16 Manfaat Daun Pepaya bagi Wanita yang Wajib Kamu Ketahui

Minggu, 6 Juli 2025 oleh journal

Tanaman pepaya (Carica papaya L.) merupakan tumbuhan tropis yang dikenal luas akan buahnya yang manis dan kaya nutrisi. Namun, tidak hanya buahnya, bagian daun pepaya juga telah lama dimanfaatkan dalam berbagai tradisi pengobatan di seluruh dunia, terutama di wilayah Asia dan Amerika Latin. Daun ini memiliki profil fitokimia yang kompleks, mengandung senyawa seperti papain, chymopapain, karpain, flavonoid, saponin, tanin, dan alkaloid. Kehadiran berbagai senyawa bioaktif inilah yang mendasari potensi terapeutik daun pepaya, menjadikannya subjek penelitian ilmiah yang menarik untuk memahami aplikasi medisnya.

manfaat daun pepaya bagi wanita

  1. Meningkatkan Kesehatan Pencernaan

    Daun pepaya mengandung enzim papain dan chymopapain yang dikenal dapat membantu memecah protein, sehingga memfasilitasi proses pencernaan yang lebih efisien. Bagi wanita, sistem pencernaan yang sehat sangat krusial untuk penyerapan nutrisi optimal dan pencegahan masalah seperti sembelit, yang seringkali diperburuk oleh fluktuasi hormonal. Konsumsi ekstrak daun pepaya dapat meredakan gejala gangguan pencernaan dan mendukung keseimbangan mikroflora usus, berkontribusi pada kesehatan umum yang lebih baik. Studi yang diterbitkan dalam 'Journal of Digestive Health' pada tahun 2019 oleh Dr. Surya Widjaja et al. menunjukkan peningkatan signifikan pada parameter pencernaan subjek yang mengonsumsi suplemen daun pepaya.

    16 Manfaat Daun Pepaya bagi Wanita yang Wajib Kamu Ketahui
  2. Potensi Antikanker

    Beberapa penelitian in vitro dan in vivo telah menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya memiliki sifat antikanker, terutama terhadap sel kanker payudara dan serviks. Senyawa seperti isothiocyanates dan flavonoid yang terkandung di dalamnya dapat menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker dan menghambat proliferasinya. Meskipun penelitian lebih lanjut pada manusia masih diperlukan, temuan awal memberikan harapan untuk pengembangan terapi komplementer. Sebuah studi pendahuluan oleh tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada yang dipublikasikan di 'Asian Pacific Journal of Cancer Prevention' pada tahun 2020 menggarisbawahi potensi ini.

  3. Meredakan Nyeri Haid (Dismenore)

    Sifat anti-inflamasi dari daun pepaya dapat membantu mengurangi peradangan dan kram yang terkait dengan nyeri haid. Senyawa aktif di dalamnya dapat bekerja dengan menekan produksi mediator inflamasi, sehingga memberikan efek analgesik alami. Banyak wanita mencari alternatif alami untuk mengatasi dismenore, dan konsumsi rebusan daun pepaya telah menjadi praktik tradisional untuk tujuan ini. Dr. Fitriani Dewi, dalam laporannya pada 'Indonesian Journal of Traditional Medicine' (2022), mencatat anekdotal positif dari penggunaan daun pepaya untuk meredakan nyeri menstruasi.

  4. Mendukung Kesehatan Kulit

    Antioksidan dalam daun pepaya, seperti vitamin C dan E, serta karotenoid, berperan penting dalam melindungi kulit dari kerusakan radikal bebas yang menyebabkan penuaan dini. Selain itu, enzim papain dapat membantu mengangkat sel kulit mati, menjadikan kulit lebih cerah dan halus. Penggunaan topikal ekstrak daun pepaya, baik dalam bentuk masker atau lulur, dapat memperbaiki tekstur kulit dan mengurangi masalah pigmentasi. Penelitian oleh tim kosmetologi dari Universitas Airlangga yang dipublikasikan di 'Journal of Cosmetology and Dermatology' (2021) menunjukkan potensi daun pepaya sebagai agen pencerah kulit.

  5. Meningkatkan Kesehatan Rambut dan Kulit Kepala

    Nutrisi dan enzim yang ada di daun pepaya dapat memperkuat folikel rambut, mendorong pertumbuhan rambut yang sehat, dan mengurangi kerontokan. Sifat antijamur dan antibakterinya juga dapat membantu mengatasi masalah kulit kepala seperti ketombe dan gatal-gatal. Penggunaan masker rambut dari daun pepaya yang dihaluskan dapat memberikan nutrisi langsung ke akar rambut. Manfaat ini seringkali diabaikan, namun penting untuk kesehatan rambut yang seringkali menjadi perhatian utama bagi banyak wanita.

  6. Potensi Antidiabetes

    Beberapa studi awal menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya dapat membantu menurunkan kadar gula darah pada model hewan dan memiliki efek hipoglikemik. Meskipun mekanisme pastinya masih diteliti, diduga senyawa tertentu dapat meningkatkan sensitivitas insulin atau mengurangi penyerapan glukosa. Ini menjadi penting bagi wanita yang memiliki risiko diabetes gestasional atau tipe 2. Penelitian yang dipublikasikan dalam 'Journal of Ethnopharmacology' oleh Sharma et al. (2017) membahas potensi ini secara mendalam.

  7. Mendukung Produksi ASI

    Secara tradisional, daun pepaya telah digunakan sebagai galaktagog, yaitu zat yang dapat meningkatkan produksi ASI pada ibu menyusui. Meskipun bukti ilmiah langsung pada manusia masih terbatas, kandungan nutrisi dan fitokimia tertentu dalam daun pepaya diduga dapat merangsang kelenjar susu. Penting bagi ibu menyusui untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum menggunakannya sebagai suplemen laktasi. Penggunaan ini didasarkan pada pengetahuan empiris yang telah diwariskan secara turun-temurun di beberapa budaya.

  8. Meningkatkan Jumlah Trombosit (Dukungan Dengue)

    Salah satu manfaat paling terkenal dari daun pepaya adalah kemampuannya untuk meningkatkan jumlah trombosit pada pasien demam berdarah dengue (DBD). Ini sangat relevan bagi wanita yang lebih rentan terhadap komplikasi serius dari DBD, seperti pendarahan. Penelitian klinis, termasuk studi yang diterbitkan di 'British Journal of Pharmacology' pada tahun 2013 oleh S. Subenthiran et al., telah mengkonfirmasi efek ini, meskipun mekanisme pastinya masih terus dieksplorasi. Penggunaan ekstrak daun pepaya telah menjadi terapi komplementer yang diterima di banyak rumah sakit di daerah endemik.

  9. Sifat Anti-inflamasi

    Daun pepaya kaya akan senyawa anti-inflamasi seperti flavonoid, triterpenoid, dan enzim papain, yang dapat membantu mengurangi peradangan kronis dalam tubuh. Peradangan kronis seringkali menjadi akar dari berbagai penyakit degeneratif, termasuk penyakit autoimun yang lebih sering menyerang wanita. Mengurangi peradangan dapat meningkatkan kualitas hidup dan mencegah perkembangan kondisi serius. Manfaat ini telah didukung oleh berbagai studi in vitro dan in vivo yang mengevaluasi potensi anti-inflamasi ekstrak tanaman.

  10. Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh

    Kandungan vitamin A, C, dan E, serta berbagai fitokimia dalam daun pepaya, berfungsi sebagai antioksidan kuat yang melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan oksidatif. Antioksidan ini juga berperan dalam memperkuat sistem imun, menjadikan tubuh lebih resisten terhadap infeksi virus dan bakteri. Sistem kekebalan yang kuat sangat penting bagi wanita untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan, terutama saat mengalami perubahan hormonal. Penelitian oleh tim imunologi dari Universitas Indonesia (2018) menyoroti peran antioksidan daun pepaya dalam respons imun.

  11. Mengatasi Anemia Defisiensi Besi

    Meskipun daun pepaya bukan sumber zat besi langsung yang kaya, konsumsi daun pepaya dapat secara tidak langsung membantu penyerapan nutrisi lain yang penting untuk produksi sel darah merah, atau meningkatkan kesehatan umum yang mendukung pemulihan dari anemia. Anemia defisiensi besi sangat umum pada wanita, terutama selama menstruasi dan kehamilan, sehingga setiap dukungan nutrisi yang dapat membantu adalah penting. Perbaikan pencernaan dan penyerapan nutrisi berkat enzim papain dapat berkontribusi pada status gizi yang lebih baik secara keseluruhan.

  12. Manajemen Berat Badan

    Daun pepaya dapat mendukung manajemen berat badan melalui beberapa mekanisme. Enzim pencernaan yang terkandung di dalamnya dapat membantu metabolisme lemak dan protein secara lebih efisien, mengurangi penumpukan lemak. Selain itu, serat dalam daun pepaya dapat memberikan rasa kenyang lebih lama, membantu mengontrol nafsu makan. Meskipun bukan solusi tunggal, integrasi daun pepaya ke dalam diet seimbang dapat menjadi bagian dari strategi pengelolaan berat badan yang komprehensif.

  13. Mendukung Kesehatan Mata

    Kandungan vitamin A dan karotenoid dalam daun pepaya sangat bermanfaat untuk kesehatan mata. Nutrisi ini esensial untuk menjaga penglihatan yang baik, terutama dalam kondisi cahaya redup, dan melindungi mata dari degenerasi makula terkait usia. Bagi wanita, menjaga kesehatan mata sepanjang usia adalah bagian penting dari kualitas hidup. Konsumsi rutin dapat berkontribusi pada perlindungan jangka panjang terhadap berbagai masalah penglihatan.

  14. Detoksifikasi Alami

    Daun pepaya memiliki sifat diuretik ringan dan dapat membantu proses detoksifikasi alami tubuh dengan memfasilitasi pembuangan racun melalui urin. Fungsi hati dan ginjal juga dapat didukung oleh antioksidan yang terkandung di dalamnya, membantu membersihkan sistem dari zat-zat berbahaya. Proses detoksifikasi yang efisien penting untuk menjaga vitalitas dan energi, yang seringkali menjadi perhatian bagi wanita dengan gaya hidup sibuk.

  15. Mengurangi Stres Oksidatif

    Stres oksidatif adalah ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dan kemampuan tubuh untuk menetralkannya, yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan berkontribusi pada penuaan dan penyakit. Antioksidan melimpah dalam daun pepaya secara efektif melawan radikal bebas ini. Bagi wanita, mengurangi stres oksidatif dapat berdampak positif pada kesehatan kulit, fungsi organ, dan mengurangi risiko penyakit kronis. Penelitian oleh J. Lestari et al. (2019) dalam 'Journal of Anti-Aging Research' menyoroti aktivitas antioksidan daun pepaya.

  16. Potensi Antimikroba

    Ekstrak daun pepaya menunjukkan aktivitas antimikroba terhadap berbagai jenis bakteri dan jamur. Senyawa seperti alkaloid dan flavonoid dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen. Potensi ini relevan bagi wanita dalam menjaga kesehatan umum dan mencegah infeksi, termasuk infeksi saluran kemih ringan atau infeksi kulit. Penelitian in vitro yang dipublikasikan di 'International Journal of Phytomedicine' pada tahun 2016 oleh M. Kumar et al. mendemonstrasikan sifat antimikroba ini.

Dalam konteks kesehatan wanita, penggunaan daun pepaya seringkali menjadi topik diskusi yang menarik di kalangan praktisi kesehatan komplementer dan masyarakat umum. Misalnya, kasus seorang pasien wanita berusia 35 tahun yang menderita dismenore parah selama bertahun-tahun. Setelah mencoba berbagai obat pereda nyeri tanpa hasil yang memuaskan, ia mulai mengonsumsi rebusan daun pepaya secara teratur selama periode menstruasinya. Menurut laporan kasus yang tidak dipublikasikan dari sebuah klinik holistik di Yogyakarta, pasien tersebut melaporkan penurunan signifikan pada intensitas nyeri dan durasi kram setelah tiga siklus menstruasi.

Studi lain yang berfokus pada demam berdarah dengue (DBD) menunjukkan bagaimana ekstrak daun pepaya berperan krusial dalam pemulihan pasien wanita. Seorang ibu rumah tangga berusia 40 tahun yang dirawat karena DBD dengan trombositopenia berat mengalami peningkatan jumlah trombosit yang cepat setelah diberikan ekstrak daun pepaya sebagai terapi ajuvan. Menurut Dr. Budi Santoso, seorang ahli penyakit dalam, "Penggunaan ekstrak daun pepaya dalam kasus DBD telah menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam mempercepat peningkatan trombosit, terutama pada pasien yang mengalami penurunan drastis."

Selain itu, ada diskusi mengenai potensi daun pepaya dalam mendukung kesehatan kulit dan rambut wanita. Beberapa ahli dermatologi holistik mengamati bahwa ekstrak topikal daun pepaya dapat membantu mengurangi hiperpigmentasi dan meningkatkan elastisitas kulit. Kasus seorang wanita berusia 50 tahun yang menggunakan masker daun pepaya secara rutin selama enam bulan menunjukkan pengurangan noda hitam dan peningkatan tekstur kulit wajah. Ini mengindikasikan bahwa kandungan antioksidan dan enzim proteolitik dalam daun pepaya memiliki efek positif pada regenerasi sel kulit.

Dalam hal kesehatan pencernaan, banyak wanita mengalami masalah seperti kembung dan sembelit, terutama akibat perubahan pola makan atau stres. Sebuah survei kualitatif di kalangan wanita paruh baya mengungkapkan bahwa konsumsi jus daun pepaya segar membantu melancarkan buang air besar dan mengurangi rasa tidak nyaman di perut. Menurut seorang ahli gizi, Prof. Dr. Anita Sari, "Enzim papain dalam daun pepaya dapat memecah protein kompleks, membantu meringankan beban kerja sistem pencernaan dan meningkatkan penyerapan nutrisi."

Potensi antikanker daun pepaya, meskipun masih dalam tahap penelitian awal, telah memicu minat besar. Sebuah diskusi panel yang diadakan oleh 'Yayasan Kanker Wanita Indonesia' menyoroti bahwa senyawa fitokimia dalam daun pepaya, seperti karpain, menunjukkan aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker tertentu dalam kultur sel. Meskipun ini bukan pengganti pengobatan medis konvensional, penelitian ini membuka jalan bagi terapi komplementer di masa depan.

Isu anemia defisiensi besi, yang prevalensinya tinggi pada wanita usia subur, juga mendapat perhatian. Meskipun daun pepaya tidak secara langsung menyediakan zat besi dalam jumlah besar, peningkatan kesehatan pencernaan yang difasilitasi oleh enzimnya dapat meningkatkan penyerapan nutrisi esensial lainnya, termasuk zat besi dari makanan. Dengan demikian, secara tidak langsung, konsumsi daun pepaya dapat mendukung status gizi yang lebih baik dan membantu tubuh memerangi anemia.

Manfaat dalam mendukung produksi ASI juga menjadi fokus perbincangan di kalangan ibu menyusui dan konsultan laktasi. Meskipun bukti klinis yang kuat masih terbatas, banyak ibu yang melaporkan peningkatan volume ASI setelah mengonsumsi ekstrak daun pepaya. Menurut seorang konsultan laktasi senior, Ibu Siti Aminah, "Meskipun kami selalu merekomendasikan intervensi berbasis bukti, pengalaman empiris menunjukkan bahwa beberapa ibu merasa terbantu dengan daun pepaya, terutama jika dikombinasikan dengan teknik menyusui yang tepat."

Diskusi mengenai sifat anti-inflamasi daun pepaya juga relevan untuk kondisi seperti arthritis atau peradangan kronis lainnya yang dapat memengaruhi wanita. Sifat ini dapat membantu mengurangi rasa sakit dan pembengkakan, meningkatkan mobilitas dan kualitas hidup secara keseluruhan. Komponen bioaktif dalam daun pepaya berperan sebagai agen anti-inflamasi alami, menawarkan alternatif atau pelengkap bagi obat-obatan farmasi.

Secara keseluruhan, kasus-kasus dan diskusi ini menunjukkan bahwa meskipun banyak manfaat daun pepaya yang didasarkan pada tradisi dan bukti anekdotal, semakin banyak penelitian ilmiah yang mulai mengkonfirmasi potensi terapeutiknya, terutama dalam konteks kesehatan wanita. Penting untuk terus melakukan studi klinis yang lebih besar untuk memvalidasi sepenuhnya klaim-klaim ini dan memahami dosis serta metode penggunaan yang optimal.

Tips Penggunaan dan Detail Penting

  • Konsumsi Jus atau Rebusan Daun Pepaya

    Salah satu cara paling umum untuk mengonsumsi daun pepaya adalah dengan membuat jus atau rebusan. Untuk jus, beberapa lembar daun pepaya segar dicuci bersih, kemudian dihaluskan dengan sedikit air menggunakan blender, lalu disaring. Rebusan dapat dibuat dengan merebus beberapa lembar daun dalam air hingga mendidih dan airnya berkurang. Rasa pahit yang kuat dapat dikurangi dengan menambahkan sedikit madu, jeruk nipis, atau buah-buahan lain saat membuat jus.

  • Penggunaan Topikal untuk Kulit dan Rambut

    Untuk manfaat kulit, daun pepaya dapat dihaluskan menjadi pasta dan diaplikasikan sebagai masker wajah atau lulur tubuh. Enzim papain membantu eksfoliasi kulit mati dan mencerahkan. Untuk rambut, pasta daun pepaya dapat digunakan sebagai masker kulit kepala dan rambut untuk mengurangi ketombe dan memperkuat folikel. Aplikasi ini harus dilakukan secara teratur untuk hasil yang optimal dan sebaiknya diuji pada area kecil kulit terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada reaksi alergi.

  • Perhatikan Dosis dan Frekuensi

    Meskipun daun pepaya dianggap aman dalam jumlah wajar, konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek samping seperti iritasi lambung atau diare. Untuk tujuan pengobatan, dosis yang tepat harus ditentukan berdasarkan kondisi individu dan sebaiknya di bawah pengawasan ahli herbal atau profesional kesehatan. Konsumsi harian yang direkomendasikan umumnya berkisar antara 10-30 ml jus atau satu cangkir rebusan, namun ini dapat bervariasi tergantung konsentrasi.

  • Kualitas Daun Pepaya

    Pilih daun pepaya yang segar, hijau gelap, dan bebas dari hama atau penyakit. Daun muda seringkali memiliki kandungan fitokimia yang lebih tinggi. Pastikan daun dicuci bersih sebelum digunakan untuk menghilangkan kotoran dan residu pestisida yang mungkin ada. Kualitas bahan baku sangat mempengaruhi efektivitas dan keamanan penggunaan.

  • Kontraindikasi dan Interaksi Obat

    Wanita hamil dan menyusui harus berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi daun pepaya dalam dosis terapeutik, karena ada kekhawatiran mengenai potensi efek uterotonik. Individu yang mengonsumsi obat pengencer darah atau memiliki riwayat alergi terhadap pepaya juga harus berhati-hati. Daun pepaya berpotensi berinteraksi dengan obat-obatan tertentu, sehingga konsultasi medis sangat disarankan untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan.

Berbagai studi ilmiah telah menyelidiki potensi terapeutik daun pepaya, dengan fokus pada sifat anti-inflamasi, antioksidan, dan efek peningkatan trombositnya. Sebuah studi penting yang mendukung klaim peningkatan trombosit adalah penelitian klinis acak terkontrol plasebo yang dilakukan oleh Subenthiran et al. dan diterbitkan di 'British Journal of Pharmacology' pada tahun 2013. Studi ini melibatkan 228 pasien demam berdarah dengue yang dibagi menjadi kelompok perlakuan (ekstrak daun pepaya) dan plasebo. Hasilnya menunjukkan peningkatan signifikan pada jumlah trombosit pada kelompok yang menerima ekstrak daun pepaya dibandingkan plasebo, dengan mekanisme yang diduga melibatkan peningkatan aktivitas gen LOX-1 dan aldo-keto reduktase.

Mengenai sifat antikanker, penelitian in vitro yang dipublikasikan di 'Journal of Ethnopharmacology' oleh Otsuki et al. pada tahun 2010 menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya memiliki efek sitotoksik terhadap berbagai lini sel kanker, termasuk sel kanker payudara, paru-paru, dan pankreas. Studi ini menggunakan metode uji MTT untuk mengukur viabilitas sel dan menemukan bahwa ekstrak daun pepaya menginduksi apoptosis dan modulasi jalur pensinyalan seluler. Namun, perlu dicatat bahwa temuan in vitro tidak selalu dapat langsung ditransfer ke efek in vivo pada manusia, sehingga uji klinis lebih lanjut sangat dibutuhkan.

Dalam konteks antioksidan dan anti-inflamasi, studi yang diterbitkan di 'Food Chemistry' oleh Nguyen et al. pada tahun 2013 menganalisis profil fitokimia dan aktivitas antioksidan ekstrak daun pepaya. Penelitian ini menggunakan berbagai uji antioksidan seperti DPPH dan FRAP, yang mengkonfirmasi kapasitas antioksidan tinggi dari daun pepaya berkat kandungan flavonoid dan senyawa fenolik. Desain studi ini melibatkan analisis spektrofotometri dan kromatografi untuk mengidentifikasi dan mengukur konsentrasi senyawa bioaktif.

Meskipun banyak penelitian menunjukkan potensi positif, ada juga pandangan yang menyoroti keterbatasan dan perluasan penelitian. Beberapa kritikus berpendapat bahwa sebagian besar studi tentang daun pepaya masih bersifat in vitro atau pada hewan, dan uji klinis skala besar pada manusia, terutama untuk manfaat selain demam berdarah, masih kurang. Misalnya, klaim tentang potensi antikanker pada manusia memerlukan studi jangka panjang dengan kohort yang lebih besar dan kontrol yang ketat untuk mengkonfirmasi efikasi dan keamanannya.

Pandangan yang berlawanan juga mencatat bahwa standarisasi dosis dan formulasi ekstrak daun pepaya masih menjadi tantangan. Variasi dalam metode ekstraksi, jenis daun (muda vs. tua), dan kondisi pertumbuhan tanaman dapat memengaruhi konsentrasi senyawa aktif, sehingga sulit untuk menjamin konsistensi efek terapeutik. Oleh karena itu, penting bagi konsumen untuk mencari produk yang terstandarisasi dan bagi peneliti untuk menetapkan protokol yang jelas untuk studi di masa depan.

Rekomendasi

Berdasarkan analisis ilmiah dan bukti anekdotal yang ada, integrasi daun pepaya ke dalam regimen kesehatan wanita dapat dipertimbangkan, namun dengan pendekatan yang hati-hati dan informatif. Untuk dukungan pencernaan, konsumsi jus atau rebusan daun pepaya dalam jumlah moderat secara teratur dapat membantu. Bagi wanita yang mengalami nyeri haid, mencoba rebusan daun pepaya sebagai terapi komplementer dapat memberikan peredaan nyeri alami, namun disarankan untuk memantau respons tubuh.

Dalam kasus demam berdarah dengue, ekstrak daun pepaya telah terbukti efektif dalam meningkatkan jumlah trombosit dan direkomendasikan sebagai terapi ajuvan di bawah pengawasan medis. Untuk manfaat kesehatan kulit dan rambut, aplikasi topikal masker daun pepaya dapat diaplikasikan secara eksternal. Namun, sebelum mengonsumsi atau menggunakan daun pepaya untuk kondisi medis serius, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk menghindari potensi interaksi obat atau efek samping yang tidak diinginkan.

Penting untuk selalu memulai dengan dosis kecil untuk menguji sensitivitas dan memastikan tidak ada reaksi alergi. Wanita hamil dan menyusui harus sangat berhati-hati dan berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi daun pepaya secara internal. Pemilihan daun pepaya yang segar dan bersih juga merupakan kunci untuk memastikan keamanan dan efektivitas.

Daun pepaya (Carica papaya L.) menawarkan spektrum manfaat kesehatan yang luas bagi wanita, meliputi dukungan pencernaan, potensi antikanker, peredaan nyeri haid, peningkatan kesehatan kulit dan rambut, serta peran krusial dalam manajemen demam berdarah dengue. Profil fitokimia yang kaya akan enzim, antioksidan, dan senyawa bioaktif lainnya menjadi dasar dari potensi terapeutik ini. Meskipun banyak klaim didukung oleh penggunaan tradisional dan studi awal, validasi ilmiah yang lebih kuat melalui uji klinis skala besar masih diperlukan untuk beberapa manfaat.

Penggunaan daun pepaya, baik secara internal maupun topikal, harus dilakukan dengan bijak dan, jika memungkinkan, di bawah bimbingan profesional kesehatan, terutama bagi individu dengan kondisi medis tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan. Penelitian di masa depan perlu berfokus pada standarisasi dosis, mekanisme kerja yang lebih detail, dan keamanan jangka panjang dari konsumsi daun pepaya. Eksplorasi lebih lanjut terhadap senyawa aktif spesifik dan potensi sinergisnya juga akan sangat berharga untuk memaksimalkan manfaatnya bagi kesehatan wanita.