Intip 12 Manfaat Daun Seruni yang Wajib Kamu Ketahui

Senin, 14 Juli 2025 oleh journal

Bunga seruni, atau Chrysanthemum morifolium, adalah tanaman hias yang dikenal luas di seluruh dunia, tidak hanya karena keindahan bunganya tetapi juga karena nilai pengobatan tradisionalnya. Bagian dari tanaman ini, terutama daunnya, telah lama digunakan dalam praktik pengobatan herbal di berbagai budaya, khususnya di Asia. Pemanfaatan daun ini didasarkan pada kandungan fitokimia yang kaya, yang meliputi flavonoid, terpenoid, dan senyawa fenolik lainnya. Senyawa-senyawa bioaktif ini diyakini berkontribusi pada berbagai properti farmakologis yang menjanjikan, menjadikannya subjek penelitian ilmiah yang menarik. Studi-studi kontemporer mulai mengungkap dasar ilmiah di balik klaim tradisional mengenai khasiat kesehatan daun ini.

manfaat daun seruni

  1. Potensi Anti-inflamasi Daun seruni diketahui mengandung senyawa-senyawa seperti flavonoid dan seskuiterpen yang menunjukkan aktivitas anti-inflamasi signifikan. Senyawa ini bekerja dengan menghambat jalur pensinyalan pro-inflamasi dan mengurangi produksi mediator inflamasi seperti prostaglandin dan sitokin. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Ethnopharmacology pada tahun 2018 oleh tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada menunjukkan bahwa ekstrak daun seruni efektif dalam mengurangi edema pada model hewan. Penemuan ini mendukung penggunaan tradisional daun seruni untuk meredakan kondisi peradangan.
  2. Aktivitas Antioksidan Tinggi Kandungan senyawa fenolik dan flavonoid yang melimpah dalam daun seruni menjadikannya agen antioksidan yang kuat. Antioksidan ini berperan penting dalam menetralkan radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan berkontribusi pada berbagai penyakit kronis. Penelitian yang dipublikasikan dalam Food Chemistry pada tahun 2017 oleh Kim dan rekan-rekannya menyoroti kapasitas penangkapan radikal bebas yang superior dari ekstrak daun seruni. Konsumsi daun seruni dapat membantu melindungi tubuh dari stres oksidatif.
  3. Sifat Antimikroba Beberapa studi telah mengindikasikan bahwa ekstrak daun seruni memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan berbagai mikroorganisme patogen. Senyawa seperti terpenoid dan polifenol diyakini bertanggung jawab atas efek antibakteri dan antijamur ini. Dalam publikasi di Applied Microbiology and Biotechnology pada tahun 2019, dilaporkan bahwa ekstrak daun seruni efektif melawan bakteri Gram-positif dan Gram-negatif tertentu. Ini menunjukkan potensi daun seruni sebagai agen antimikroba alami.
  4. Efek Hipotensi (Penurun Tekanan Darah) Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa daun seruni mungkin memiliki efek hipotensi ringan, yang dapat membantu dalam pengelolaan tekanan darah tinggi. Mekanisme yang diusulkan melibatkan relaksasi pembuluh darah dan penghambatan enzim pengubah angiotensin (ACE). Meskipun lebih banyak penelitian klinis diperlukan, temuan dalam Phytomedicine tahun 2020 oleh Li et al. memberikan indikasi bahwa ekstrak daun seruni dapat berkontribusi pada penurunan tekanan darah. Ini menawarkan harapan untuk pengembangan agen antihipertensi alami.
  5. Potensi Hepatoprotektif Daun seruni telah diteliti karena kemampuannya untuk melindungi hati dari kerusakan yang disebabkan oleh toksin atau penyakit. Sifat antioksidan dan anti-inflamasinya berperan dalam mengurangi stres oksidatif dan peradangan di sel-sel hati. Sebuah penelitian pada hewan yang diterbitkan di Journal of Agricultural and Food Chemistry pada tahun 2021 menemukan bahwa suplemen ekstrak daun seruni mengurangi kerusakan hati yang diinduksi karbon tetraklorida. Ini menunjukkan potensi daun seruni sebagai agen pelindung hati.
  6. Efek Neuroprotektif Senyawa bioaktif dalam daun seruni juga menunjukkan potensi dalam melindungi sel-sel saraf dari kerusakan dan degenerasi. Ini penting dalam konteks penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson. Flavonoid tertentu dalam daun seruni dapat menembus sawar darah otak dan memberikan efek antioksidan serta anti-inflamasi di sistem saraf pusat. Menurut sebuah ulasan di Current Neuropharmacology pada tahun 2022, beberapa senyawa dari Chrysanthemum morifolium menunjukkan aktivitas neuroprotektif yang menjanjikan dalam model in vitro dan in vivo.
  7. Potensi Antikanker Meskipun masih dalam tahap awal, beberapa studi in vitro dan in vivo menunjukkan bahwa ekstrak daun seruni dapat memiliki sifat antikanker. Mekanisme yang diusulkan meliputi induksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker dan penghambatan proliferasi sel kanker. Penelitian yang diterbitkan dalam Oncology Reports pada tahun 2019 oleh Wang dan rekan-rekan menunjukkan bahwa ekstrak daun seruni dapat menghambat pertumbuhan sel kanker kolorektal. Namun, penelitian lebih lanjut, terutama uji klinis pada manusia, sangat diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini.
  8. Membantu Kesehatan Pencernaan Dalam pengobatan tradisional, daun seruni kadang digunakan untuk meredakan gangguan pencernaan ringan. Kandungan serat dan senyawa tertentu dapat membantu meningkatkan motilitas usus dan mengurangi peradangan di saluran pencernaan. Meskipun bukti ilmiah langsung masih terbatas, sifat anti-inflamasi dan antioksidannya dapat secara tidak langsung mendukung kesehatan saluran cerna. Konsumsi dalam bentuk teh atau masakan dapat memberikan efek menenangkan pada sistem pencernaan.
  9. Meredakan Demam Secara historis, teh dari daun seruni telah digunakan sebagai diuretik dan untuk membantu menurunkan demam. Properti diaforetiknya (mendorong keringat) dapat membantu tubuh mengeluarkan panas. Meskipun mekanisme spesifiknya belum sepenuhnya dipahami secara ilmiah modern, penggunaan tradisionalnya menunjukkan potensi dalam membantu proses pemulihan dari kondisi demam. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memvalidasi efek antipiretik ini secara ilmiah.
  10. Mendukung Kesehatan Kulit Kandungan antioksidan dan anti-inflamasi dalam daun seruni juga dapat memberikan manfaat bagi kesehatan kulit. Ekstraknya dapat membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas dan mengurangi peradangan yang menyebabkan masalah kulit seperti jerawat atau kemerahan. Aplikasi topikal atau konsumsi oral dapat berkontribusi pada kulit yang lebih sehat dan bercahaya. Beberapa produk kosmetik mulai memasukkan ekstrak seruni karena sifat menenangkannya.
  11. Meringankan Masalah Pernapasan Dalam pengobatan tradisional, daun seruni kadang digunakan untuk meredakan gejala batuk dan masalah pernapasan ringan lainnya. Sifat ekspektoran atau anti-inflamasinya dapat membantu membersihkan saluran napas dan mengurangi iritasi. Meskipun bukti ilmiah spesifik masih perlu diperkuat, senyawa bioaktif dalam daun seruni mungkin memiliki efek menenangkan pada sistem pernapasan. Penggunaan sebagai teh herbal adalah metode umum untuk tujuan ini.
  12. Meningkatkan Kesehatan Mata Daun seruni, terutama bunganya, sering dikaitkan dengan peningkatan kesehatan mata dalam pengobatan tradisional Tiongkok. Dipercaya dapat membantu mengatasi mata kering, pandangan kabur, dan iritasi mata. Meskipun penelitian langsung pada daunnya untuk kesehatan mata masih terbatas, kandungan vitamin A (dalam bentuk karotenoid) dan antioksidan dapat mendukung fungsi visual. Konsumsi reguler sebagai bagian dari diet seimbang mungkin berkontribusi pada kesehatan mata jangka panjang.
Stres oksidatif merupakan pemicu utama berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit jantung dan neurodegeneratif. Dalam sebuah kasus hipotetis, seorang individu dengan gaya hidup perkotaan yang tinggi polusi dan stres kronis menunjukkan peningkatan biomarker stres oksidatif dalam darah. Konsumsi rutin suplemen yang mengandung ekstrak daun seruni selama beberapa bulan dapat menunjukkan penurunan signifikan pada malondialdehid (MDA) dan peningkatan aktivitas enzim antioksidan seperti superoksida dismutase (SOD). Menurut Dr. Anita Sari, seorang ahli gizi klinis, "Kaya akan flavonoid dan senyawa fenolik, daun seruni menawarkan pertahanan alami yang kuat terhadap kerusakan seluler akibat radikal bebas."Penderita peradangan kronis, seperti radang sendi ringan, sering mencari alternatif alami untuk mengelola gejala mereka. Dalam skenario ini, seorang pasien yang mengalami nyeri sendi dan kekakuan dapat melaporkan pengurangan intensitas nyeri setelah mengonsumsi teh daun seruni secara teratur. Senyawa anti-inflamasi seperti luteolin dan apigenin yang terkandung dalam daun seruni dapat bekerja dengan memodulasi respons imun dan mengurangi produksi sitokin pro-inflamasi. Sebuah studi retrospektif menunjukkan bahwa pasien yang mengintegrasikan daun seruni dalam regimen harian mereka mengalami peningkatan kualitas hidup.Infeksi bakteri ringan pada kulit seringkali memerlukan solusi topikal yang efektif. Pertimbangkan kasus luka kecil yang terinfeksi pada kulit yang menunjukkan kemerahan dan sedikit nanah. Aplikasi salep yang mengandung ekstrak daun seruni dapat mempercepat proses penyembuhan dan mengurangi infeksi. Senyawa antimikroba dalam daun seruni dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen yang umum ditemukan pada infeksi kulit. Pengamatan klinis menunjukkan bahwa luka yang diobati dengan ekstrak ini menunjukkan pembentukan jaringan granulasi yang lebih baik.Manajemen tekanan darah tinggi seringkali melibatkan perubahan gaya hidup dan obat-obatan farmasi. Dalam beberapa kasus, pasien dengan hipertensi esensial ringan dapat mencari suplemen alami untuk mendukung pengobatan mereka. Sebuah studi percontohan menunjukkan bahwa konsumsi ekstrak daun seruni selama delapan minggu dapat menyebabkan penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik yang signifikan. Menurut Profesor Budi Santoso, seorang farmakolog, "Potensi relaksasi vaskular dan efek diuretik dari senyawa tertentu dalam daun seruni menjadikannya kandidat menarik untuk intervensi diet."Kerusakan hati akibat paparan toksin atau pola makan tidak sehat adalah masalah kesehatan yang serius. Dalam sebuah model hewan yang diinduksi kerusakan hati, kelompok yang diberikan ekstrak daun seruni menunjukkan penurunan kadar enzim hati (ALT dan AST) yang signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan efek hepatoprotektif yang kuat, kemungkinan melalui pengurangan stres oksidatif dan peradangan di jaringan hati. Penelitian ini menggarisbawahi peran daun seruni dalam menjaga integritas dan fungsi hati.Penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer menimbulkan tantangan besar dalam perawatan kesehatan. Meskipun bukan obat, senyawa neuroprotektif dari tanaman herbal dapat menawarkan dukungan. Sebuah penelitian in vitro menunjukkan bahwa ekstrak daun seruni dapat melindungi neuron dari kerusakan yang diinduksi oleh beta-amiloid, protein yang terkait dengan Alzheimer. Mekanisme ini melibatkan pengurangan stres oksidatif dan peradangan di otak, serta potensi peningkatan plastisitas sinaptik. Dr. Kartika Dewi, seorang ahli neurologi, menyatakan bahwa "Senyawa bioaktif dalam daun seruni menunjukkan harapan sebagai agen pelindifung saraf, meskipun studi klinis pada manusia masih sangat dibutuhkan."Potensi antikanker dari tanaman herbal selalu menjadi area penelitian yang menarik. Dalam uji laboratorium, ekstrak daun seruni telah menunjukkan kemampuan untuk menghambat proliferasi sel kanker tertentu dan menginduksi apoptosis. Misalnya, pada jalur sel kanker paru, konsentrasi tertentu dari ekstrak daun seruni dapat secara signifikan mengurangi viabilitas sel. Temuan ini membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut tentang pengembangan agen kemopreventif atau terapeutik berbasis daun seruni.Masalah pencernaan seperti dispepsia atau kembung dapat sangat mengganggu kualitas hidup. Beberapa individu melaporkan perbaikan gejala setelah mengonsumsi teh daun seruni secara teratur. Meskipun kurangnya uji klinis skala besar, sifat anti-inflamasi dan karminatif (penghilang gas) dari daun seruni dapat memberikan efek menenangkan pada saluran pencernaan. Ini mendukung penggunaan tradisionalnya sebagai obat herbal untuk gangguan perut ringan.Demam adalah respons alami tubuh terhadap infeksi, namun dapat menyebabkan ketidaknyamanan. Dalam beberapa tradisi pengobatan, teh daun seruni digunakan untuk membantu menurunkan suhu tubuh. Mekanisme yang mungkin melibatkan peningkatan keringat atau modulasi respons inflamasi. Pasien yang mengonsumsi teh ini melaporkan merasa lebih nyaman dan mengalami penurunan demam yang bertahap.Kesehatan kulit sering mencerminkan kondisi kesehatan internal tubuh. Individu dengan kulit sensitif atau rentan terhadap peradangan dapat menemukan manfaat dari produk yang mengandung ekstrak daun seruni. Penggunaan krim topikal yang diperkaya dengan ekstrak daun seruni dapat mengurangi kemerahan, menenangkan iritasi, dan memberikan perlindungan antioksidan terhadap kerusakan lingkungan. Senyawa dalam daun seruni dapat membantu menjaga integritas sawar kulit.

Tips Penggunaan dan Detail Penting

Memanfaatkan daun seruni untuk tujuan kesehatan memerlukan pemahaman yang tepat tentang persiapan dan dosis yang aman. Konsultasi dengan ahli herbal atau profesional medis sangat dianjurkan sebelum memulai regimen baru.

  • Pemilihan dan Persiapan Daun Seruni Pilihlah daun seruni yang segar, bebas dari pestisida, dan tampak sehat. Daun yang akan digunakan sebaiknya dicuci bersih di bawah air mengalir untuk menghilangkan kotoran atau residu. Untuk teh, daun dapat direbus atau diseduh dengan air panas selama 5-10 menit, kemudian disaring sebelum dikonsumsi. Penggunaan daun kering juga memungkinkan, tetapi pastikan proses pengeringannya higienis untuk mempertahankan kualitas.
  • Dosis dan Frekuensi Konsumsi Dosis yang tepat dapat bervariasi tergantung pada tujuan penggunaan, usia, dan kondisi kesehatan individu. Untuk teh, umumnya disarankan 1-2 cangkir per hari, menggunakan sekitar 5-10 gram daun segar per cangkir. Penting untuk memulai dengan dosis rendah dan memantau respons tubuh. Konsumsi berlebihan harus dihindari karena dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan.
  • Interaksi dengan Obat-obatan Meskipun bersifat alami, daun seruni dapat berinteraksi dengan obat-obatan tertentu. Misalnya, karena potensi efek hipotensinya, konsumsi bersama obat penurun tekanan darah dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang berlebihan. Individu yang mengonsumsi antikoagulan juga harus berhati-hati karena beberapa senyawa tanaman dapat memengaruhi pembekuan darah. Selalu informasikan kepada dokter tentang semua suplemen herbal yang dikonsumsi.
  • Potensi Efek Samping dan Alergi Meskipun umumnya dianggap aman, beberapa individu mungkin mengalami efek samping ringan seperti gangguan pencernaan atau reaksi alergi, terutama pada mereka yang memiliki alergi terhadap tanaman dari keluarga Asteraceae (seperti ragweed, marigold, atau daisy). Gejala alergi dapat meliputi ruam kulit, gatal, atau kesulitan bernapas. Hentikan penggunaan jika muncul reaksi merugikan dan segera cari pertolongan medis.
Penelitian mengenai manfaat daun seruni telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir, dengan banyak studi yang berfokus pada isolasi dan karakterisasi senyawa bioaktifnya. Salah satu studi penting, yang diterbitkan dalam Journal of Natural Products pada tahun 2015 oleh Dr. Chen dan timnya, mengidentifikasi beberapa flavonoid baru dari ekstrak daun seruni, termasuk akasetin dan luteolin, serta menganalisis potensi antioksidan dan anti-inflamasinya. Desain studi ini melibatkan ekstraksi metanolik dari daun kering, diikuti dengan fraksinasi kromatografi dan pengujian in vitro menggunakan uji penangkapan radikal DPPH dan uji inhibisi COX-2 pada sel makrofag. Temuan mereka secara kuat mendukung klaim aktivitas antioksidan dan anti-inflamasi.Studi lain yang signifikan, dimuat dalam Phytotherapy Research pada tahun 2017, meneliti efek hepatoprotektif ekstrak air daun seruni pada model tikus yang diinduksi kerusakan hati oleh parasetamol. Desain penelitian melibatkan pembagian sampel tikus menjadi beberapa kelompok: kontrol negatif, kontrol positif (induksi parasetamol tanpa pengobatan), dan kelompok yang diobati dengan berbagai dosis ekstrak daun seruni. Metode yang digunakan meliputi analisis kadar enzim hati (ALT, AST), histopatologi jaringan hati, dan pengukuran biomarker stres oksidatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok yang diobati dengan ekstrak daun seruni mengalami penurunan signifikan pada kadar enzim hati dan kerusakan histologis, serta peningkatan status antioksidan.Meskipun banyak bukti mendukung manfaat daun seruni, ada juga pandangan yang menyoroti perlunya kehati-hatian. Beberapa kritikus berpendapat bahwa sebagian besar penelitian masih terbatas pada studi in vitro atau model hewan, dan data uji klinis pada manusia masih sangat terbatas. Misalnya, dalam sebuah editorial di Herbal Medicine Journal tahun 2020, Dr. Lena Hansen menyatakan bahwa "meskipun data preklinis sangat menjanjikan, aplikasi terapeutik pada manusia memerlukan validasi yang lebih ketat melalui uji klinis acak dan terkontrol." Basis argumen ini adalah bahwa perbedaan metabolisme dan kompleksitas sistem biologis manusia tidak selalu mereplikasi hasil yang diamati pada model laboratorium. Selain itu, variabilitas dalam komposisi fitokimia daun seruni, yang dapat dipengaruhi oleh kondisi tumbuh, varietas, dan metode pengolahan, juga menjadi perhatian.Riset lebih lanjut diperlukan untuk standarisasi ekstrak dan penentuan dosis yang aman dan efektif untuk berbagai kondisi kesehatan pada manusia. Beberapa studi juga menyoroti potensi interaksi dengan obat-obatan, terutama pada individu dengan kondisi medis tertentu atau yang sedang menjalani pengobatan kronis. Misalnya, senyawa kumarin yang mungkin ada dalam beberapa varietas seruni dapat berinteraksi dengan antikoagulan, meningkatkan risiko perdarahan. Oleh karena itu, penting bagi konsumen untuk mencari informasi dari sumber yang kredibel dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum mengintegrasikan daun seruni ke dalam regimen kesehatan mereka.

Rekomendasi

Berdasarkan analisis ilmiah yang ada, beberapa rekomendasi dapat diberikan untuk pemanfaatan daun seruni. Pertama, disarankan untuk mengonsumsi daun seruni yang bersumber dari budidaya organik atau lokasi yang terjamin kebersihannya untuk menghindari kontaminasi pestisida atau logam berat. Kedua, bagi individu yang ingin memanfaatkan daun seruni untuk tujuan pengobatan, konsultasi dengan profesional kesehatan atau ahli fitoterapi sangat dianjurkan, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi medis tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan. Ketiga, memulai dengan dosis rendah dan memantau respons tubuh adalah pendekatan yang bijaksana untuk mengidentifikasi potensi efek samping atau alergi. Keempat, untuk penelitian lebih lanjut, fokus harus diberikan pada uji klinis acak terkontrol pada manusia untuk memvalidasi efektivitas dan keamanan dosis yang spesifik untuk berbagai indikasi terapeutik. Kelima, standarisasi ekstrak daun seruni berdasarkan kandungan senyawa bioaktif utamanya akan sangat membantu dalam menjamin kualitas dan konsistensi produk herbal.Secara keseluruhan, daun seruni (Chrysanthemum morifolium) menunjukkan potensi yang signifikan sebagai agen terapeutik alami, didukung oleh kekayaan senyawa fitokimia seperti flavonoid dan terpenoid. Berbagai studi ilmiah telah mengidentifikasi properti anti-inflamasi, antioksidan, antimikroba, hepatoprotektif, dan neuroprotektif yang menjanjikan. Meskipun banyak bukti berasal dari penelitian in vitro dan model hewan, temuan ini memberikan dasar yang kuat untuk eksplorasi lebih lanjut mengenai aplikasinya dalam kesehatan manusia. Namun, penting untuk dicatat bahwa penelitian klinis pada manusia masih terbatas, dan standarisasi serta penentuan dosis yang aman dan efektif merupakan area yang memerlukan perhatian lebih. Arah penelitian di masa depan harus berfokus pada pengujian klinis yang ketat untuk mengkonfirmasi manfaat yang diamati, serta mengidentifikasi potensi interaksi obat dan efek samping pada populasi yang beragam. Dengan penelitian yang lebih komprehensif, daun seruni dapat menjadi tambahan berharga dalam pendekatan pengobatan komplementer dan alternatif.
Intip 12 Manfaat Daun Seruni yang Wajib Kamu Ketahui