalah pencernaan seperti diare. Kandungan tanin dan senyawa lain dalam daun durian diyakini memiliki sifat astringen yang dapat membantu mengencangkan jaringan usus dan mengurangi sekresi cairan. Selain itu, beberapa komponen mungkin memiliki aktivitas antimikroba yang dapat melawan patogen penyebab diare. Penggunaan tradisional ini memberikan dasar ilmiah untuk eksplorasi lebih lanjut.
- Potensi Antidiabetes
Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa ekstrak daun durian dapat membantu menurunkan kadar gula darah. Senyawa seperti flavonoid dan saponin diyakini berperan dalam mekanisme ini, mungkin dengan meningkatkan sensitivitas insulin atau menghambat enzim yang bertanggung jawab atas pemecahan karbohidrat kompleks. Studi pada hewan model diabetes menunjukkan hasil yang menjanjikan, meskipun uji klinis pada manusia masih sangat terbatas. Potensi ini menjadikan daun durian kandidat menarik untuk pengembangan agen antidiabetes alami.
- Aktivitas Antimikroba
Ekstrak daun durian menunjukkan aktivitas penghambatan terhadap berbagai jenis bakteri dan jamur. Senyawa seperti alkaloid, flavonoid, dan terpenoid diidentifikasi sebagai agen antimikroba yang potensial. Kemampuan ini menjadikan daun durian relevan dalam pengobatan infeksi kulit, luka, atau bahkan infeksi internal tertentu. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan spektrum aktivitas antimikroba dan potensi aplikasinya dalam formulasi farmasi.
- Penyembuhan Luka
Aplikasi topikal daun durian yang dihancurkan atau ekstraknya dipercaya dapat mempercepat proses penyembuhan luka. Sifat anti-inflamasi dan antimikroba daun durian dapat membantu mengurangi infeksi dan peradangan di area luka, menciptakan lingkungan yang kondusif untuk regenerasi jaringan. Selain itu, beberapa komponen mungkin merangsang produksi kolagen atau proliferasi sel, yang esensial untuk penutupan luka yang efektif.
- Penurun Demam (Antipiretik)
Secara turun-temurun, rebusan daun durian digunakan sebagai obat penurun demam. Mekanisme antipiretik ini kemungkinan melibatkan pengaruh terhadap pusat termoregulasi di otak atau pengurangan produksi pirogen, zat yang memicu demam. Meskipun bukti ilmiah modern masih terbatas, penggunaan tradisional yang luas menunjukkan potensi yang perlu diselidiki lebih lanjut dalam konteks klinis.
- Dukungan Kesehatan Kulit
Berkat sifat antioksidan dan anti-inflamasinya, daun durian dapat bermanfaat untuk kesehatan kulit. Ekstraknya dapat membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas, mengurangi kemerahan dan iritasi, serta mendukung regenerasi sel kulit. Potensi ini menjadikannya bahan menarik dalam produk kosmetik dan perawatan kulit alami untuk mengatasi berbagai masalah kulit seperti jerawat atau eksim.
- Manajemen Kolesterol
Beberapa penelitian awal pada hewan menunjukkan bahwa ekstrak daun durian berpotensi membantu menurunkan kadar kolesterol total dan kolesterol LDL ("jahat"). Mekanisme yang mungkin melibatkan penghambatan sintesis kolesterol di hati atau peningkatan ekskresi kolesterol. Temuan ini membuka peluang untuk penelitian lebih lanjut mengenai peran daun durian dalam pencegahan dan manajemen dislipidemia.
- Potensi Anti-kanker
Meskipun masih dalam tahap awal, beberapa studi in vitro menunjukkan bahwa ekstrak daun durian mungkin memiliki sifat sitotoksik terhadap sel kanker tertentu. Senyawa fitokimia dalam daun durian dapat menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) atau menghambat proliferasi sel kanker. Penelitian ini masih sangat awal dan memerlukan investigasi ekstensif, termasuk uji in vivo dan klinis, sebelum klaim anti-kanker dapat ditegakkan.
- Perlindungan Hati (Hepatoprotektif)
Beberapa laporan awal mengindikasikan bahwa daun durian mungkin memiliki efek perlindungan terhadap organ hati. Sifat antioksidan dan anti-inflamasinya dapat membantu mengurangi kerusakan hati yang disebabkan oleh toksin atau stres oksidatif. Dukungan terhadap fungsi hati sangat penting untuk detoksifikasi dan metabolisme tubuh yang sehat. Namun, diperlukan studi lebih lanjut untuk mengkonfirmasi efek ini pada manusia.
- Dukungan Sistem Kekebalan Tubuh
Kandungan antioksidan dan senyawa bioaktif lainnya dalam daun durian dapat berkontribusi pada peningkatan fungsi sistem kekebalan tubuh. Dengan mengurangi stres oksidatif dan peradangan, daun durian dapat membantu sel-sel kekebalan berfungsi lebih efisien. Peningkatan imunitas dapat membantu tubuh melawan infeksi dan penyakit lebih efektif. Namun, penelitian spesifik tentang modulasi imun oleh daun durian masih terbatas.
- Manajemen Tekanan Darah
Beberapa studi menunjukkan bahwa ekstrak daun durian berpotensi membantu menurunkan tekanan darah. Mekanisme yang mungkin melibatkan efek diuretik ringan atau relaksasi pembuluh darah. Potensi ini menjadikannya subjek penelitian menarik untuk manajemen hipertensi, meskipun penelitian yang lebih mendalam dan uji klinis pada manusia sangat dibutuhkan untuk memvalidasi temuan ini.
- Efek Gastroprotektif
Daun durian mungkin memiliki sifat pelindung terhadap mukosa lambung, berpotensi membantu mencegah atau meredakan tukak lambung. Senyawa tertentu dapat mengurangi produksi asam lambung atau meningkatkan produksi lendir pelindung. Meskipun ini adalah area penelitian yang menjanjikan, studi lebih lanjut diperlukan untuk memahami mekanisme pastinya dan efektivitas klinisnya.
- Perawatan Rambut dan Kulit Kepala
Secara tradisional, daun durian digunakan dalam ramuan untuk merawat rambut dan kulit kepala. Sifat antimikroba dan anti-inflamasinya dapat membantu mengatasi masalah seperti ketombe atau infeksi kulit kepala. Selain itu, nutrisi dan antioksidan dapat mendukung kesehatan folikel rambut, berpotensi mengurangi kerontokan rambut dan meningkatkan pertumbuhan rambut. Potensi ini menarik untuk eksplorasi dalam produk perawatan rambut alami.
- Sumber Mineral Esensial
Analisis komposisi nutrisi menunjukkan bahwa daun durian mengandung berbagai mineral penting, meskipun dalam jumlah yang bervariasi. Mineral seperti kalium, kalsium, dan magnesium sangat penting untuk berbagai fungsi tubuh, termasuk kesehatan tulang, fungsi otot, dan keseimbangan elektrolit. Meskipun bukan sumber utama, kontribusinya terhadap asupan mineral harian dapat menjadi nilai tambah.
- Dukungan Kesehatan Gigi dan Mulut
Sifat antimikroba daun durian dapat bermanfaat untuk kesehatan gigi dan mulut. Ekstraknya dapat membantu melawan bakteri penyebab plak, karies, dan bau mulut. Penggunaan tradisional sebagai obat kumur atau pengunyah daun menunjukkan potensi untuk mengurangi infeksi gusi dan menjaga kebersihan mulut. Namun, penelitian ilmiah yang terfokus pada aspek ini masih terbatas.
- Efek Anti-alergi
Beberapa komponen dalam daun durian mungkin memiliki potensi untuk memodulasi respons alergi. Ini bisa melibatkan penghambatan pelepasan histamin atau penekanan reaksi inflamasi yang terkait dengan alergi. Meskipun ini adalah area penelitian yang relatif baru, temuan awal mengindikasikan bahwa daun durian mungkin menawarkan manfaat dalam manajemen kondisi alergi tertentu. Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi mekanisme dan efektivitasnya.
Dalam praktik pengobatan tradisional di Asia Tenggara, daun durian seringkali menjadi pilihan utama untuk mengatasi berbagai keluhan kesehatan. Sebagai contoh, di beberapa komunitas pedesaan di Malaysia dan Indonesia, rebusan daun durian digunakan secara oral untuk meredakan demam dan diare. Keberhasilan pengobatan ini, yang telah diwariskan secara turun-temurun, memberikan validasi empiris awal terhadap potensi terapeutik tumbuhan ini. Pendekatan holistik ini menunjukkan integrasi pengetahuan lokal dengan kebutuhan kesehatan masyarakat.
Implikasi dunia nyata dari sifat anti-inflamasi daun durian sangat signifikan, terutama dalam konteks manajemen nyeri kronis dan kondisi inflamasi seperti radang sendi. Apabila ekstrak daun durian dapat dikembangkan menjadi sediaan farmasi yang aman dan efektif, ini dapat menawarkan alternatif alami bagi pasien yang mencari solusi tanpa efek samping obat-obatan sintetis. Menurut Dr. Lim Choo Keat, seorang ahli etnobotani dari Universitas Malaya, "Potensi daun durian sebagai agen anti-inflamasi alami sangat menjanjikan, mengingat prevalensi kondisi inflamasi di masyarakat modern."
Kasus lain yang relevan adalah potensi daun durian dalam mendukung upaya antidiabetes. Dengan meningkatnya prevalensi diabetes di seluruh dunia, pencarian agen hipoglikemik alami menjadi krusial. Penelitian awal yang menunjukkan kemampuan ekstrak daun durian dalam menurunkan kadar glukosa darah pada model hewan membuka jalan bagi pengembangan suplemen atau fitofarmaka. Ini dapat melengkapi terapi konvensional dan membantu pasien mengelola kondisi mereka dengan lebih baik.
Aktivitas antimikroba daun durian juga memiliki dampak praktis yang besar, terutama dalam konteks resistensi antibiotik yang semakin meningkat. Penggunaan ekstrak daun durian sebagai agen antiseptik topikal untuk luka atau infeksi kulit minor dapat mengurangi ketergantungan pada antibiotik sintetis. Ini tidak hanya membantu melestarikan efektivitas antibiotik yang ada tetapi juga menyediakan solusi yang lebih mudah diakses di daerah terpencil. Potensi ini telah menarik perhatian para peneliti di bidang mikrobiologi farmasi.
Dalam industri kosmetik dan perawatan kulit, sifat antioksidan dan anti-inflamasi daun durian dapat dimanfaatkan untuk formulasi produk yang lebih alami dan ramah kulit. Misalnya, ekstrak daun durian dapat diintegrasikan ke dalam krim anti-aging atau produk perawatan kulit sensitif. Hal ini memenuhi permintaan konsumen akan bahan-bahan alami yang efektif dan minim efek samping. Menurut Profesor Nurul Huda, seorang ahli formulasi kosmetik, "Inovasi dalam penggunaan ekstrak tumbuhan seperti daun durian adalah kunci untuk masa depan industri kecantikan berkelanjutan."
Diskusi mengenai peran daun durian dalam manajemen kolesterol juga menarik perhatian. Mengingat penyakit kardiovaskular adalah penyebab kematian utama secara global, setiap agen alami yang dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL patut dipertimbangkan. Jika studi lebih lanjut pada manusia mengkonfirmasi efek hipokolesterolemik ini, daun durian dapat menjadi bagian dari strategi diet dan gaya hidup untuk pencegahan penyakit jantung. Ini menunjukkan pentingnya penelitian translasi dari laboratorium ke aplikasi klinis.
Aspek perlindungan hati (hepatoprotektif) juga merupakan area yang signifikan. Dalam masyarakat modern, hati sering terpapar berbagai toksin dari lingkungan dan pola makan. Potensi daun durian untuk melindungi hati dari kerusakan dapat menjadi nilai tambah yang substansial. Ini bisa berarti pengembangan suplemen yang mendukung kesehatan hati secara umum, terutama bagi individu dengan risiko paparan toksin yang tinggi. Namun, dosis dan keamanan jangka panjang perlu dievaluasi secara ketat.
Secara keseluruhan, diskusi kasus ini menyoroti bagaimana potensi ilmiah daun durian dapat diterjemahkan menjadi aplikasi nyata yang bermanfaat bagi kesehatan masyarakat. Dari pengobatan tradisional hingga potensi pengembangan produk farmasi dan kosmetik modern, daun durian menawarkan spektrum manfaat yang luas. Penting untuk terus melakukan penelitian yang cermat untuk memvalidasi klaim ini dan memastikan keamanan penggunaannya dalam berbagai konteks.
Tips Penggunaan dan Detail Penting
Memahami cara memanfaatkan daun durian secara optimal dan aman adalah krusial. Berikut adalah beberapa tips dan detail penting yang perlu diperhatikan saat mempertimbangkan penggunaan daun durian untuk tujuan kesehatan.
- Sumber dan Kualitas Daun:
Pastikan daun durian yang digunakan berasal dari sumber yang bersih, bebas pestisida, dan tidak terkontaminasi polutan. Daun yang segar dan sehat cenderung memiliki konsentrasi senyawa bioaktif yang lebih tinggi. Sebaiknya pilih daun yang masih hijau cerah dan tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan atau penyakit untuk memastikan potensi terapeutiknya maksimal.
- Metode Pengolahan:
Rebusan adalah metode tradisional yang paling umum digunakan untuk mengekstrak manfaat dari daun durian. Namun, metode ekstraksi lain seperti maserasi atau soxhletasi menggunakan pelarut tertentu (misalnya etanol) dapat menghasilkan konsentrasi senyawa aktif yang lebih tinggi. Untuk penggunaan di rumah, merebus beberapa lembar daun dalam air bersih hingga mendidih dan diminum airnya adalah praktik yang sederhana dan efektif.
- Dosis dan Frekuensi:
Tidak ada dosis standar yang ditetapkan secara ilmiah untuk penggunaan daun durian pada manusia. Penggunaan tradisional biasanya melibatkan jumlah daun yang relatif kecil (misalnya 5-10 lembar) yang direbus. Penting untuk memulai dengan dosis rendah dan memantau respons tubuh. Konsultasi dengan ahli herbal atau profesional kesehatan sangat dianjurkan sebelum memulai penggunaan rutin, terutama untuk kondisi kesehatan yang serius.
- Potensi Interaksi Obat:
Meskipun daun durian adalah bahan alami, ada kemungkinan interaksi dengan obat-obatan resep atau suplemen lain. Misalnya, jika daun durian memiliki efek penurun gula darah, pengguna obat antidiabetes harus berhati-hati untuk menghindari hipoglikemia. Selalu informasikan dokter tentang semua suplemen herbal yang sedang dikonsumsi untuk menghindari potensi efek samping yang tidak diinginkan.
- Efek Samping dan Kontraindikasi:
Secara umum, daun durian dianggap aman dalam dosis tradisional. Namun, beberapa individu mungkin mengalami reaksi alergi atau ketidaknyamanan pencernaan. Wanita hamil dan menyusui, serta individu dengan kondisi medis tertentu, harus menghindari penggunaan tanpa pengawasan medis. Perhatikan setiap perubahan yang tidak biasa pada tubuh setelah mengonsumsi daun durian.
Penelitian ilmiah mengenai manfaat daun durian telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir, meskipun sebagian besar masih berada pada tahap pra-klinis. Desain studi yang umum meliputi investigasi in vitro (uji di laboratorium menggunakan sel atau molekul) dan in vivo (uji pada hewan model). Sebagai contoh, sebuah studi yang diterbitkan dalam "Journal of Ethnopharmacology" pada tahun 2015 oleh kelompok peneliti dari Universitas Kebangsaan Malaysia, meneliti efek anti-inflamasi ekstrak metanol daun durian pada tikus yang diinduksi edema kaki. Penelitian tersebut melibatkan sampel tikus Wistar yang dibagi menjadi kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dengan dosis ekstrak yang berbeda, menunjukkan penurunan signifikan pada pembengkakan kaki, mengindikasikan sifat anti-inflamasi yang kuat.
Metodologi yang digunakan dalam studi ini seringkali melibatkan analisis fitokimia untuk mengidentifikasi senyawa aktif seperti flavonoid, saponin, tanin, dan triterpenoid, diikuti dengan pengujian aktivitas biologis. Misalnya, untuk menguji aktivitas antioksidan, sering digunakan metode DPPH scavenging assay atau FRAP assay, yang mengukur kemampuan ekstrak untuk menetralkan radikal bebas. Sebuah laporan dalam "Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine" pada tahun 2017 oleh peneliti dari Indonesia menyoroti tingginya kapasitas antioksidan ekstrak daun durian, mengaitkannya dengan kandungan polifenol yang melimpah.
Meskipun banyak penelitian menunjukkan hasil positif, terdapat pula pandangan yang menyoroti keterbatasan bukti ilmiah yang ada. Salah satu argumen utama adalah kurangnya uji klinis pada manusia yang berskala besar dan terstandardisasi. Sebagian besar bukti berasal dari studi in vitro atau in vivo pada hewan, yang hasilnya mungkin tidak sepenuhnya dapat digeneralisasikan pada manusia. Misalnya, dosis yang efektif pada hewan mungkin berbeda secara signifikan pada manusia, dan potensi efek samping jangka panjang pada manusia belum sepenuhnya dievaluasi. Beberapa kritikus juga menekankan perlunya standarisasi ekstrak untuk memastikan konsistensi dan efikasi.
Selain itu, terdapat perdebatan mengenai mekanisme kerja yang tepat dari beberapa manfaat yang diklaim. Meskipun senyawa tertentu telah diidentifikasi, interaksi kompleks antara berbagai komponen dalam ekstrak daun durian masih belum sepenuhnya dipahami. Perluasan penelitian yang melibatkan fraksinasi ekstrak dan identifikasi senyawa tunggal yang bertanggung jawab atas aktivitas biologis tertentu akan sangat membantu. Diskusi ilmiah ini penting untuk mendorong penelitian yang lebih rigoris dan transformatif, memastikan bahwa klaim manfaat didukung oleh bukti yang kuat dan dapat direplikasi.
Rekomendasi
Berdasarkan analisis ilmiah dan penggunaan tradisional, berikut adalah beberapa rekomendasi yang dapat dipertimbangkan terkait pemanfaatan daun durian:
- Eksplorasi Ilmiah Lanjutan:
Prioritaskan penelitian klinis pada manusia untuk memvalidasi efektivitas dan keamanan jangka panjang dari ekstrak daun durian. Studi ini harus dirancang dengan metodologi yang ketat, melibatkan sampel yang representatif, dan membandingkan efeknya dengan plasebo atau terapi standar. Fokus pada dosis yang optimal dan potensi interaksi dengan obat-obatan lain sangat penting untuk pengembangan aplikasi medis yang aman.
- Standardisasi Ekstrak:
Kembangkan protokol standardisasi untuk ekstrak daun durian guna memastikan konsistensi dalam komposisi senyawa aktif dan potensi terapeutiknya. Standardisasi ini akan memungkinkan replikasi hasil penelitian dan memfasilitasi pengembangan produk herbal yang berkualitas tinggi dan dapat diandalkan. Penentuan biomarker spesifik dalam ekstrak juga akan membantu dalam kontrol kualitas.
- Pengembangan Produk Fitofarmaka:
Dorong investasi dalam penelitian dan pengembangan produk fitofarmaka berbasis daun durian, khususnya untuk indikasi yang telah menunjukkan potensi kuat seperti anti-inflamasi, antidiabetes, dan antimikroba. Proses ini harus melibatkan uji pra-klinis dan klinis yang komprehensif, sesuai dengan regulasi farmasi yang berlaku. Kerjasama antara lembaga penelitian, industri, dan pemerintah sangat dibutuhkan untuk mempercepat proses ini.
- Edukasi Publik yang Bertanggung Jawab:
Sediakan informasi yang akurat dan berbasis bukti kepada masyarakat mengenai manfaat dan batasan penggunaan daun durian. Edukasi ini harus menekankan pentingnya konsultasi dengan profesional kesehatan sebelum mengonsumsi suplemen herbal, terutama bagi individu dengan kondisi medis yang sudah ada atau sedang mengonsumsi obat-obatan. Hindari klaim yang berlebihan atau tidak terbukti secara ilmiah.
- Konservasi dan Budidaya Berkelanjutan:
Mengingat potensi nilai ekonomis dan medis dari daun durian, penting untuk mempromosikan praktik konservasi dan budidaya pohon durian secara berkelanjutan. Ini akan memastikan ketersediaan sumber daya untuk penelitian dan pengembangan di masa depan, sekaligus melindungi keanekaragaman hayati. Pendekatan ini mendukung pemanfaatan sumber daya alam secara etis dan bertanggung jawab.
Secara keseluruhan, daun durian (Durio zibethinus) memegang potensi terapeutik yang signifikan, didukung oleh bukti penggunaan tradisional yang kaya dan sejumlah penelitian pra-klinis modern. Berbagai senyawa bioaktif yang terkandung di dalamnya, seperti flavonoid, polifenol, dan triterpenoid, berkontribusi pada sifat anti-inflamasi, antioksidan, antimikroba, dan antidiabetes yang telah diidentifikasi. Potensi ini membuka jalan bagi pengembangan aplikasi farmasi, kosmetik, dan suplemen kesehatan yang inovatif.
Meskipun demikian, penting untuk diakui bahwa sebagian besar bukti ilmiah masih terbatas pada studi in vitro dan in vivo pada hewan. Oleh karena itu, arah penelitian di masa depan harus difokuskan pada uji klinis yang rigoris pada manusia untuk memvalidasi efektivitas, menentukan dosis yang aman dan efektif, serta mengidentifikasi potensi efek samping atau interaksi obat. Selain itu, eksplorasi lebih lanjut terhadap mekanisme kerja spesifik dari senyawa aktif dan pengembangan metode standardisasi ekstrak akan sangat krusial untuk memaksimalkan potensi penuh dari daun durian sebagai agen terapeutik yang sah dan aman.