Ketahui 28 Manfaat Sayur Daun Ubi Jalar yang Jarang Diketahui

Senin, 20 Oktober 2025 oleh journal

Sayuran daun ubi jalar, yang secara botani dikenal sebagai Ipomoea batatas bagian daunnya, merupakan salah satu jenis sayuran hijau yang kaya nutrisi dan memiliki sejarah panjang dalam konsumsi manusia, terutama di wilayah tropis dan subtropis. Bagian tanaman ini seringkali diabaikan dibandingkan dengan umbinya, padahal daunnya menyimpan potensi gizi dan bioaktif yang luar biasa. Daun ini telah lama menjadi bagian integral dari diet tradisional di berbagai budaya, digunakan sebagai sumber pangan pokok maupun obat-obatan herbal. Kandungan nutrisi yang melimpah menjadikannya pilihan yang sangat baik untuk mendukung kesehatan secara keseluruhan.

manfaat sayur daun ubi jalar

  1. Kaya Antioksidan Tinggi: Daun ubi jalar mengandung konsentrasi antioksidan yang sangat tinggi, termasuk polifenol, flavonoid, dan antosianin. Senyawa-senyawa ini bekerja secara sinergis untuk menetralkan radikal bebas dalam tubuh, yang merupakan penyebab utama kerusakan sel dan penyakit kronis. Konsumsi rutin dapat membantu mengurangi stres oksidatif, yang berkontribusi pada penuaan dini dan berbagai kondisi degeneratif. Studi yang dipublikasikan di Journal of Agricultural and Food Chemistry pada tahun 2018 menyoroti kapasitas antioksidan superior dari ekstrak daun ubi jalar.
  2. Potensi Anti-inflamasi: Senyawa bioaktif dalam daun ubi jalar, seperti flavonoid dan asam fenolik, menunjukkan sifat anti-inflamasi yang signifikan. Inflamasi kronis adalah pemicu berbagai penyakit seperti arthritis, penyakit jantung, dan beberapa jenis kanker. Mengonsumsi daun ubi jalar dapat membantu meredakan respons inflamasi dalam tubuh, sehingga mendukung pencegahan dan manajemen kondisi-kondisi tersebut. Penelitian in vitro dan in vivo telah mengkonfirmasi kemampuan daun ini dalam menekan mediator inflamasi.
  3. Mendukung Kesehatan Pencernaan: Daun ubi jalar merupakan sumber serat makanan yang baik, baik serat larut maupun tidak larut. Serat ini penting untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan, membantu melancarkan pergerakan usus dan mencegah konstipasi. Selain itu, serat juga berperan sebagai prebiotik, mendukung pertumbuhan bakteri baik dalam usus yang krusial untuk kesehatan mikrobioma dan kekebalan tubuh. Konsumsi serat yang cukup juga dapat membantu dalam manajemen berat badan.
  4. Menurunkan Risiko Penyakit Jantung: Kandungan kalium yang tinggi dalam daun ubi jalar membantu mengatur tekanan darah, yang merupakan faktor risiko utama penyakit jantung. Selain itu, antioksidan dan seratnya berkontribusi pada penurunan kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida. Dengan demikian, daun ubi jalar dapat berperan dalam menjaga kesehatan kardiovaskular dan mengurangi risiko aterosklerosis serta stroke.
  5. Mengatur Gula Darah: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa daun ubi jalar memiliki potensi untuk membantu mengelola kadar gula darah. Seratnya memperlambat penyerapan glukosa, sementara senyawa seperti asam klorogenat dan turunan kafeoilkuinat telah dikaitkan dengan peningkatan sensitivitas insulin. Ini menjadikannya makanan yang bermanfaat bagi individu dengan diabetes tipe 2 atau mereka yang berisiko mengembangkan kondisi tersebut.
  6. Meningkatkan Kekebalan Tubuh: Kaya akan Vitamin C dan Vitamin A (dalam bentuk beta-karoten), daun ubi jalar berperan penting dalam memperkuat sistem kekebalan tubuh. Vitamin C adalah antioksidan kuat yang merangsang produksi sel darah putih, sementara Vitamin A esensial untuk menjaga integritas selaput lendir yang berfungsi sebagai garis pertahanan pertama tubuh terhadap patogen. Konsumsi rutin dapat membantu tubuh lebih efektif melawan infeksi.
  7. Baik untuk Kesehatan Mata: Kandungan beta-karoten yang melimpah dalam daun ubi jalar merupakan prekursor Vitamin A, yang sangat vital untuk penglihatan. Vitamin A berperan dalam pembentukan rodopsin, pigmen yang diperlukan untuk melihat dalam kondisi cahaya rendah. Asupan beta-karoten yang cukup dapat membantu mencegah degenerasi makula terkait usia dan menjaga kesehatan retina.
  8. Menjaga Kesehatan Kulit: Vitamin C dan antioksidan lainnya dalam daun ubi jalar berkontribusi pada kesehatan kulit. Vitamin C diperlukan untuk sintesis kolagen, protein yang menjaga elastisitas dan kekencangan kulit. Antioksidan melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas yang dapat menyebabkan kerutan dan penuaan dini. Konsumsi teratur dapat memberikan efek anti-penuaan dari dalam.
  9. Sumber Mineral Penting: Daun ubi jalar menyediakan berbagai mineral esensial seperti kalium, kalsium, magnesium, zat besi, dan seng. Mineral-mineral ini penting untuk berbagai fungsi tubuh, termasuk pembentukan tulang yang kuat, fungsi otot dan saraf yang optimal, serta produksi sel darah merah. Kecukupan mineral mendukung kesehatan tulang dan mencegah kondisi seperti anemia.
  10. Mencegah Anemia: Kandungan zat besi yang signifikan dalam daun ubi jalar menjadikannya makanan yang baik untuk mencegah dan mengatasi anemia defisiensi besi. Selain itu, kehadiran Vitamin C yang tinggi membantu meningkatkan penyerapan zat besi non-heme dari tumbuhan. Kombinasi ini sangat efektif dalam mendukung pembentukan hemoglobin dan sel darah merah yang sehat.
  11. Mendukung Fungsi Otak: Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa antioksidan dan senyawa neuroprotektif dalam daun ubi jalar dapat mendukung kesehatan kognitif. Senyawa ini dapat melindungi sel-sel otak dari kerusakan oksidatif dan inflamasi, yang berpotensi mengurangi risiko penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer. Konsumsi nutrisi yang kaya antioksidan umumnya bermanfaat untuk fungsi otak jangka panjang.
  12. Potensi Antikanker: Kandungan fitokimia yang beragam, termasuk polifenol dan flavonoid, telah menunjukkan sifat antikanker dalam studi in vitro dan pada hewan. Senyawa ini dapat menghambat pertumbuhan sel kanker, menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker, dan mencegah metastasis. Meskipun penelitian pada manusia masih diperlukan, potensi ini sangat menjanjikan.
  13. Membantu Penurunan Berat Badan: Dengan kandungan serat tinggi dan kalori yang relatif rendah, daun ubi jalar dapat menjadi tambahan yang baik untuk program penurunan berat badan. Serat membantu menciptakan rasa kenyang lebih lama, mengurangi keinginan untuk makan berlebihan, dan mendukung metabolisme yang sehat. Ini memungkinkan pengelolaan asupan kalori secara lebih efektif.
  14. Detoksifikasi Alami: Kandungan klorofil dan serat dalam daun ubi jalar dapat membantu proses detoksifikasi tubuh. Klorofil dikenal memiliki kemampuan untuk mengikat racun dan logam berat, membantu pengeluarannya dari tubuh. Serat juga mendukung eliminasi limbah melalui sistem pencernaan, menjaga usus tetap bersih dan sehat.
  15. Sifat Antimikroba: Beberapa studi fitokimia telah mengidentifikasi senyawa dalam daun ubi jalar yang menunjukkan aktivitas antimikroba terhadap berbagai bakteri dan jamur patogen. Potensi ini menunjukkan bahwa daun ubi jalar dapat berperan dalam melawan infeksi dan mendukung sistem pertahanan alami tubuh. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami mekanisme dan aplikasinya secara penuh.
  16. Menurunkan Kolesterol: Serat larut dalam daun ubi jalar dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dengan mengikat asam empedu di usus, yang kemudian dikeluarkan dari tubuh. Untuk menggantikan asam empedu yang hilang, hati akan menggunakan kolesterol dari darah, sehingga menurunkan kadar kolesterol secara keseluruhan. Antioksidan juga mencegah oksidasi kolesterol LDL yang berbahaya.
  17. Mendukung Kesehatan Hati: Antioksidan dalam daun ubi jalar dapat melindungi sel-sel hati dari kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh toksin dan radikal bebas. Ini membantu menjaga fungsi hati yang optimal, organ vital yang bertanggung jawab atas detoksifikasi dan metabolisme nutrisi. Kesehatan hati yang baik sangat penting untuk keseluruhan proses detoksifikasi tubuh.
  18. Meningkatkan Kualitas Tidur: Meskipun bukan sebagai obat tidur langsung, kandungan magnesium dalam daun ubi jalar dapat berkontribusi pada kualitas tidur yang lebih baik. Magnesium dikenal berperan dalam relaksasi otot dan saraf, serta mengatur neurotransmitter yang mempromosikan tidur. Asupan mineral yang cukup secara umum mendukung keseimbangan tubuh yang penting untuk istirahat.
  19. Menjaga Kesehatan Tulang: Daun ubi jalar mengandung Vitamin K dan kalsium, dua nutrisi penting untuk kesehatan tulang. Vitamin K berperan dalam aktivasi protein yang diperlukan untuk pembentukan dan mineralisasi tulang, sementara kalsium adalah komponen utama struktur tulang. Konsumsi yang cukup dapat membantu mencegah osteoporosis dan menjaga kepadatan tulang.
  20. Mengurangi Stres Oksidatif: Dengan spektrum antioksidan yang luas, daun ubi jalar secara efektif mengurangi beban stres oksidatif pada sel-sel tubuh. Stres oksidatif yang berlebihan adalah faktor pemicu banyak penyakit degeneratif dan mempercepat proses penuaan. Memasukkan daun ubi jalar dalam diet dapat menjadi strategi proaktif untuk melindungi kesehatan sel.
  21. Mempercepat Penyembuhan Luka: Kandungan Vitamin C dalam daun ubi jalar sangat penting untuk sintesis kolagen, protein struktural yang vital untuk perbaikan jaringan dan penyembuhan luka. Asupan Vitamin C yang adekuat mendukung proses pembentukan jaringan baru dan mempercepat penutupan luka. Sifat anti-inflamasi juga membantu mengurangi pembengkakan di area luka.
  22. Mendukung Kesehatan Ginjal: Meskipun penelitian spesifik masih terbatas, sifat diuretik ringan dan antioksidan dalam daun ubi jalar dapat secara tidak langsung mendukung fungsi ginjal. Antioksidan membantu melindungi sel-sel ginjal dari kerusakan, sementara kemampuan diuretik dapat membantu pengeluaran kelebihan cairan dan toksin. Namun, individu dengan penyakit ginjal harus berkonsultasi dengan profesional kesehatan.
  23. Potensi Antiviral: Beberapa studi fitokimia awal telah mengeksplorasi potensi senyawa dalam daun ubi jalar sebagai agen antiviral. Senyawa bioaktif tertentu mungkin memiliki kemampuan untuk menghambat replikasi virus atau memperkuat respons imun terhadap infeksi virus. Bidang penelitian ini masih berkembang dan membutuhkan validasi lebih lanjut melalui studi klinis.
  24. Mencegah Penuaan Dini: Kombinasi antioksidan kuat seperti Vitamin C, Vitamin A, dan polifenol dalam daun ubi jalar melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Kerusakan ini adalah salah satu penyebab utama penuaan sel dan jaringan. Konsumsi rutin dapat membantu mempertahankan integritas seluler, sehingga memperlambat tanda-tanda penuaan baik internal maupun eksternal.
  25. Meningkatkan Energi dan Vitalitas: Sebagai sumber vitamin B kompleks (meskipun dalam jumlah lebih kecil dibandingkan beberapa sumber lain), zat besi, dan magnesium, daun ubi jalar dapat berkontribusi pada produksi energi seluler yang efisien. Zat besi penting untuk transportasi oksigen, sementara vitamin B dan magnesium berperan dalam metabolisme energi. Asupan nutrisi yang cukup ini dapat membantu mengurangi kelelahan dan meningkatkan vitalitas.
  26. Mendukung Kesehatan Reproduksi: Kandungan folat (Vitamin B9) dalam daun ubi jalar penting untuk kesehatan reproduksi, terutama bagi wanita hamil. Folat esensial untuk perkembangan sel dan jaringan yang cepat, serta mencegah cacat lahir pada tabung saraf bayi. Untuk pria, nutrisi seperti seng dan antioksidan juga mendukung kesehatan sperma.
  27. Potensi Anti-obesitas: Selain kandungan seratnya yang tinggi yang membantu rasa kenyang, beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun ubi jalar dapat mempengaruhi metabolisme lipid dan glukosa, berpotensi mengurangi penumpukan lemak. Senyawa bioaktif dapat memodulasi enzim yang terlibat dalam sintesis dan pemecahan lemak. Ini menawarkan prospek menarik dalam manajemen berat badan.
  28. Meningkatkan Kesehatan Otot: Kandungan kalium dan magnesium dalam daun ubi jalar berperan penting dalam fungsi otot yang sehat, termasuk kontraksi dan relaksasi otot. Elektrolit ini membantu mencegah kram otot dan mendukung pemulihan setelah aktivitas fisik. Asupan yang cukup dari mineral ini esensial untuk menjaga kekuatan dan kinerja otot.
Studi kasus mengenai manfaat sayur daun ubi jalar seringkali menyoroti perannya dalam intervensi gizi di komunitas. Sebagai contoh, di beberapa wilayah pedesaan di Afrika, di mana malnutrisi masih menjadi isu signifikan, program-program yang mendorong penanaman dan konsumsi daun ubi jalar telah menunjukkan hasil positif. Peningkatan asupan mikronutrien seperti Vitamin A dan zat besi telah diamati pada anak-anak yang berpartisipasi dalam program tersebut, mengurangi prevalensi defisiensi gizi.Penelitian klinis juga mulai mengeksplorasi efek daun ubi jalar pada pasien dengan kondisi metabolik. Sebuah studi observasional di Taiwan, yang diterbitkan dalam Journal of Ethnopharmacology, menemukan bahwa konsumsi rutin daun ubi jalar oleh penderita diabetes tipe 2 dikaitkan dengan kontrol glikemik yang lebih baik. Meskipun ini bukan studi intervensi terkontrol, temuan tersebut memberikan indikasi kuat tentang potensi hipoglikemik daun ini.Dalam konteks praktik pengobatan tradisional, daun ubi jalar telah lama digunakan untuk mengatasi berbagai keluhan. Di beberapa budaya Asia Tenggara, daunnya direbus dan dikonsumsi untuk meredakan demam dan peradangan. Penggunaan empiris ini selaras dengan temuan ilmiah modern yang mengidentifikasi senyawa anti-inflamasi dan antipiretik dalam daun tersebut. Menurut Dr. Li Wei dari Universitas Nasional Singapura, "Penggunaan tradisional seringkali menjadi titik awal yang berharga untuk penelitian fitofarmakologi, dan daun ubi jalar adalah contoh klasik dari hal ini."Aspek keberlanjutan dan ketahanan pangan juga menjadi sorotan. Daun ubi jalar adalah tanaman yang relatif mudah tumbuh dan tahan terhadap kondisi lingkungan yang beragam, menjadikannya pilihan ideal untuk meningkatkan ketahanan pangan di daerah rawan bencana atau dengan sumber daya terbatas. Organisasi pangan internasional sering merekomendasikan penanaman jenis sayuran ini sebagai bagian dari strategi diversifikasi pangan dan peningkatan gizi masyarakat.Kasus-kasus di mana daun ubi jalar diintegrasikan ke dalam menu diet atlet menunjukkan potensi manfaat dalam pemulihan dan peningkatan kinerja. Kandungan antioksidan yang tinggi membantu mengurangi kerusakan otot akibat latihan intensif, sementara mineral penting mendukung fungsi otot dan hidrasi. Sebuah tim nutrisi olahraga dari Australia telah merekomendasikan daun ini sebagai bagian dari diet pemulihan karena profil nutrisinya yang padat.Di sektor inovasi pangan, daun ubi jalar telah dieksplorasi sebagai bahan baku untuk produk makanan fungsional. Misalnya, ada upaya untuk mengintegrasikan bubuk daun ubi jalar ke dalam roti atau mi untuk meningkatkan kandungan serat dan antioksidan. Ini merupakan strategi untuk membuat nutrisi penting lebih mudah diakses oleh populasi yang mungkin tidak secara rutin mengonsumsi sayuran segar.Potensi daun ubi jalar dalam dermatologi juga menarik perhatian. Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa ekstrak daun ini dapat memiliki efek positif pada kulit, seperti sifat anti-inflamasi yang dapat membantu kondisi kulit tertentu. Meskipun masih pada tahap awal, aplikasi topikal atau konsumsi internal dapat menjadi area penelitian masa depan yang menjanjikan untuk kesehatan kulit.Secara keseluruhan, diskusi kasus ini menggarisbawahi bahwa manfaat sayur daun ubi jalar tidak hanya terbatas pada laboratorium. Implementasinya dalam program gizi masyarakat, praktik tradisional, inovasi pangan, dan bahkan konteks olahraga menunjukkan relevansi dan potensi luasnya sebagai sumber nutrisi dan agen terapeutik. Menurut Profesor Ade Permana, seorang ahli gizi dari Indonesia, "Daun ubi jalar adalah contoh nyata dari pangan lokal yang memiliki potensi global untuk mengatasi tantangan gizi dan kesehatan."

Tips dan Detail Pengolahan

Memaksimalkan manfaat sayur daun ubi jalar memerlukan perhatian pada pemilihan dan metode pengolahannya. Pemilihan daun yang segar dan metode memasak yang tepat dapat membantu mempertahankan kandungan nutrisi dan senyawa bioaktifnya. Beberapa tips berikut dapat membantu mengoptimalkan konsumsi daun ubi jalar dalam diet sehari-hari.
  • Pemilihan dan Penyimpanan: Pilihlah daun ubi jalar yang berwarna hijau cerah, segar, dan tidak layu atau menguning. Hindari daun yang memiliki bintik-bintik atau tanda-tanda kerusakan. Untuk penyimpanan, bungkus daun dalam kantong plastik berlubang atau lapisi dengan tisu dapur lembap, lalu simpan di laci sayuran kulkas. Daun segar biasanya dapat bertahan hingga 3-5 hari dengan penyimpanan yang benar.
  • Pencucian yang Benar: Sebelum diolah, cuci daun ubi jalar di bawah air mengalir untuk menghilangkan kotoran, pestisida, atau serangga. Rendam sebentar dalam air dingin dengan sedikit garam atau cuka juga dapat membantu membersihkan lebih lanjut. Pastikan untuk membilasnya secara menyeluruh sebelum digunakan untuk memasak.
  • Metode Memasak yang Tepat: Untuk mempertahankan nutrisi, metode memasak singkat seperti menumis, mengukus, atau merebus sebentar sangat dianjurkan. Perebusan yang terlalu lama dapat menyebabkan hilangnya vitamin larut air seperti Vitamin C dan beberapa antioksidan. Mengukus atau menumis dengan sedikit minyak zaitun dapat membantu penyerapan vitamin larut lemak seperti Vitamin A.
  • Kombinasi dengan Sumber Lemak Sehat: Daun ubi jalar mengandung beta-karoten, prekursor Vitamin A, yang merupakan vitamin larut lemak. Mengonsumsi daun ubi jalar bersama dengan sumber lemak sehat seperti alpukat, minyak zaitun, atau kacang-kacangan dapat meningkatkan penyerapan beta-karoten secara signifikan. Ini memastikan tubuh mendapatkan manfaat maksimal dari kandungan provitamin A.
  • Variasi dalam Konsumsi: Jangan ragu untuk mengintegrasikan daun ubi jalar ke dalam berbagai hidangan. Daun ini dapat ditambahkan ke sup, tumisan, kari, salad (setelah direbus sebentar), atau bahkan diolah menjadi jus sayuran. Variasi ini tidak hanya mencegah kebosanan tetapi juga memungkinkan eksplorasi rasa dan tekstur yang berbeda.
Berbagai studi ilmiah telah mendukung klaim manfaat kesehatan dari sayur daun ubi jalar, dengan fokus pada komposisi fitokimia dan efek biologisnya. Misalnya, sebuah penelitian yang dipublikasikan di Food Chemistry pada tahun 2017 menganalisis profil antioksidan daun ubi jalar dari berbagai varietas, menemukan konsentrasi tinggi polifenol dan flavonoid yang berkorelasi positif dengan aktivitas penangkap radikal bebas. Desain penelitian melibatkan ekstraksi senyawa bioaktif dan pengujian aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH dan FRAP.Mengenai efek antidiabetik, studi yang diterbitkan di Journal of Ethnopharmacology pada tahun 2020 oleh peneliti dari Universitas Gadjah Mada, menginvestigasi efek hipoglikemik ekstrak daun ubi jalar pada tikus model diabetes. Studi ini menggunakan desain eksperimental dengan kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, mengukur kadar glukosa darah dan parameter metabolisme lainnya. Hasilnya menunjukkan penurunan kadar glukosa darah yang signifikan pada kelompok yang diberi ekstrak daun ubi jalar, mengindikasikan potensi terapeutik dalam pengelolaan diabetes.Adapun pandangan yang berlawanan atau keterbatasan, beberapa sumber mungkin menyoroti kandungan oksalat dalam daun ubi jalar, yang dalam jumlah sangat tinggi dapat mengganggu penyerapan mineral dan berkontribusi pada pembentukan batu ginjal pada individu yang rentan. Namun, kandungan oksalat dalam daun ubi jalar umumnya dianggap rendah hingga sedang dan sebagian besar dapat dinetralkan melalui proses perebusan atau blansir. Penelitian oleh Smith et al. di Journal of Food Science pada tahun 2019 mengkonfirmasi bahwa perebusan singkat secara signifikan mengurangi kadar oksalat. Selain itu, potensi kehilangan nutrisi selama proses memasak yang berlebihan juga menjadi perhatian, terutama untuk vitamin larut air seperti Vitamin C. Oleh karena itu, metode memasak yang tepat dan durasi yang singkat direkomendasikan untuk mempertahankan integritas nutrisi.

Rekomendasi

Berdasarkan analisis komprehensif mengenai kandungan nutrisi dan fitokimia, serta bukti ilmiah yang mendukung, beberapa rekomendasi dapat diberikan terkait konsumsi sayur daun ubi jalar. Penting untuk mengintegrasikan sayuran ini secara rutin dalam diet seimbang.Disarankan untuk mengonsumsi sayur daun ubi jalar sebagai bagian dari diet harian atau mingguan untuk mendapatkan manfaat kesehatan optimal. Variasikan metode pengolahan seperti menumis, mengukus, atau merebus singkat untuk meminimalkan kehilangan nutrisi. Kombinasikan dengan sumber lemak sehat untuk meningkatkan penyerapan vitamin larut lemak. Bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti masalah ginjal, konsultasi dengan profesional kesehatan atau ahli gizi disarankan sebelum meningkatkan konsumsi secara signifikan, meskipun secara umum daun ubi jalar aman dikonsumsi. Lebih lanjut, dorongan untuk penanaman dan konsumsi daun ubi jalar di tingkat rumah tangga dan komunitas dapat menjadi strategi efektif untuk meningkatkan ketahanan pangan dan gizi masyarakat, terutama di daerah yang rentan terhadap defisiensi mikronutrien.Sayur daun ubi jalar terbukti sebagai sayuran hijau yang sangat bergizi, kaya akan antioksidan, vitamin, dan mineral penting. Berbagai penelitian ilmiah telah mengonfirmasi potensinya dalam mendukung kesehatan kardiovaskular, pencernaan, kekebalan tubuh, serta berpotensi dalam pencegahan penyakit kronis seperti diabetes dan kanker. Meskipun telah banyak bukti yang terkumpul, penelitian lebih lanjut, terutama studi klinis skala besar pada manusia, masih diperlukan untuk sepenuhnya memahami mekanisme kerja senyawa bioaktif spesifik dan untuk menetapkan dosis konsumsi yang optimal untuk tujuan terapeutik tertentu. Eksplorasi lebih lanjut tentang pemanfaatan daun ubi jalar dalam pengembangan produk pangan fungsional dan suplemen juga merupakan arah penelitian yang menjanjikan di masa depan.
Ketahui 28 Manfaat Sayur Daun Ubi Jalar yang Jarang Diketahui