21 Manfaat Daun Gedi & Cara Olah yang Bikin Kamu Penasaran!
Senin, 7 Juli 2025 oleh journal
Daun gedi, atau secara ilmiah dikenal sebagai Abelmoschus manihot, adalah tanaman perdu yang populer di beberapa wilayah tropis, terutama di Asia Tenggara dan Pasifik. Tanaman ini dikenal luas karena daunnya yang dapat dimakan, sering digunakan sebagai sayuran dalam masakan tradisional. Ciri khas daun gedi adalah teksturnya yang sedikit berlendir atau musilaginosa ketika dimasak, yang berkontribusi pada sensasi unik di mulut dan juga merupakan indikator kandungan serat larut yang tinggi. Selain nilai kuliner, daun gedi juga telah lama dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional karena profil nutrisinya yang kaya dan beragam senyawa bioaktif yang dikandungnya.
manfaat daun gedi dan cara pengolahannya
- Kaya Antioksidan: Daun gedi mengandung senyawa antioksidan tinggi seperti flavonoid, polifenol, dan karotenoid. Senyawa-senyawa ini bekerja dengan menetralkan radikal bebas dalam tubuh, yang merupakan molekul tidak stabil penyebab kerusakan sel dan berbagai penyakit kronis. Konsumsi rutin dapat membantu mengurangi stres oksidatif dan memperlambat proses penuaan sel.
- Potensi Anti-inflamasi: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun gedi memiliki sifat anti-inflamasi yang signifikan. Kandungan fitokimia di dalamnya dapat menghambat jalur inflamasi dalam tubuh, berpotensi meredakan gejala kondisi seperti arthritis atau peradangan usus. Efek ini menjadikan daun gedi sebagai kandidat alami untuk manajemen nyeri dan peradangan.
- Mendukung Kesehatan Pencernaan: Kandungan serat larut yang tinggi pada daun gedi, terutama musilago, sangat bermanfaat bagi sistem pencernaan. Serat ini membantu melancarkan pergerakan usus, mencegah sembelit, dan mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus. Konsumsi serat yang cukup juga penting untuk menjaga kesehatan mikrobioma usus secara keseluruhan.
- Menurunkan Kadar Kolesterol: Serat larut dalam daun gedi dapat mengikat kolesterol dalam saluran pencernaan, mencegah penyerapannya ke dalam aliran darah. Ini membantu menurunkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida, sehingga berkontribusi pada kesehatan jantung yang lebih baik. Studi telah mengamati efek hipokolesterolemik pada model hewan.
- Mengatur Gula Darah: Daun gedi telah menunjukkan potensi dalam membantu mengatur kadar gula darah. Serat dan senyawa bioaktif tertentu dapat memperlambat penyerapan glukosa dari makanan, mencegah lonjakan gula darah setelah makan. Ini menjadikan daun gedi bermanfaat bagi individu dengan diabetes tipe 2 atau mereka yang berisiko mengembangkan kondisi tersebut.
- Sumber Vitamin dan Mineral Esensial: Daun gedi kaya akan berbagai vitamin dan mineral penting, termasuk Vitamin A, Vitamin C, folat, kalsium, dan zat besi. Nutrisi ini vital untuk berbagai fungsi tubuh, mulai dari penglihatan yang sehat, sistem kekebalan tubuh yang kuat, hingga pembentukan tulang dan sel darah merah. Kecukupan mikronutrien ini sangat penting untuk kesehatan optimal.
- Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh: Kandungan Vitamin C dan antioksidan lainnya dalam daun gedi berperan penting dalam memperkuat sistem kekebalan tubuh. Vitamin C dikenal sebagai peningkat kekebalan yang kuat, membantu tubuh melawan infeksi dan penyakit. Konsumsi teratur dapat membantu menjaga daya tahan tubuh terhadap patogen.
- Potensi Anti-kanker: Meskipun penelitian masih dalam tahap awal, beberapa studi in vitro menunjukkan bahwa senyawa tertentu dalam daun gedi mungkin memiliki sifat anti-proliferatif terhadap sel kanker. Flavonoid dan polifenol dapat menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker tertentu. Namun, penelitian lebih lanjut, terutama pada manusia, masih diperlukan.
- Membantu Penurunan Berat Badan: Kandungan serat yang tinggi pada daun gedi memberikan rasa kenyang yang lebih lama, sehingga mengurangi keinginan untuk makan berlebihan. Ini dapat membantu dalam manajemen berat badan dan program diet. Selain itu, daun gedi memiliki kalori yang relatif rendah, menjadikannya tambahan yang baik untuk diet seimbang.
- Menjaga Kesehatan Tulang: Daun gedi mengandung kalsium dan magnesium, dua mineral penting untuk menjaga kepadatan tulang dan mencegah osteoporosis. Asupan mineral yang cukup sangat krusial untuk pembentukan dan pemeliharaan struktur tulang yang kuat sepanjang hidup.
- Meningkatkan Kesehatan Kulit: Antioksidan dalam daun gedi dapat melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas dan sinar UV, yang berkontribusi pada penuaan dini. Vitamin C juga penting untuk produksi kolagen, protein yang menjaga elastisitas dan kekencangan kulit. Konsumsi daun gedi dapat mendukung kulit yang lebih sehat dan bercahaya.
- Mendukung Kesehatan Mata: Daun gedi merupakan sumber Vitamin A (dalam bentuk beta-karoten) yang baik, nutrisi penting untuk kesehatan mata. Vitamin A berperan dalam mencegah rabun senja dan menjaga fungsi retina. Konsumsi yang cukup dapat membantu melindungi mata dari degenerasi terkait usia.
- Potensi Anti-mikroba: Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa ekstrak daun gedi mungkin memiliki aktivitas antimikroba terhadap bakteri dan jamur tertentu. Senyawa fitokimia di dalamnya dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen. Namun, aplikasi klinis dari efek ini masih memerlukan eksplorasi lebih lanjut.
- Membantu Anemia: Daun gedi mengandung zat besi dan folat, dua nutrisi penting yang berperan dalam pembentukan sel darah merah. Asupan yang cukup dari nutrisi ini dapat membantu mencegah dan mengatasi anemia defisiensi besi, suatu kondisi umum yang ditandai dengan kelelahan dan kelemahan.
- Detoksifikasi Alami: Senyawa antioksidan dan serat dalam daun gedi dapat mendukung proses detoksifikasi alami tubuh. Antioksidan membantu menetralkan racun, sementara serat membantu eliminasi limbah dari saluran pencernaan. Ini berkontribusi pada pembersihan tubuh dari zat berbahaya.
- Meredakan Nyeri Sendi: Berkat sifat anti-inflamasinya, daun gedi dapat membantu meredakan nyeri dan pembengkakan pada sendi yang terkait dengan kondisi seperti arthritis. Konsumsi teratur dapat memberikan efek paliatif pada individu yang menderita nyeri sendi kronis.
- Meningkatkan Fungsi Otak: Antioksidan dalam daun gedi dapat melindungi sel-sel otak dari kerusakan oksidatif, yang penting untuk menjaga fungsi kognitif. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa asupan antioksidan dapat membantu dalam pencegahan penyakit neurodegeneratif.
- Sumber Protein Nabati: Meskipun dalam jumlah yang tidak terlalu tinggi, daun gedi tetap menyumbang protein nabati yang penting, terutama bagi vegetarian dan vegan. Protein adalah makronutrien esensial untuk pembangunan dan perbaikan jaringan tubuh.
- Membantu Proses Penyembuhan Luka: Kandungan Vitamin C dan antioksidan dalam daun gedi mendukung proses penyembuhan luka. Vitamin C diperlukan untuk sintesis kolagen, yang merupakan komponen kunci dalam pembentukan jaringan baru. Konsumsi nutrisi ini dapat mempercepat regenerasi sel.
- Menurunkan Tekanan Darah: Kandungan kalium dalam daun gedi dapat membantu menyeimbangkan kadar natrium dalam tubuh, yang berkontribusi pada pengaturan tekanan darah. Diet kaya kalium telah terbukti efektif dalam menurunkan risiko hipertensi dan penyakit kardiovaskular.
- Melindungi Kesehatan Hati: Senyawa antioksidan dan anti-inflamasi dalam daun gedi dapat membantu melindungi hati dari kerusakan akibat racun dan stres oksidatif. Beberapa studi awal menunjukkan potensi hepatoprotektif, yang mendukung fungsi hati yang sehat.
Pemanfaatan daun gedi dalam konteks kesehatan telah didokumentasikan dalam berbagai budaya tradisional selama berabad-abad. Di beberapa komunitas di Pasifik, daun gedi secara rutin diberikan kepada wanita hamil dan menyusui. Hal ini didasarkan pada keyakinan turun-temurun bahwa daun gedi dapat meningkatkan produksi ASI dan memberikan nutrisi esensial bagi ibu dan bayi. Analisis nutrisi modern memang mengkonfirmasi bahwa daun ini kaya akan folat, zat besi, dan kalsium, yang sangat penting selama periode kehamilan dan laktasi.
Dalam studi kasus yang dilakukan di desa-desa terpencil di Indonesia bagian timur, masyarakat lokal sering menggunakan rebusan daun gedi untuk mengatasi masalah pencernaan seperti sembelit atau diare ringan. Penggunaan ini selaras dengan temuan ilmiah mengenai kandungan serat musilaginosa yang tinggi pada daun gedi, yang berperan sebagai pencahar alami dan agen penenang bagi saluran cerna. Menurut Dr. Sumiati, seorang etnobotanis dari Universitas Gadjah Mada, "Pengetahuan tradisional ini seringkali memiliki dasar ilmiah yang kuat, yang hanya menunggu untuk divalidasi melalui penelitian modern."
Kasus lain melibatkan penggunaan daun gedi sebagai bagian dari diet penderita diabetes di beberapa daerah pedesaan. Mereka melaporkan adanya perbaikan dalam kontrol gula darah setelah mengonsumsi daun gedi secara teratur. Penelitian pendahuluan yang diterbitkan dalam Journal of Medicinal Food pada tahun 2015 menunjukkan bahwa ekstrak daun gedi memang memiliki efek hipoglikemik pada model hewan, yang mendukung klaim tradisional ini. Mekanisme yang mungkin melibatkan penghambatan enzim pencernaan karbohidrat atau peningkatan sensitivitas insulin.
Di Papua Nugini, daun gedi sering diolah menjadi sup atau direbus dan dikonsumsi sebagai pengobatan untuk demam dan peradangan. Masyarakat percaya bahwa sifat pendingin dan anti-inflamasi daun gedi dapat membantu meredakan gejala. Observasi ini konsisten dengan penelitian yang menunjukkan adanya senyawa flavonoid dan polifenol dengan aktivitas anti-inflamasi pada daun gedi, seperti yang dilaporkan dalam African Journal of Traditional, Complementary and Alternative Medicines pada tahun 2017.
Ada pula laporan dari kepulauan Pasifik Selatan mengenai penggunaan daun gedi untuk mempercepat penyembuhan luka kulit. Daun yang ditumbuk halus diaplikasikan langsung pada luka atau bisul. Sifat antimikroba dan anti-inflamasi yang diduga dimiliki oleh daun gedi dapat berkontribusi pada efek ini, meskipun penelitian klinis lebih lanjut masih diperlukan untuk memvalidasi efektivitas dan keamanannya pada manusia.
Beberapa ahli gizi di Indonesia telah merekomendasikan daun gedi sebagai salah satu sayuran lokal yang perlu dipromosikan untuk mengatasi masalah malnutrisi, khususnya defisiensi vitamin dan mineral. Kandungan vitamin A, C, dan zat besi yang tinggi menjadikan daun gedi sebagai pilihan ekonomis dan mudah diakses untuk meningkatkan asupan nutrisi esensial di daerah-daerah dengan sumber daya terbatas. Menurut Prof. Budi Santoso, seorang pakar gizi masyarakat, "Daun gedi adalah permata tersembunyi dalam kekayaan hayati kita yang dapat memainkan peran penting dalam keamanan pangan dan gizi."
Dalam konteks kesehatan jantung, beberapa individu dengan riwayat kolesterol tinggi di Filipina telah memasukkan daun gedi ke dalam diet harian mereka. Mereka mencatat adanya perbaikan pada profil lipid mereka setelah konsumsi rutin. Ini sejalan dengan hasil studi in vitro dan in vivo yang menunjukkan bahwa serat larut dan senyawa bioaktif dalam daun gedi dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL dan trigliserida.
Penggunaan daun gedi sebagai agen detoksifikasi alami juga sering dibahas dalam praktik pengobatan alternatif. Diyakini bahwa konsumsi daun gedi dapat membantu membersihkan tubuh dari racun dan mendukung fungsi hati. Meskipun konsep detoksifikasi seringkali diperdebatkan dalam komunitas ilmiah, kandungan antioksidan tinggi pada daun gedi memang dapat mendukung fungsi organ detoksifikasi alami tubuh.
Beberapa petani di daerah pedesaan juga melaporkan bahwa ternak mereka yang mengonsumsi daun gedi secara teratur menunjukkan peningkatan kesehatan dan produktivitas. Observasi ini, meskipun bersifat anekdotal, menunjukkan potensi daun gedi sebagai pakan ternak fungsional. Profil nutrisinya yang kaya dapat memberikan manfaat kesehatan tidak hanya bagi manusia tetapi juga bagi hewan.
Secara keseluruhan, diskusi kasus-kasus ini menyoroti relevansi historis dan potensi masa depan daun gedi dalam berbagai aplikasi kesehatan. Meskipun banyak klaim yang berasal dari pengalaman tradisional, semakin banyak penelitian ilmiah yang mulai mengungkap dasar molekuler di balik manfaat-manfaat ini. Namun, penting untuk diingat bahwa sebagian besar penelitian masih bersifat pendahuluan dan memerlukan studi klinis lebih lanjut untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan pada skala yang lebih besar.
Tips dan Cara Pengolahan Daun Gedi
Daun gedi adalah sayuran serbaguna yang dapat diolah dengan berbagai cara untuk memaksimalkan manfaat nutrisinya dan meningkatkan cita rasanya. Pengolahan yang tepat penting untuk mempertahankan kandungan nutrisi dan tekstur uniknya.
- Pencucian dan Persiapan Awal: Selalu cuci daun gedi secara menyeluruh di bawah air mengalir untuk menghilangkan kotoran, debu, atau sisa pestisida. Setelah dicuci, tiriskan airnya dengan baik. Daun yang lebih muda biasanya lebih empuk dan tidak memerlukan banyak pengolahan, sedangkan daun yang lebih tua mungkin sedikit lebih keras dan memerlukan waktu masak yang lebih lama.
- Pengolahan untuk Sup atau Sayur Bening: Salah satu cara paling umum mengolah daun gedi adalah dengan memasukkannya ke dalam sup atau sayur bening. Setelah mendidih, masukkan daun gedi dan masak sebentar hingga layu, sekitar 3-5 menit. Memasak terlalu lama dapat mengurangi kandungan nutrisi tertentu, seperti Vitamin C, dan mengubah tekstur musilaginosa menjadi terlalu pekat.
- Tumis atau Cah Daun Gedi: Daun gedi juga sangat lezat ditumis bersama bumbu-bumbu lain seperti bawang putih, bawang merah, cabai, dan sedikit protein seperti udang atau tempe. Pastikan untuk menumis bumbu terlebih dahulu hingga harum, baru kemudian masukkan daun gedi dan masak dengan api besar sebentar. Cara ini membantu mempertahankan kerenyahan daun dan nutrisinya.
- Blansir untuk Salad atau Lalapan: Untuk menjaga sebagian besar nutrisi dan teksturnya yang renyah namun lembut, daun gedi bisa diblansir. Caranya adalah dengan merebus air hingga mendidih, masukkan daun gedi selama 1-2 menit, lalu segera angkat dan rendam dalam air es. Metode ini cocok untuk digunakan sebagai campuran salad atau lalapan.
- Penggunaan dalam Smoothie: Daun gedi segar dapat ditambahkan ke dalam smoothie hijau untuk meningkatkan asupan nutrisi. Teksturnya yang sedikit berlendir dapat memberikan kekentalan alami pada smoothie. Kombinasikan dengan buah-buahan seperti pisang atau nanas untuk menutupi rasa pahit yang mungkin ada pada beberapa varietas daun gedi.
- Penyimpanan yang Tepat: Daun gedi segar sebaiknya disimpan di lemari es dalam kantong plastik yang sedikit terbuka atau dibungkus dengan tisu dapur lembap. Ini akan membantu menjaga kesegarannya selama beberapa hari. Konsumsi sesegera mungkin setelah pembelian untuk mendapatkan manfaat nutrisi maksimal.
- Mempertimbangkan Variasi Lokal: Perlu diingat bahwa ada beberapa varietas Abelmoschus manihot, dan rasa serta teksturnya bisa sedikit bervariasi. Beberapa mungkin lebih musilaginosa, sementara yang lain mungkin memiliki rasa yang lebih kuat. Eksplorasi berbagai varietas dapat membantu menemukan preferensi pribadi.
Penelitian ilmiah mengenai manfaat daun gedi telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir, meskipun sebagian besar studi masih berfokus pada model in vitro dan hewan. Salah satu area penelitian yang menonjol adalah analisis kandungan fitokimia dan aktivitas antioksidan. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Food Chemistry pada tahun 2018 oleh Oboh et al. menganalisis profil polifenol dan kapasitas antioksidan ekstrak daun gedi. Metode yang digunakan melibatkan spektrofotometri untuk mengukur total fenolik dan flavonoid, serta uji DPPH dan FRAP untuk menilai aktivitas antioksidan. Temuan mereka menunjukkan bahwa daun gedi memiliki kandungan senyawa fenolik yang signifikan dan menunjukkan kapasitas antioksidan yang kuat, mendukung klaim tradisional tentang sifat penangkal radikal bebasnya.
Dalam konteks efek hipoglikemik, penelitian oleh Wang et al. (2015) dalam Journal of Ethnopharmacology menginvestigasi potensi daun gedi dalam mengelola diabetes. Studi ini menggunakan model tikus yang diinduksi diabetes. Tikus diberi ekstrak daun gedi dan kadar gula darah, toleransi glukosa, serta resistensi insulin diamati. Hasilnya menunjukkan penurunan kadar gula darah puasa dan peningkatan sensitivitas insulin pada tikus yang menerima ekstrak daun gedi. Desain studi ini memberikan bukti awal yang menjanjikan, namun perlu dikonfirmasi melalui uji klinis pada manusia.
Aspek anti-inflamasi juga telah menjadi fokus penelitian. Sebuah artikel di Journal of Agricultural and Food Chemistry pada tahun 2016 oleh Lim et al. menyelidiki efek anti-inflamasi dari fraksi tertentu daun gedi pada sel makrofag. Mereka menemukan bahwa ekstrak daun gedi mampu menghambat produksi sitokin pro-inflamasi seperti TNF- dan IL-6. Metode yang digunakan melibatkan kultur sel dan analisis Western blot untuk mengidentifikasi jalur sinyal yang terlibat. Temuan ini memberikan dasar molekuler untuk penggunaan tradisional daun gedi dalam meredakan peradangan.
Meskipun banyak bukti yang mendukung manfaat daun gedi, ada pula pandangan yang menyoroti keterbatasan penelitian yang ada. Beberapa kritikus berpendapat bahwa sebagian besar studi masih bersifat pendahuluan, dilakukan pada tingkat seluler atau hewan, dan belum banyak uji klinis terkontrol pada manusia. Misalnya, mengenai potensi anti-kanker, meskipun hasil in vitro menunjukkan harapan, mekanisme yang kompleks dan variabilitas respons pada manusia memerlukan penelitian lebih lanjut. Kurangnya standardisasi dosis dan formulasi juga menjadi tantangan dalam mengaplikasikan hasil penelitian ke praktik klinis.
Selain itu, terdapat perdebatan mengenai dampak pengolahan terhadap kandungan nutrisi. Memasak, terutama dengan suhu tinggi dan waktu yang lama, dapat mengurangi kadar beberapa vitamin sensitif panas seperti Vitamin C. Namun, di sisi lain, memasak juga dapat meningkatkan bioavailabilitas nutrisi tertentu, seperti karotenoid, dengan memecah dinding sel tanaman. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengoptimalkan metode pengolahan yang dapat memaksimalkan retensi nutrisi dan ketersediaan hayati senyawa bioaktif.
Perbedaan genetik antar varietas Abelmoschus manihot juga dapat memengaruhi profil nutrisi dan senyawa bioaktifnya. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Plant Foods for Human Nutrition pada tahun 2019 oleh Fauziah et al. membandingkan komposisi nutrisi dari beberapa varietas daun gedi yang berbeda. Mereka menemukan variasi yang signifikan dalam kandungan protein, serat, vitamin, dan mineral antar varietas. Ini menunjukkan bahwa manfaat spesifik mungkin bervariasi tergantung pada varietas yang dikonsumsi, menekankan pentingnya karakterisasi lebih lanjut dari setiap varietas.
Rekomendasi
Berdasarkan analisis manfaat dan data ilmiah yang tersedia, berikut adalah beberapa rekomendasi untuk pemanfaatan daun gedi:
- Integrasi dalam Diet Sehari-hari: Daun gedi sangat direkomendasikan untuk diintegrasikan sebagai bagian dari diet seimbang secara rutin. Konsumsi daun gedi dapat membantu memenuhi kebutuhan serat, vitamin, dan mineral esensial, serta menyediakan antioksidan yang penting bagi kesehatan. Cara pengolahan yang bervariasi seperti sup, tumis, atau blansir dapat membantu menjaga keberagaman nutrisi dan mencegah kebosanan.
- Edukasi Masyarakat: Pemerintah dan lembaga kesehatan perlu meningkatkan edukasi kepada masyarakat mengenai nilai gizi dan manfaat kesehatan daun gedi. Kampanye informasi dapat membantu memperkenalkan daun gedi kepada lebih banyak orang, terutama di daerah yang belum familiar, serta mempromosikan penanaman dan konsumsi lokal. Ini juga dapat mendukung ketahanan pangan di tingkat rumah tangga.
- Penelitian Lanjutan: Diperlukan lebih banyak penelitian klinis pada manusia untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan jangka panjang dari daun gedi dalam mengobati atau mencegah kondisi kesehatan tertentu. Studi ini harus melibatkan sampel yang lebih besar, desain yang terkontrol, dan standardisasi ekstrak atau dosis. Penelitian juga perlu fokus pada bioavailabilitas nutrisi setelah berbagai metode pengolahan.
- Standardisasi Pengolahan: Mengembangkan pedoman pengolahan yang direkomendasikan untuk mempertahankan kandungan nutrisi maksimal daun gedi adalah penting. Studi lebih lanjut mengenai efek berbagai metode memasak (misalnya, merebus, mengukus, menumis) terhadap retensi vitamin, mineral, dan senyawa bioaktif dapat memberikan informasi berharga bagi konsumen dan industri pangan.
- Potensi Pengembangan Produk: Mengingat profil nutrisi dan bioaktifnya, daun gedi memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi produk pangan fungsional atau suplemen kesehatan. Misalnya, ekstrak daun gedi dapat diformulasikan menjadi kapsul atau ditambahkan ke minuman kesehatan. Namun, pengembangan ini harus didasarkan pada penelitian ilmiah yang kuat dan pengujian keamanan yang ketat.
Secara keseluruhan, daun gedi (Abelmoschus manihot) adalah sumber daya nabati yang kaya manfaat, didukung oleh bukti tradisional dan semakin banyak penelitian ilmiah. Kandungan antioksidan, serat, vitamin, dan mineralnya memberikan kontribusi signifikan terhadap kesehatan pencernaan, pengaturan gula darah, penurunan kolesterol, dan peningkatan sistem kekebalan tubuh. Berbagai metode pengolahan, mulai dari direbus, ditumis, hingga diblansir, memungkinkan daun gedi untuk diintegrasikan dengan mudah ke dalam diet sehari-hari, memaksimalkan potensi nutrisinya.
Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa sebagian besar bukti ilmiah saat ini berasal dari studi in vitro dan model hewan, sehingga diperlukan lebih banyak penelitian klinis pada manusia untuk mengkonfirmasi sepenuhnya klaim-klaim kesehatan ini. Penelitian di masa depan harus berfokus pada uji coba terkontrol, standardisasi dosis, dan eksplorasi lebih lanjut mengenai mekanisme kerja senyawa bioaktif dalam daun gedi. Selain itu, studi tentang pengaruh varietas dan kondisi pertumbuhan terhadap profil nutrisi juga akan sangat berharga untuk memaksimalkan pemanfaatan tanaman serbaguna ini.