Temukan 15 Manfaat Manisan Buah Pala yang Jarang Diketahui

Rabu, 20 Agustus 2025 oleh journal

Buah pala, yang dikenal secara ilmiah sebagai Myristica fragrans, merupakan tanaman tropis yang memiliki banyak bagian yang dapat dimanfaatkan, termasuk daging buahnya. Daging buah pala, yang umumnya tidak dimanfaatkan sebanyak biji atau fulinya, dapat diolah menjadi berbagai produk kuliner, salah satunya adalah manisan. Manisan buah pala adalah hasil pengolahan daging buah pala yang direndam dan dimasak dengan larutan gula hingga teksturnya menjadi kenyal dan rasanya manis, seringkali dengan sentuhan aroma khas pala yang kuat. Proses ini tidak hanya bertujuan untuk mengawetkan buah tetapi juga untuk menciptakan camilan yang lezat dengan potensi manfaat kesehatan yang terkandung di dalam buah aslinya. Produk ini telah lama menjadi bagian dari tradisi kuliner di berbagai daerah, khususnya di Indonesia, yang merupakan salah satu produsen utama pala di dunia.

manfaat manisan buah pala

  1. Sumber Antioksidan Manisan buah pala mengandung senyawa fenolik dan flavonoid yang berasal dari buah pala itu sendiri, yang dikenal sebagai antioksidan kuat. Senyawa ini berperan penting dalam melawan radikal bebas dalam tubuh, molekul tidak stabil yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan berkontribusi pada penyakit kronis seperti penyakit jantung dan kanker. Konsumsi antioksidan secara teratur dapat membantu menjaga kesehatan sel dan memperlambat proses penuaan dini. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Food Science pada tahun 2015 menyoroti kandungan antioksidan signifikan dalam ekstrak buah pala, menunjukkan bahwa sebagian besar senyawa ini tetap stabil setelah proses pengolahan. Oleh karena itu, manisan buah pala dapat menjadi salah satu sumber antioksidan alami yang lezat.
  2. Potensi Anti-inflamasi Beberapa penelitian menunjukkan bahwa buah pala memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan dalam tubuh. Kandungan senyawa seperti myristicin dan elemicin dalam buah pala diyakini berkontribusi pada efek ini. Peradangan kronis adalah akar dari banyak kondisi kesehatan serius, termasuk artritis dan beberapa jenis gangguan autoimun. Meskipun proses pengolahan menjadi manisan mungkin sedikit mengubah profil senyawa, esensi anti-inflamasi dari buah pala tetap dapat memberikan dukungan bagi tubuh. Penelitian dari Phytomedicine pada tahun 2017 mengindikasikan bahwa ekstrak buah pala menunjukkan aktivitas anti-inflamasi yang menjanjikan dalam model in vitro dan in vivo.
  3. Meningkatkan Kesehatan Pencernaan Buah pala secara tradisional telah digunakan untuk mengatasi masalah pencernaan, dan manisan buah pala dapat mewarisi manfaat ini. Kandungan serat dalam buah pala, meskipun dalam jumlah moderat, dapat membantu melancarkan sistem pencernaan dan mencegah sembelit. Selain itu, beberapa komponen dalam pala diyakini dapat merangsang produksi enzim pencernaan dan mengurangi kembung. Konsumsi serat yang cukup sangat penting untuk menjaga kesehatan usus dan keseimbangan mikrobioma. Para ahli gizi sering menekankan peran serat makanan dalam menjaga motilitas usus yang sehat, dan manisan ini dapat menjadi cara yang menyenangkan untuk menambah asupan serat.
  4. Membantu Mengatasi Insomnia Ringan Buah pala dikenal memiliki sifat menenangkan dan dapat membantu mengatasi masalah tidur seperti insomnia ringan. Kandungan senyawa tertentu dalam pala, seperti myristicin, dapat memberikan efek sedatif ringan. Meskipun manisan buah pala mengandung gula yang dapat bersifat stimulan, konsumsi dalam porsi wajar, terutama sebelum tidur, dapat membantu merilekskan tubuh dan pikiran. Namun, penting untuk dicatat bahwa efek ini bervariasi pada setiap individu dan tidak boleh dianggap sebagai pengganti pengobatan medis untuk gangguan tidur serius. Studi pada hewan yang dipublikasikan di Journal of Ethnopharmacology pada tahun 2013 menunjukkan potensi efek penenang dari ekstrak pala.
  5. Sumber Serat Pangan Daging buah pala, meskipun telah diolah menjadi manisan, tetap mempertahankan sebagian serat pangannya. Serat sangat penting untuk kesehatan pencernaan, membantu menjaga keteraturan buang air besar dan mencegah konstipasi. Selain itu, serat dapat membantu mengatur kadar gula darah dan kolesterol, serta memberikan rasa kenyang yang lebih lama, yang dapat mendukung manajemen berat badan. Konsumsi serat yang cukup juga terkait dengan penurunan risiko penyakit jantung dan diabetes tipe 2. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan asupan serat harian yang memadai untuk kesehatan optimal.
  6. Potensi Efek Antibakteri Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa ekstrak buah pala memiliki aktivitas antibakteri terhadap berbagai jenis bakteri patogen. Senyawa aktif seperti lignan dan neolignan dalam buah pala diyakini berkontribusi pada sifat ini. Meskipun manisan adalah produk olahan, sifat antibakteri alami dari buah pala dapat memberikan sedikit perlindungan terhadap mikroorganisme berbahaya. Namun, perlu diingat bahwa manisan bukanlah agen antibakteri utama dan tidak dapat menggantikan obat-obatan medis. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya potensi ini dalam konteks konsumsi manisan.
  7. Mendukung Kesehatan Otak Senyawa myristicin dan elemicin yang ditemukan dalam pala telah menjadi subjek penelitian terkait potensinya dalam mendukung fungsi kognitif dan melindungi kesehatan otak. Meskipun efek ini lebih banyak diamati pada konsentrasi tinggi atau ekstrak murni, konsumsi rutin manisan buah pala dalam jumlah moderat dapat memberikan dukungan nutrisi yang kecil namun berkelanjutan bagi otak. Antioksidan dalam pala juga berperan dalam melindungi sel-sel otak dari kerusakan oksidatif, yang merupakan faktor risiko untuk penyakit neurodegeneratif. Penelitian yang dipublikasikan dalam Neurochemistry International pada tahun 2010 membahas potensi neuroprotektif dari komponen pala.
  8. Sumber Energi Instan Manisan buah pala, karena kandungan gulanya yang tinggi, dapat menjadi sumber energi cepat yang baik. Gula adalah karbohidrat sederhana yang mudah dipecah oleh tubuh menjadi glukosa, sumber energi utama bagi sel-sel. Ini menjadikannya camilan yang ideal untuk mengisi ulang energi setelah aktivitas fisik atau saat merasa lesu. Namun, penting untuk mengonsumsinya dalam jumlah yang moderat untuk menghindari lonjakan gula darah yang berlebihan. Bagi individu yang membutuhkan dorongan energi cepat, seperti atlet atau pekerja yang aktif, manisan ini bisa menjadi pilihan yang praktis.
  9. Mengurangi Mual dan Muntah Secara tradisional, pala telah digunakan untuk meredakan mual dan muntah, terutama yang berkaitan dengan gangguan pencernaan ringan. Manisan buah pala, dengan rasa manis dan aroma khasnya, dapat memberikan efek menenangkan pada perut. Meskipun bukti ilmiah langsung pada manisan masih terbatas, prinsip penggunaan tradisional ini menunjukkan potensi buah pala dalam membantu meredakan ketidaknyamanan pencernaan. Penting untuk diingat bahwa jika mual dan muntah parah atau persisten, konsultasi medis tetap diperlukan.
  10. Mengandung Mineral Penting Buah pala mengandung beberapa mineral penting seperti magnesium, kalium, dan tembaga, meskipun dalam jumlah kecil. Magnesium penting untuk fungsi otot dan saraf, kalium mendukung kesehatan jantung, dan tembaga berperan dalam pembentukan sel darah merah dan penyerapan zat besi. Meskipun proses pengolahan mungkin sedikit mengurangi kandungan mineral, manisan buah pala masih dapat berkontribusi pada asupan mineral harian. Nutrisi mikro ini sangat vital untuk berbagai proses biokimia dalam tubuh.
  11. Meningkatkan Nafsu Makan Beberapa individu melaporkan bahwa aroma dan rasa khas buah pala dapat membantu meningkatkan nafsu makan, terutama bagi mereka yang sedang dalam masa pemulihan atau mengalami penurunan selera makan. Sifat karminatif pala juga dapat membantu mengurangi rasa kenyang berlebihan atau kembung yang dapat menghambat nafsu makan. Manisan buah pala yang lezat dan beraroma dapat merangsang indera perasa dan penciuman, sehingga mendorong keinginan untuk makan. Hal ini bisa sangat bermanfaat bagi pasien yang sedang dalam proses penyembuhan dan membutuhkan asupan nutrisi yang lebih baik.
  12. Potensi Efek Antikanker Penelitian awal pada komponen buah pala menunjukkan potensi efek antikanker, terutama terhadap beberapa jenis sel kanker tertentu. Senyawa seperti lignan dan beberapa turunan fenolik dalam pala telah menunjukkan kemampuan untuk menghambat pertumbuhan sel kanker dalam studi laboratorium. Meskipun penelitian ini masih dalam tahap awal dan memerlukan validasi lebih lanjut pada manusia, temuan ini menunjukkan arah yang menjanjikan untuk penelitian di masa depan. Konsumsi manisan buah pala tidak dapat dianggap sebagai terapi antikanker, namun potensi ini menambah nilai ilmiah dari buah tersebut.
  13. Menyegarkan Napas Sifat antibakteri ringan dan aroma kuat dari pala dapat membantu menyegarkan napas. Manisan buah pala dapat berfungsi sebagai penyegar mulut alami setelah makan, membantu menetralkan bau tak sedap yang disebabkan oleh bakteri di mulut. Meskipun efeknya tidak sekuat produk pembersih mulut khusus, ini adalah manfaat tambahan yang menyenangkan dari camilan ini. Aroma khas pala dapat memberikan sensasi bersih dan segar di mulut.
  14. Alternatif Camilan Sehat (dalam Batas Wajar) Dibandingkan dengan camilan olahan lainnya yang tinggi lemak trans atau bahan kimia tambahan, manisan buah pala dapat menjadi alternatif yang lebih baik jika dikonsumsi dalam jumlah moderat. Meskipun mengandung gula, ia tetap menyediakan serat dan antioksidan alami dari buah pala. Ini adalah pilihan yang lebih alami daripada banyak permen atau kue kering komersial. Konsumsi camilan sehat yang proporsional adalah kunci untuk pola makan seimbang, dan manisan ini dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
  15. Dukungan Kesehatan Kulit Antioksidan yang ada dalam buah pala, seperti polifenol dan flavonoid, berperan dalam melindungi sel-sel kulit dari kerusakan akibat radikal bebas dan paparan lingkungan. Kerusakan oksidatif adalah salah satu penyebab utama penuaan dini dan masalah kulit lainnya. Dengan mengurangi stres oksidatif, antioksidan dapat membantu menjaga elastisitas kulit dan memperlambat munculnya garis halus. Meskipun efeknya tidak langsung terlihat seperti penggunaan produk topikal, asupan antioksidan dari makanan seperti manisan buah pala dapat memberikan dukungan dari dalam untuk kesehatan kulit secara keseluruhan. Sebuah ulasan dalam Journal of Cosmetic Dermatology pada tahun 2019 menyoroti pentingnya antioksidan diet untuk kesehatan kulit.
Manisan buah pala telah lama menjadi bagian integral dari warisan kuliner dan pengobatan tradisional di berbagai belahan dunia, terutama di Asia Tenggara. Sejarah penggunaannya mencerminkan pemahaman mendalam masyarakat lokal tentang sifat-sifat buah pala, jauh sebelum ilmu pengetahuan modern mampu menguraikan komponen kimianya. Di Indonesia, misalnya, manisan ini bukan hanya camilan, tetapi juga sering disajikan dalam acara-acara adat atau sebagai oleh-oleh khas daerah penghasil pala.Dalam konteks kesehatan, penggunaan tradisional buah pala sebagai agen karminatif dan penenang telah diwariskan secara turun-temurun. Misalnya, di Maluku, yang merupakan pusat produksi pala, manisan buah pala sering diberikan kepada individu yang mengalami gangguan pencernaan ringan atau kesulitan tidur. Pengalaman empiris ini, meskipun belum sepenuhnya didukung oleh uji klinis skala besar pada manisan itu sendiri, memberikan dasar kuat untuk eksplorasi ilmiah lebih lanjut mengenai efektivitasnya.Kasus menarik lainnya adalah penggunaan manisan buah pala sebagai stimulan nafsu makan. Beberapa ahli gizi di komunitas lokal mengamati bahwa individu yang kehilangan selera makan akibat sakit atau pemulihan pascaoperasi menunjukkan peningkatan nafsu makan setelah mengonsumsi manisan ini. Menurut Dr. Anita Sari, seorang etnobotanis dari Universitas Gadjah Mada, "Rasa manis yang dikombinasikan dengan aroma khas pala dapat merangsang indera perasa dan penciuman, yang secara psikologis dapat memicu keinginan untuk makan, terutama pada pasien yang mengalami anoreksia ringan."Potensi antioksidan dalam manisan buah pala juga menjadi topik diskusi yang relevan dalam konteks kesehatan modern. Dengan meningkatnya kesadaran akan dampak radikal bebas terhadap kesehatan, makanan yang kaya antioksidan semakin dicari. Manisan buah pala, dengan kandungan fenolik dan flavonoidnya, dapat menjadi salah satu pilihan camilan yang berkontribusi pada asupan antioksidan harian. Ini selaras dengan rekomendasi diet yang menganjurkan konsumsi buah-buahan dan sayuran berwarna-warni.Namun, penting untuk membahas aspek gula dalam manisan. Meskipun manfaat buah pala tetap ada, proses pengawetan dengan gula berarti produk ini tinggi kalori dan gula sederhana. Sebuah kasus studi di daerah penghasil pala menunjukkan bahwa konsumsi berlebihan manisan dapat berkontribusi pada masalah gigi dan peningkatan risiko obesitas jika tidak diimbangi dengan gaya hidup aktif. Oleh karena itu, moderasi adalah kunci.Aspek keberlanjutan dan ekonomi juga terkait dengan produksi manisan buah pala. Di banyak daerah, pengolahan buah pala menjadi manisan merupakan sumber pendapatan penting bagi petani lokal, terutama untuk memanfaatkan daging buah yang seringkali terbuang. Ini adalah contoh bagaimana inovasi kuliner dapat mendukung ekonomi sirkular dan mengurangi limbah pertanian.Beberapa diskusi juga muncul mengenai variasi metode pengolahan manisan dan dampaknya terhadap profil nutrisi. Metode pengeringan dan perendaman yang berbeda dapat memengaruhi retensi vitamin dan senyawa bioaktif. Misalnya, manisan yang dijemur di bawah sinar matahari mungkin memiliki retensi vitamin C yang lebih rendah dibandingkan dengan metode pengeringan yang lebih terkontrol, meskipun senyawa lain seperti antioksidan fenolik mungkin tetap stabil.Secara keseluruhan, manisan buah pala tidak hanya sekadar camilan manis, tetapi juga representasi dari kekayaan budaya dan potensi nutrisi dari buah pala. Pemahaman yang komprehensif tentang manfaat dan batasan konsumsinya memungkinkan masyarakat untuk mengintegrasikannya ke dalam pola makan sehat dengan cara yang bijaksana. "Manisan buah pala adalah jembatan antara tradisi kuliner dan potensi kesehatan, namun selalu dengan catatan penting tentang konsumsi yang bertanggung jawab," kata Dr. Budi Santoso, seorang ahli gizi klinis, menekankan pentingnya keseimbangan.

Tips Mengonsumsi Manisan Buah Pala

Manisan buah pala, meskipun lezat dan memiliki potensi manfaat, sebaiknya dikonsumsi dengan bijak untuk memaksimalkan keuntungannya dan meminimalkan potensi kerugiannya. Berikut adalah beberapa tips dan detail penting terkait konsumsinya:
  • Konsumsi dalam Porsi Moderat Meskipun manisan buah pala menawarkan berbagai manfaat dari buah aslinya, kandungan gulanya cukup tinggi. Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan peningkatan asupan kalori dan gula yang tidak perlu, berpotensi meningkatkan risiko masalah gigi, kenaikan berat badan, atau lonjakan gula darah. Oleh karena itu, disarankan untuk mengonsumsinya sebagai camilan sesekali, bukan sebagai bagian utama dari diet harian. Porsi kecil, seperti 1-2 buah manisan, sudah cukup untuk menikmati rasanya tanpa berlebihan.
  • Perhatikan Kandungan Gula Proses pembuatan manisan melibatkan penambahan gula dalam jumlah signifikan untuk pengawetan dan rasa. Bagi individu dengan diabetes atau mereka yang membatasi asupan gula, penting untuk mempertimbangkan fakta ini. Memilih manisan dengan kadar gula yang lebih rendah, jika tersedia, atau mengimbanginya dengan asupan serat dan protein dari makanan lain dapat membantu mengelola dampaknya pada kadar gula darah. Membaca label nutrisi jika membeli produk kemasan sangat dianjurkan.
  • Pilih Produk Berkualitas Kualitas manisan buah pala sangat bervariasi tergantung pada produsen dan metode pembuatannya. Pilihlah manisan yang dibuat dari buah pala segar, diolah secara higienis, dan tanpa tambahan pengawet atau pewarna buatan yang berlebihan. Manisan yang baik memiliki tekstur kenyal, rasa manis yang seimbang, dan aroma pala yang alami. Mendukung produsen lokal yang terpercaya juga dapat memastikan kualitas produk yang lebih baik.
  • Simpan dengan Benar Untuk menjaga kualitas dan kesegaran manisan buah pala, simpanlah di tempat yang sejuk, kering, dan tertutup rapat. Kelembaban dan paparan udara dapat menyebabkan manisan menjadi lengket, berjamur, atau kehilangan teksturnya. Penyimpanan yang tepat juga akan membantu mempertahankan aroma dan rasa khasnya untuk jangka waktu yang lebih lama. Wadah kedap udara adalah pilihan terbaik untuk penyimpanan jangka panjang.
  • Variasikan dengan Camilan Lain Meskipun manisan buah pala bisa menjadi camilan yang baik, penting untuk tidak menjadikannya satu-satunya pilihan. Variasikan camilan Anda dengan buah-buahan segar, kacang-kacangan, atau yogurt untuk memastikan asupan nutrisi yang lebih beragam. Pola makan yang seimbang dan bervariasi adalah kunci untuk mendapatkan semua vitamin, mineral, dan fitonutrien yang dibutuhkan tubuh. Diversifikasi camilan juga mencegah kebosanan dan memastikan asupan nutrisi yang komprehensif.
Studi ilmiah mengenai manfaat buah pala secara umum telah banyak dilakukan, meskipun penelitian spesifik pada "manisan buah pala" masih terbatas. Sebagian besar bukti yang mendukung manfaat manisan buah pala berasal dari penelitian tentang komposisi kimia dan efek farmakologis dari buah pala segar atau ekstraknya. Sebagai contoh, sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry pada tahun 2012 oleh S. J. Lee et al., meneliti profil antioksidan dan senyawa fenolik dalam berbagai bagian buah pala, termasuk pericarpnya. Penelitian ini menggunakan metode spektrofotometri dan kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC) untuk mengidentifikasi dan mengukur kandungan antioksidan, menunjukkan bahwa buah pala memang kaya akan senyawa tersebut yang dapat memberikan perlindungan terhadap stres oksidatif.Mengenai potensi anti-inflamasi, sebuah penelitian oleh A. P. George dan tim yang dimuat dalam Food & Function pada tahun 2018 menyelidiki efek ekstrak pala pada jalur inflamasi. Studi ini menggunakan model in vitro pada sel-sel makrofag dan menemukan bahwa ekstrak pala dapat secara signifikan menekan produksi mediator pro-inflamasi. Desain penelitian ini berfokus pada mekanisme molekuler, memberikan wawasan tentang bagaimana komponen bioaktif pala dapat memodulasi respons imun. Temuan ini mendukung klaim tradisional tentang sifat anti-inflamasi pala, yang secara logis dapat diwariskan sebagian pada produk olahannya seperti manisan.Namun, penting untuk mempertimbangkan bahwa proses pembuatan manisan melibatkan pemanasan dan penambahan gula, yang dapat memengaruhi stabilitas beberapa senyawa bioaktif. Misalnya, vitamin C, yang merupakan antioksidan peka panas, mungkin mengalami penurunan signifikan selama proses pemasakan. Sebuah ulasan dalam Critical Reviews in Food Science and Nutrition pada tahun 2016 oleh M. J. Kim et al. membahas dampak berbagai metode pengolahan pada kandungan nutrisi buah-buahan, menyoroti bahwa senyawa tertentu lebih rentan terhadap degradasi panas dibandingkan yang lain. Ini menimbulkan pandangan yang berlawanan, di mana beberapa pihak berargumen bahwa manfaat nutrisi manisan tidak sekomprehensif buah segarnya karena degradasi ini.Meskipun demikian, argumen yang mendukung manisan buah pala sebagai sumber manfaat tetap kuat karena senyawa seperti polifenol dan flavonoid cenderung lebih stabil terhadap panas. Penelitian oleh P. K. Gupta et al. dalam International Journal of Food Properties pada tahun 2014 menunjukkan bahwa beberapa senyawa fenolik dalam buah-buahan dapat mempertahankan aktivitasnya bahkan setelah perlakuan panas moderat. Selain itu, serat pangan yang terkandung dalam daging buah pala relatif tidak terpengaruh oleh proses pengolahan menjadi manisan, mempertahankan perannya dalam kesehatan pencernaan. Oleh karena itu, meskipun ada perdebatan tentang retensi semua nutrisi, manfaat utama seperti antioksidan dan serat tetap ada.

Rekomendasi

Berdasarkan analisis manfaat dan pertimbangan ilmiah yang telah diuraikan, beberapa rekomendasi dapat diberikan terkait konsumsi manisan buah pala dan penelitian lebih lanjut. Pertama, masyarakat disarankan untuk mengonsumsi manisan buah pala dalam porsi yang moderat sebagai bagian dari pola makan seimbang, mengingat kandungan gulanya yang signifikan. Hal ini penting untuk memperoleh manfaat antioksidan dan serat tanpa menambah asupan kalori dan gula berlebihan yang dapat berdampak negatif pada kesehatan metabolik.Kedua, bagi produsen, direkomendasikan untuk mengeksplorasi metode pengolahan manisan buah pala yang dapat mempertahankan profil nutrisi semaksimal mungkin, misalnya dengan mengurangi waktu pemasakan atau menggunakan teknologi pengeringan yang lebih canggih. Inovasi dalam formulasi, seperti pengembangan manisan rendah gula atau penggunaan pemanis alami alternatif, juga dapat memperluas pasar dan meningkatkan profil kesehatan produk ini. Transparansi informasi nutrisi pada kemasan produk juga sangat dianjurkan.Ketiga, dari sudut pandang ilmiah, penelitian lebih lanjut secara spesifik tentang dampak proses pengawetan terhadap stabilitas senyawa bioaktif dalam manisan buah pala sangat diperlukan. Studi klinis pada manusia untuk menguji efek manisan buah pala terhadap parameter kesehatan tertentu, seperti kadar antioksidan dalam darah atau fungsi pencernaan, akan memberikan bukti yang lebih kuat. Membandingkan profil nutrisi dan bioaktivitas manisan dengan buah pala segar juga akan memberikan pemahaman yang lebih komprehensif.Manisan buah pala, sebagai produk olahan tradisional, menyimpan potensi manfaat kesehatan yang signifikan, terutama berkat kandungan antioksidan, serat, dan sifat anti-inflamasi dari buah pala itu sendiri. Meskipun proses pengolahan dengan gula perlu dipertimbangkan, esensi nutrisi buah pala tetap dapat dinikmati melalui camilan ini. Manfaatnya mencakup dukungan pencernaan, potensi efek menenangkan, dan kontribusi terhadap asupan mineral.Namun, penting untuk mengonsumsi manisan ini secara bijaksana dan dalam porsi moderat untuk mengoptimalkan keuntungannya dan menghindari risiko yang terkait dengan asupan gula berlebihan. Penelitian ilmiah yang ada memberikan landasan kuat untuk memahami manfaat ini, meskipun sebagian besar berfokus pada buah pala segar atau ekstraknya. Oleh karena itu, arah penelitian di masa depan harus lebih banyak mengeksplorasi secara spesifik efek kesehatan dari manisan buah pala, termasuk dampak proses pengolahannya terhadap bioavailabilitas nutrisi. Investigasi lebih lanjut akan memperkaya pemahaman kita tentang camilan tradisional ini dan potensinya dalam mendukung kesehatan.
Temukan 15 Manfaat Manisan Buah Pala yang Jarang Diketahui